Tantangan Pendidikan Kejuruan dalam Era Perdagangan Bebas

Authors

  • Djafar Wonggo

Abstract

Di era perdagangan bebas yang secara bertahap berlaku mulai tahun 2003 untuk kawasan
Asia Tenggara (AFTA) dan tahun 2020 untuk kawasan Asia-Pasific (APEC), dunia usaha/industri
harus meningkatkan kompetensi tenaga kerjanya agar dapat meningkatkan mutu dan ragam
produknya yang dapat bersaing di pasar bebas. Sebagai Lembaga Pendidikan Kejuruan perlu juga
menyikapi keadaan ini mengingat bahwa tujuan utamanya adalah memberikan bekal keterampilan
dan pengetahuan agar tamatannya menjadi tenaga kerja yang produktif, mampu mendapatkan
pendapatan dan taraf hidup serta dapat mengembangkan dirinya dalam menghadapi perubahan yang
semakin cepat. SMK sebagai salah satu lembaga pendidikan kejuruan bertujuan untuk
mempersiapkan siswa dan lulusannya sebagai tenaga kerja tingkat menengah berpotensi mencetak
sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Lembaga ini juga dapat mengakomodir kebutuhan
pasar dan meningkatkan ekonomi masyarakat dengan mengangkat keunggulan lokal sebagai modal
daya saing bangsa, sebagaimana yang dituangkan dalam tujuan pendirian SMK itu sendiri. Lulusan
diharapkan tidak hanya unggul di daerah saja, tetapi dengan kekuatan sistem yang ada tamatan pun
diharapkan memiliki jati diri bangsa dan keunggulan kompetitif di pasar nasional maupun
internasional. Pendidikan Kejuruan memiliki keunggulan dalam skill intensive, menghadapi
globalisasi perdagangan dan investasi, mendidik dan melatih tenaga terampil, memiliki multi fungsi,
dan berwawasan link-and-match.
Kata Kunci: AFTA, APEC, SMK, globalisasi, link-and-match

Downloads

Published

2012-04-24

Issue

Section

Articles