https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/GM/issue/feed Ganesha Medicina 2023-11-18T05:01:52+00:00 dr. Ni Nyoman Mestri Agustini, M. Kes., M. Biomed., Sp. N nyoman.mestri@undiksha.ac.id Open Journal Systems <p><strong>Ganesha Medicina</strong> is published by Medicine Faculty Unversitas Pendidikan Ganesha, Bali- Indonesia. Ganesha Medicina Journal is open access, double-blinded peer-reviewed journal. This journal aiming to communicate high-quality research articles, case report, reviews and general articles in the field of. All papers published in Ganesha Medicina journal are freely available as downloadable pdf files. Ganesha Medicina Journal publish articles which encompass all aspects of basic research/clinical studies related to the field of medical sciences. The Journal welcomes contributions which promote the exchange of ideas and rational discourse between practising educators and medical researchers all over the world. The journal began its publication on March 2021 and published twice a year (March and September). ISSN-Online <strong><a href="https://portal.issn.org/resource/ISSN/2797-8672" target="_blank" rel="noopener">2797-8672</a></strong></p> https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/GM/article/view/67707 SINDROM ORTNER (CARDIO VOCAL HOARSENESS): KASUS KLASIK DAN TIDAK UMUM DI DAERAH RURAL 2023-09-04T04:23:41+00:00 Ngurah Agung Reza Satria Nugraha Putra ngurah.agungreza@gmail.com <p>Demam rematik merupakan penyebab utama stenosis mitral di seluruh dunia. Sindrom Ortner (<em>cardiovocal syndrome</em>) adalah komplikasi yang jarang terjadi pada stenosis mitral rematik. Hal ini disebabkan oleh kelumpuhan saraf laring kiri yang berulang, terutama disebabkan oleh penekanan saraf mekanis dari struktur kardiovaskular yang membesar. Seorang wanita berusia 76 tahun dengan penyakit jantung rematik kronis mengeluhkan suara serak selama 17 hari disertai sesak napas, mual, dan muntah selama 1 minggu. Pemeriksaan auskultasi menunjukkan bunyi jantung pertama yang keras di daerah mitral serta irama yang tidak teratur. Pada pemeriksaan elektrokardiogram ditemukan deviasi aksis kanan dan fibrilasi atrium. Rontgen dada menunjukkan adanya kardiomegali. Meskipun fungsi ventrikel kiri dan kanan normal, ekokardiografi menunjukkan stenosis mitral yang parah disertai regurgitasi mitral ringan. Pengobatan konservatif diberikan yaitu berupa kombinasi diuretik, beta-blocker, antagonis vitamin K, dan penghambat reseptor angiotensin. Dokter THT juga dikonsultasikan, dan pasien dirawat secara konservatif.</p> 2023-12-06T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Ngurah Agung Reza Satria Nugraha Putra https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/GM/article/view/66825 HIPOTIROID KONGENITAL DAN GANGGUAN PENDENGARAN 2023-08-20T07:08:20+00:00 IDA BAGUS ADITYA NUGRAHA IBADITYANUGRAHA@GMAIL.COM I PUTU YUPINDRA PRADIPTHA putuyupindra@gmail.com <p><em>Congenital hypothyroidism is a cause of physical and mental disabilities that can be prevented with early detection and therapy. However, early diagnosis is difficult to enforce clinically because most newborns with congenital hypothyroidism do not show any typical symptoms. Permanent hearing loss has been reported in patients with congenital hypothyroidism who were not detected early and treated late until 6 months of age. This is different from hearing loss caused by acquired hypothyroidism, in which symptoms of hearing loss can be corrected by treating hypothyroidism. The central nervous system is one of the most affected by congenital hypothyroidism and can cause behavioral, language, and social difficulties in a child's development. Congenital hypothyroidism, if not treated adequately, can cause serious behavioral problems whereas over-therapy of congenital hypothyroidism appears to be associated with impaired attention. Therefore, treatment should be based</em><em> on clinical sign and symptoms</em><em>, regular monitoring of clinical conditions and health promotion strategies to improve not only treatment adherence but also the long-term prognosis of hearing loss.