HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA

Authors

  • Ni Putu Dewi Sri Wahyuni Universitas Pendidikan Ganesha
  • Made Suadnyani Pasek
  • Ni Luh Putu Pranena Sastri

DOI:

https://doi.org/10.23887/gm.v3i2.67615

Keywords:

Stunting, Balita, ASI Eksklusif, MP-ASI (Makanan Pendamping ASI)

Abstract

Abstrak

Stunting merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup menjadi perhatian di Indonesia saat ini. Stunting menjadi permasalahan karena berhubungan dengan meningkatnya risiko terjadinya kesakitan dan kematian, perkembangan otak suboptimal sehingga perkembangan motorik terlambat dan terhambatnya pertumbuhan mental. Berdasarkan data Riskesdas 2013 terjadi peningkatan kasus stunting di Indonesia dari dari 36,8% pada tahun 2010 menjadi 37,2% pada tahun 2013.Terdapat beberapa faktor risiko yang menyebabkan timbulnya stunting diantaranya ASI Eksklusif dan MP-ASI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemberian ASI Eksklusif dan MP-ASI dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di Desa Sekumpul, Kecamatan Sawan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif observasional analitik dengan pendekatan cross sectional di Desa Sekumpul, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng. Subyek penelitian adalah ibu yang memiliki balita usia 24-59 bulan yang berjumlah 50 orang.  Analisis statistik dengan analisis regresi logistik ganda. Pengumpulan data dengan melihat buku KMS dan Wawancara. Pada penelitian ini tidak ditemukan hubungan antara ASI Eksklusif dengan status stunting. Ditemukan adanya hubungan antara MP-ASI dalam hal usia pemberian, frekuensi pemberian, dan porsi pemberian MP-ASI dengan status stunting.

Kata kunci: Stunting, Balita, ASI Eksklusif, MP-ASI (Makanan Pendamping ASI)

 

Abstract

Stunting is one of the health problems that is getting enough attention in Indonesia at this time. Stunting is a problem because it is associated with an increased risk of morbidity and mortality, suboptimal brain development resulting in delayed motor development and retarded mental growth. Based on Riskesdas 2013 data, there was an increase in cases of stunting in Indonesia from 36.8% in 2010 to 37.2% in 2013. There are several risk factors that cause stunting, including exclusive breastfeeding and complementary breastfeeding. This study aims to determine the relationship between exclusive breastfeeding and complementary breastfeeding with the incidence of stunting in toddlers aged 24-59 months in Sekumpul Village, Sawan District. This research used quantitative observational analytic research with a cross sectional approach in Sekumpul Village, Sawan District, Buleleng Regency. The research subjects were mothers who had toddlers aged 24-59 months, with total subjects 50 peoples. Statistical analysis with multiple logistic regression analysis. Data collection by looking at KMS books and interviews. In this study, no relationship was found between exclusive breastfeeding and stunting status. It was found that there was a relationship between complementary breastfeeding in terms of age given, frequency of giving, and with stunting status.

Keywords : Stunting, Toddler, Exclusive Breastfeeding, Complementary Breastfeeding

References

Bappenas (2012). Kerangka Kebijakan Gerakan Sadar Gizi dalam Rangka Seribu Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK). Jakarta (ID)

Balitbang Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Kemenkes RI.

WHO (2007). WHO Child Growth Standards 5-19 Years: New York.

Pangalila YV, dkk. Hubungan Antara Riwayat Pemberian ASI Eksklusif dengan Stunting pada Anak Usia 6-24 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Koya Kabupaten Minahasa. Jurnal Kesmas. 2018;7(3):1-7

Pangkong M, dkk. Hubungan Antara Pemberian ASI Eksklusif dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 13-36 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Soner. Jurnal Kesmas. 2017;6(3):1-8

Hanum NH. Hubungan Tinggi Badan Ibu dan Riwayat Pemberian MP-ASI dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-59 Bulan. Amerta Nutrition. 2019:78-84.

Widyaswari R. Hubungan Waktu Pengenalan Makanan Pendamping ASI dengan Status Gizi pada Bayi usia 6-24 bulan di Kecamatan Banjarsari Surakarta [skripsi]. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret; 2011.

Pibriyanti K & Atmojo D. Hubungan Tekstur Makanan Pendamping ASI dengan Status Gizi Balita Usia 6-12 Bulan di Puskesmas Trucuk I Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten. Jurnal Gizi dan Kesehatan. 2017;9(22):217-222.

Downloads

Published

2023-12-06

Issue

Section

Articles