PENGINTEGRASIAN PSAK NO. 1 DAN PSAK NO.45 DALAM PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN KEUANGAN PADA TRADISI NAMPAH BATU (STUDI KASUS PADA DESA DEPEHA, KECAMATAN KUBUTAMBAHAN, KABUPATEN BULELENG).

Authors

  • Nyoman Sintya Swandewi Triputri .
  • I Gusti Ayu Purnamawati, S.E., M.Si. Ak. .
  • Putu Sukma Kurniawan, S.T., M.A. .

DOI:

https://doi.org/10.23887/jimat.v8i2.13307

Abstract

Pelaksanaan pengintegrasiaan PSAK atau standar akuntansi kedalam pelaporan dan pertanggungjawaban organisasi kecil dalam pelaksanaan kesenian maupun tradisi secara maksimal sangat berpengaruh terhadap kelangsungan dari organisasi itu sendiri. Untuk itu disini peneliti melakukan penelitian di Desa Depeha, karena peneliti disini menemukan fenomena unik seperti Desa Depeha merupakan Desa Bali Aga yang merupakan penduduk asli Bali yang menggunakan tradisi asli seperti tradisi yang terkenal sampai saat ini yaitu tradisi nampah batu. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif yang mentitikberatkan pada deskripsi serta interpretasi perilaku manusia. Data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi dan studi dokumen. Data ini selanjutnya diolah melalui tiga tahapan, yaitu: 1) reduksi data, 2) penyajian data, 3) analisis data dan penarik kesimpulan berdasarkan teori yang telah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan Sistem pelaporan keuangan yang di realisasikan pada tradisi nampah batu adalah sangat sederhana baik dalam segi penerimaan dan pengeluaran kas untuk keperluan aktivitas operasional desa adat, sehingga pengelolaan ini hanya berdasarkan kepercayaan krama yang di berikan secara berkesinambungan. Dalam tradisi nampah batu, desa adat depeha telah menerapkan sebagian besar unsur-unsur akuntabilitas, yakni transparansi, kontrol, responsibilitas, dan responsivitas. Tetapi ada salah satu unsur yang belum optimal diterapkan yakni menerapkan liabilitas dan evaluasi atas value for money dalam pengelolaan keuangannya.
Kata Kunci : Tradisi Nampah Batu, Laporan Keuangan, PSAK

Implementation of the integration of PSAK or accounting standards into reporting and small organizational accountability in the implementation of art and tradition to the maximum greatly affect the continuity of the organization itself. For that here researchers do research in Depeha Village, because researchers here find unique phenomena such as Depeha Village is a Bali Aga Village which is a native of Bali who uses the original tradition such as the famous tradition to date that is the tradition of stone nampah. This research is conducted by qualitative method that focuses on the description and interpretation of human behavior. Data were obtained through in-depth interviews, observations and document studies. This data is further processed through three stages, namely: 1) data reduction, 2) data presentation, 3) data analysis and drawing conclusions based on predetermined theories. The results of this study indicate that the financial reporting system that is realized nampah batu tradition is very simple both in terms of cash receipts and disbursements for the operational needs of traditional villages, so that this management is only based on the trust of krama which is given on an ongoing basis. In the nampah batu tradition , the traditional village of depeha has applied most of the elements of accountability, namely transparency, control, responsiveness, and responsiveness. But there is one element that has not been optimally applied ie applying liability and evaluation of value for money in its financial management.
keyword : Tradisi Nampah Batu, Financial Statements, PSAK

Published

2018-02-20

Issue

Section

Articles