</em></p> 2023-12-06T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 IDA BAGUS ADITYA NUGRAHA, I PUTU YUPINDRA PRADIPTHA https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/GM/article/view/66353 GAGAL JANTUNG DEKOMPENSASI AKUT DISERTAI DENGAN SINDROM KORONER AKUT : LAPORAN KASUS 2023-11-08T03:18:15+00:00 Gede Ari Mahendra Mardaningrat arimahendra28@gmail.com <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Gagal jantung adalah penyebab utama rawat inap di dunia. Pasien yang dirawat di rumah sakit dengan gagal jantung dekompensasi akut (ADHF) menghadapi risiko besar kematian di rumah sakit dan mengalami rawat inap kembali. Kami di sini melaporkan kasus gagal jantung dekompensasi akut yang disertai dengan sindrom koroner akut. Seorang pasien laki-laki berusia 80 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan sesak napas, nyeri dada dan bengkak pada kedua kaki. Pasien memiliki riwayat rawat inap karena penyakit jantung 6 bulan yang lalu. Saat ini pasien mengkonsumsi obat-obatan furosemide 1x40 mg, aspilet 1x80 mg, spironolactone 1x25 mg, bisoprolol 1x2.5 mg, uperio 2x50 mg. Pasien juga mempunyai riwayat diabetes melitus sejak 3 tahun dengan pengobatan insulin reyzodeg 2x10 unit. Pemeriksaan fisik ditemukan batas jantung yang melebar mengesankan kardiomegali, suara ronki di kedua lapang paru dan pitting edema pada pemeriksaan kedua kaki pasien.EKG menunjukkan adanya gambaran infark lama pada jantung di bagian anterior ekstensif. Rontgen dada menunjukkan adanya pembesaran jantung disertai dengan edema paru. Pasien diberikan terapi oksigen nasal kanul 4 liter per menit, aspilet 80 mg, clopidogrel 75 mg,v-blok 3,125 mg, atorvastatin 20 mg, furosemid 20 mg, candesartan 8 mg. Penatalaksanaan penyakit gagal jantung dekompensasi akut disertai dengan adanya komorbid DM harus dikelola sesuai dengan rencana perawatan dan pengobatan yang baik untuk menghindari pasien berada di kondisi yang lebih parah.</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>Gagal Jantung, Diabetes Mellitus</p> 2023-12-06T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Gede Ari Mahendra Mardaningrat https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/GM/article/view/67615 HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA 2023-10-03T05:52:05+00:00 Ni Putu Dewi Sri Wahyuni sriwahyuni@undiksha.ac.id Made Suadnyani Pasek made.suadnyani@undiksha.ac.id Ni Luh Putu Pranena Sastri putu.pranena@undiksha.ac.id <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Stunting merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup menjadi perhatian di Indonesia saat ini. Stunting menjadi permasalahan karena berhubungan dengan meningkatnya risiko terjadinya kesakitan dan kematian, perkembangan otak suboptimal sehingga perkembangan motorik terlambat dan terhambatnya pertumbuhan mental. Berdasarkan data Riskesdas 2013 terjadi peningkatan kasus stunting di Indonesia dari dari 36,8% pada tahun 2010 menjadi 37,2% pada tahun 2013.Terdapat beberapa faktor risiko yang menyebabkan timbulnya stunting diantaranya ASI Eksklusif dan MP-ASI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemberian ASI Eksklusif dan MP-ASI dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di Desa Sekumpul, Kecamatan Sawan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif observasional analitik dengan pendekatan <em>cross sectional</em> di Desa Sekumpul, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng. Subyek penelitian adalah ibu yang memiliki balita usia 24-59 bulan yang berjumlah 50 orang.&nbsp; Analisis statistik dengan analisis regresi logistik ganda. Pengumpulan data dengan melihat buku KMS dan Wawancara. Pada penelitian ini tidak ditemukan hubungan antara ASI Eksklusif dengan status stunting. Ditemukan adanya hubungan antara MP-ASI dalam hal usia pemberian, frekuensi pemberian, dan porsi pemberian MP-ASI dengan status stunting.