ANEMIA DEFISIENSI BESI: DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA

Authors

  • Putu Arya Nugraha Universitas Pendidikan Ganesha
  • Anak Agung Gede Wira Pratama Yasa Universitas Pendidikan Ganesha

DOI:

https://doi.org/10.23887/gm.v2i1.47015

Abstract

Anemia merupakan keadaan dimana seseorang memiliki kadar hemoglobin (Hb) <13g/dL pada laki-laki atau <12g/dL pada perempuan. Penyakit ini merupakan penyebab kecacatan tertinggi kedua di dunia dimana sekitar 25% orang di dunia ini terkena anemia. Diperkirakan bahwa setengah dari populasi penderita anemia tersebut terkena Anemia Defisiensi Besi (ADB). ADB merupakan anemia yang timbul akibat berkurangnya cadangan besi dalam tubuh. Penyakit ini dikaitkan oleh kelompok berisiko yaitu wanita, ibu hamil, anak balita-remaja, dan faktor sosio-ekonomi yang rendah. Penyakit ini memiliki gejala klinis seperti anemia pada umumnya dan dapat ditemukan gejala khas seperti kuku sendok, stomatitis angularis, disfagia, dan atropi papil lidah. Diagnosis dapat dilakukan melalui pemeriksaan darah lengkap, apusan darah tepi, dan status besi pada pasien. Prinsip utama dalam penanganan ADB yaitu suplementasi zat besi dan atasi penyebab terjadinya ADB, serta pemberian transfusi darah dengan indikasi tertentu. Apabila ADB tidak ditangani dengan baik, penyakit ini dapat menyebabkan gangguan pada kognitif, penurunan aktivitas, dan perubahan tingkah laku pada pasien.

Downloads

Published

2022-06-05

Issue

Section

Articles