PERILAKU BUNUH DIRI DI KALANGAN PELAJAR (Analisis Deskriptif Pemberitaan Bali Post Tahun 2006 – 2009)

Authors

  • I Wayan Romi Suditha

DOI:

https://doi.org/10.23887/ika.v8i1.154

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui kasus bunuh diri yang terjadi di daerah Bali, versi pemberitaan Bali Post, yang menimpa para pelajar beserta asal daerah dan asal sekolah yang bersangkutan, (2) mengetahui faktor-faktor penyebab bunuh diri di kalangan pelajar, (3) mengetahui metode/cara apa yang digunakan untuk bunuh diri, dan (4) mencari alternatif pencegahan/ penanggulangan bunuh diri di kalangan pelajar di daerah Bali. Objek dan subjek penelitian adalah semua berita tentang kasus bunuh diri yang dimuat Bali Post terbitan bulan Oktober 2006 – Juli 2009. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode Koleksi dan Pencatatan Dokumen (metode utama), dan metode Wawancara sebagai pelengkap. Data yang sudah berhasil dikumpulkan kemudian dianalisis dengan menggunakan metode Deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Dari 227 kasus bunuh diri yang diberitakan oleh Bali Post, 17 kasus (7,5%) di antaranya menimpa anak-anak pelajar SD, SMP, SMA, dan SMK. Asal daerah pelajar yang melakukan bunuh diri, meliputi; kabupaten Karangasem 6 kasus, Buleleng 4, Bangli, Jembrana, Tabanan, masing-masing 2 kasus, dan kabupaten Klungkung 1 buah kasus. Dilihat dari asal sekolah mereka, ternyata siswa SMP dan SMA menempati urutan teratas yakni masing-masing 7 kasus, disusul oleh siswa SMK 2 kasus, dan siswa SD 1 kasus. (2) Penyebab pelajar bunuh diri adalah, pertama, belum diketahui secara pasti pada 6 kasus (35,29%), kedua, faktor ekonomi atau kemiskinan pada 2 kasus (11,17%), ketiga, faktor dilarang pacaran oleh orangtuanya sebanyak 2 kasus (11,17%), dan keempat, meliputi kemarahan pelaku bunuh diri lantaran tidak diberikan sampho oleh ibunya, sering diomeli/dimarahi oleh orang tuanya, sering bertengkar dengan orang tuanya, takut dimarahi orang tua gara-gara sepeda motor rusak, terlambat membayar SPP, dan merasa tertekan karena orang tuanya bersikap otoriter.(3) Metode/cara bunuh diri yang dilakukan oleh pelajar di Bali sebagian terbesar (94,12%) dengan gantung diri, dan sebesar 5,88% dengan cara meminum air sepuh atau air keras yang biasa dipakai untuk melebur logam. (4) Pencegahan/penanggulangan bunuh diri di kalangan pelajar sesuai temuan lewat tulisan-tulisan yang dikemukakan oleh para ahli yang dimuat Bali Post (Oktober 2006 – Juli 2009) adalah sebagai berikut; Pertama, sangat cocok diberikan layanan psikologi bagi mereka dan keluarga mereka yang memiliki tanda-tanda hendak bunuh diri; Kedua, anak-anak perlu diajarkan keterampilan menghadapi dan menyelesaikan permasalahan sejak dini; Ketiga, media massa dalam memuat berita kasus bunuh diri janganlah disajikan secara detail sehingga seolah-olah ingin mengajak pelajar untuk bunuh diri.

Kata-kata kunci :       eksistensi, penyebab, cara, dan penanggulangan pelajar bunuh diri.

Downloads

Issue

Section

Articles