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>Stunting, Balita, ASI Eksklusif, MP-ASI (Makanan Pendamping ASI)</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>Stunting is one of the health problems that is getting enough attention in Indonesia at this time. Stunting is a problem because it is associated with an increased risk of morbidity and mortality, suboptimal brain development resulting in delayed motor development and retarded mental growth. Based on Riskesdas 2013 data, there was an increase in cases of stunting in Indonesia from 36.8% in 2010 to 37.2% in 2013. There are several risk factors that cause stunting, including exclusive breastfeeding and complementary breastfeeding. This study aims to determine the relationship between exclusive breastfeeding and complementary breastfeeding with the incidence of stunting in toddlers aged 24-59 months in Sekumpul Village, Sawan District. This research used quantitative observational analytic research with a cross sectional approach in Sekumpul Village, Sawan District, Buleleng Regency. The research subjects were mothers who had toddlers aged 24-59 months, with total subjects 50 peoples. Statistical analysis with multiple logistic regression analysis. Data collection by looking at KMS books and interviews. In this study, no relationship was found between exclusive breastfeeding and stunting status. It was found that there was a relationship between complementary breastfeeding in terms of age given, frequency of giving, and with stunting status.</p> <p><strong>Keywords : </strong>Stunting, Toddler, Exclusive Breastfeeding, Complementary Breastfeeding</p> 2023-12-06T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Ni Putu Dewi Sri Wahyuni, Made Suadnyani Pasek, Ni Luh Putu Pranena Sastri https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/GM/article/view/67704 LAPORAN KASUS: KATARAK SENILIS MATUR DENGAN RIWAYAT DIABETES MELITUS DAN HIPERTENSI 2023-10-03T05:54:00+00:00 Ni Putu Radha Kharisma Mahaswari Mahaswari radha.kharisma@undiksha.ac.id Ni Nyoman Sekarsari ayusekar3471@gmail.com Ni Kadek Sri Emi Lyana emilyana0801@gmail.com Komang Hendra Setiawan komanghendras@gmail.com <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Katarak adalah pengaburan lensa kristal intraokular alami yang memfokuskan cahaya yang masuk ke mata ke retina. Katarak adalah penyakit yang progresif secara bertahap dan merupakan penyebab utama kebutaan di seluruh dunia. Pada tahun 2014-2016, menunjukkan bahwa prevalensi kebutaan di lndonesia mencapai 30%, dengan penyebab utama gangguan penglihatan dan kebutaan adalah katarak. Faktor risiko meningkatkan kejadian katarak berupa diabetes melitus dan hipertensi. Kedua hal tersebut menyebabkan perubahan struktur konformasi protein pada kapsul lensa. Pada pemeriksaan fisik didapatkan status oftalmologi pasien pada okuli dekstra dengan visus <em>hand movement</em>, lensa keruh, iris shadow (-), dan reflex fundus (-), dengan tekanan intaokular 17.3 mmHg. Okuli sinistra dengan visus 2/60, iris shadow (+), dan reflex fundus (+). Pemeriksaan gula darah acak didapatkan 125 mg/dl. Tatalaksana yang dapat dilakukan berupa fakoemulsifikasi dan SICS (<em>small incision cataract surgery</em>) dengan memberikan hasil yang baik dengan biaya yang murah dan singkat.</p> <p><strong>Kata Kunci: </strong>Katarak senilis matur, diabetes, hipertensi</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>A cataract is a clouding of the natural intraocular crystalline lens that focuses the light entering the eye onto the retina. Cataract is a gradually progressive disease and is the leading cause of blindness worldwide. In 2014-2016, In 2014-2016, the prevalence of blindness in Indonesia reached 30%, with the main cause of visual impairment and blindness being cataracts. Risk factors for increasing cataract incidence include diabetes mellitus and hypertension. Both cause changes in the protein conformational structure of the lens capsule. On physical examination, the patient's ophthalmological status was found to be in the right eye with hand movement vision, cloudy lens, iris shadow (-), and fundus reflex (-), with an intraocular pressure of 17.3 mmHg. Left oculi with visual acuity 2/60, iris shadow (+), and fundus reflex (+). A random blood sugar check showed 125 mg/dl. Management can be done in the form of phacoemulsification and SICS (small incision cataract surgery) with good results at a low cost and short time.