EKSTRAKSI BIJIH NIKEL DAN BESI DARI SAMPEL LATERIT MENGGUNAKAN PEMANGGANGAN BATUBARA DAN PELINDIAN ASAM KLORIDA

Authors

  • Iwan Hastiawan
  • Andi Agrah Arundana Dj
  • Diana Rakhmawaty E

Abstract

Abstrak
Penggunaan nikel dan besi telah digunakan sejak 3500 SM, tapi pertama kali diisolasi dan diklasifikasikan sebagai suatu unsur kimia pada tahun 1751 oleh Axel Fredrik Cronstedt. Logam besi dan nikel di alam terdapat dalam berbagai bentuk mineral, tetapi yang utama diantaranya hanyalah dua yaitu sulfide dan oksida. Di Indonesia, bijih nikel laterit ini menyebar pada beberapa lokasi di Kalimantan, Sulawesi, Kep. Maluku dan Papua. Sampel tanah laterit yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Sorowako, Sulawesi Selatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengekstraksi bijih besi dan nikel laterit dengan menggunakan metode piro-hidrometalurgi. Tanah laterit digerus sampai berukuran -200 mesh lalu dipanggang dengan batubara kemudian dikarakterisasi dengan XRF dan AAS, setelah itu diekstraksi dengan asam klorida dengan variasi 1 N, 2 N, 3 N, dan 4 N pada suhu 90oC kemudian dikarakterisasi dengan AAS kembali, dan residu dari sampel pelarutan, dilarutkan kembali menggunakan penambahan asam perklorat dan asam florida. Pelarutan sampel yang dipanggang pada suhu 900oC selama 60 menit dan menggunakan konsentrasi asam klorida 4 N memberikan hasil ekstraksi terbaik nikel 94,62 % dan besi 92,60 %.

Published

2012-12-15

Issue

Section

Seminar Nasional MIPA