</p> <p><strong>Keywords: </strong>Mature senile cataract, diabetes, hypertension</p> <p>&nbsp;</p> 2023-12-06T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Ni Putu Radha Kharisma Mahaswari Mahaswari, Ni Nyoman Sekarsari, Ni Kadek Sri Emi Lyana, Komang Hendra Setiawan https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/GM/article/view/69333 GAMBARAN TINGKAT KEPARAHAN DISMENOREA PADA MAHASISWI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2023-10-26T03:33:23+00:00 Ni Luh Kade Alit Arsani alit.arsani@undiksha.ac.id Ni Luh Putu Kurnia Indah Sari Ardika kurniaindah2323@gmail.com Made Budiawan made.budiawan@undiksha.ac.id <p>Dismenorea merupakan salah satu masalah menstruasi yang sering terjadi pada wanita. Dismenorea terjadi akibat kelebihan produksi prostaglandin yang menyebabkan peningkatan kontraktilitas uterus yang menyebabkan iskemia dan hipoksia pada otot uterus. Dismenorea paling banyak terjadi dalam rentangan usia 18-24 tahun. Mahasiswi Fakultas Kedokteran juga merupakan kelompok beresiko mengalami gangguan menstruasi seperti dismenorea. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat keparahan dismenorea pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Pendidikan Ganesha. Penelitian ini berlangsung dari bulan Juli hingga Oktober 2022. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif observasional dengan desain potong lintang (cross sectional). Populasi penelitian yang digunakan adalah seluruh mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Pendidikan Ganesha yang terdiri dari mahasiswi Program Studi Profesi Kedokteran angkatan 2018, mahasiswi Program Studi Kedokteran angkatan 2019, 2020, dan 2021 serta mahasiswi Program Studi D3 Kebidanan angkatan 2020 dan 2021. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dengan jumlah 243 mahasiswi. Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat keparahan dismenorea yang diukur dengan metode WaLIDD Score. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh langsung dari responden dengan pengisian kuesioner. Data dalam bentuk kategorikal akan dideskripsikan&nbsp; dalam bentuk jumlah (n) dan persen (%). Data dianalisis menggunakan program Microsoft Excel dan Statistical Package for the Social Science (SPSS). Hasil penelitian menunjukkan jumlah mahasiswi yang mengalami dismenorea adalah 231 orang (95,1%). Tingkat keparahan dismenorea yang paling sering dialami oleh mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Pendidikan Ganesha adalah tingkat dismenorea sedang dengan jumlah 112 orang (46,1%). Kemudian diikuti dengan tingkat dismenorea ringan dengan jumlah 98 orang (40,3%), tingkat dismenorea berat sejumlah 21 orang (8,6%) dan tanpa dismenorea dengan jumlah 12 orang (4,9%).</p> <p>&nbsp;</p> 2023-12-06T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Ni Luh Kade Alit Arsani, Ni Luh Putu Kurnia Indah Sari Ardika, Made Budiawan https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/GM/article/view/69356 NYERI KEPALA SENTINEL PADA PERDARAHAN SUBARAKHNOID 2023-11-08T03:23:21+00:00 Bayu Kresna Wiratama bayu.kresna.wiratama@student.undiksha.ac.id Luh Putu Lina Kamelia lina.kamelia@undiksha.ac.id I Made Phala Kesanda made.phala.kesanda@undiksha.ac.id Ni Nyoman Mestri Agustini nyoman.mestri@undiksha.ac.id I Ketut S. Kapakisan T. ketut.kapakisan@undiksha.ac.id <p>Perdarahan Subarakhnoid (PSA) adalah kondisi perdarahan pada area subarakhnoid yang terletak pada otak. Gejala umum yang dirasakan pasien dan merupakan ciri khas gejala PSA adalah <em>thunderclap headache </em>yang muncul dengan onset mendadak dan mencapai intensitas nyeri maksimum dalam hitungan detik hingga menit namun tidak sedikit pula pasien mengalami nyeri kepala sentinel sebagai penanda awal PSA. Pasien perempuan 52 tahun dikeluhkan keluarganya mengalami kesadaran menurun ±30 menit disertai dengan ditemukannya muntah makanan. Setelah sadar pasien mengeluhkan pusing sejak ±20 hari sebelum masuk rumah sakit yang semakin memberat setiap harinya dan hari ini tiba – tiba memuncak dalam waktu singkat. Pada pemeriksaan CT-Scan didapatkan <em>Saccular Aneurysm</em> di ICA/PCoA <em>Junction</em> sisi kiri dengan tanda rupture pada sisi inferior. Terapi yang diberikan berupa <em>loading </em>300 cc Normal Saline 0,9%, Manitol 200 cc yang dilanjutkan 100 cc sebanyak 6x <em>tapering off</em>, Asam Tranexamat 3x1 gram, Dexamethasone 2x5 mg intravena, Pantoprazole 2x40 mg intravena, Paracetamol 1gr@6 jam intravena, Nimodipin 2.2 cc/jam dan pasien dirawat di ruang ICU selama 5 hari dan dilanjutkan perawatan di HCU Stroke Unit RSUD Kabupaten Buleleng selama 5 hari,</p> 2023-12-06T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Bayu Kresna Wiratama, Luh Putu Lina Kamelia, I Made Phala Kesanda, Ni Nyoman Mestri Agustini, I Ketut S. Kapakisan T. https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/GM/article/view/68543 GAMBARAN KLINIS PASIEN HEMOROID YANG DI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BULELENG PADA TAHUN 2020-2021 2023-11-18T05:01:52+00:00 I Gede Surya Dinata surya.dinata@undiksha.ac.id Ni Nyoman Mestri Agustisni nyoman.mestri@undiksha.ac.id Oka Udrayana oka.udrayana@undiksha.ac.id Komang Sherly Ulandari sherly@undiksha.ac.id <p>Hemoroid merupakan penyakit anorektal tersering dengan prevalensi yang cukup tinggi di dunia. Insiden kasus hemoroid berkisar 5,7% atau 12,5 juta orang dari total populasi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran klinis pasien hemoroid yang di rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buleleng pada tahun 2020-2021. Penelitian ini dilaksanakan dengan beberapa tahapan yang dimulai dari bulan Maret 2022 hingga bulan November 2022. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan desain penelitian cross sectional menggunakan data sekunder berupa rekam medis. Sampel pada penelitian ini adalah pasien hemoroid yang di rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buleleng pada tahun 2020-2021 dengan teknik pengambilan sampel yaitu total sampling dengan jumlah sampel 21 orang. Variabel penelitian yang digunakan yaitu usia, jenis kelamin, gejala klinis, penegakkan diagnosis, klasifikasi hemoroid, derajat hemoroid, tatalaksana, dan komplikasi pasca operasi. Data yang diperoleh akan disajikan menggunakan software Microsoft Excel yang dianalisis dengan program SPSS (Statistical Package for Social Science). Data yang sudah terkumpul disajikan dalam bentuk tabel berupa nilai rata-rata, frekuensi, dan persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata dari variabel usia adalah 51.81 tahun dengan simpang baku <u>+</u> 14.962, jenis kelamin terbanyak ditemukan yaitu laki-laki 15 orang (71.4%), gejala klinis yang paling sering dirasakan berdasarkan keluhan utamanya yaitu keluar darah pada anus sebanyak 8 orang (38.1%), penegakkan diagnosis yang paling sering digunakan melalui RT/DRE sebanyak 21 orang (100.0%), klasifikasi hemoroid yang paling sering ditemukan adalah hemoroid internal sebanyak 19 orang (90.5%), derajat hemoroid yang paling sering ditemukan adalah derajat 4 sebanyak 9 orang (42.9%), tatalaksana yang sering digunakan adalah terapi operatif dengan haemorrhoidectomy sejumlah 15 pasien (71.4%), dan komplikasi pasca operasi lebih sering tidak ditemukan sebanyak 21 orang (100.0%)</p> 2023-12-06T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 I Gede Surya Dinata, Ni Nyoman Mestri Agustisni, Oka Udrayana, Komang Sherly Ulandari