SIMBOL DALAM SUKU DAYAK KAYAN KALIMANTAN UTARA

Authors

  • Musa Kiring Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Jaffray Makassar

DOI:

https://doi.org/10.23887/jabi.v5i2.60025

Keywords:

simbol, suku, Dayak Kayan

Abstract

Simbol dalam Suku Dayak Kayan. Simbol adalah tanda atau suatu isyarat dalam masyarakat Dayak Kayan untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat lainnya. Selain daripada itu simbol juga menjadi alat komunikasi kepada Roh nenek moyang dari masyarakat Dayak Kayan. Penelitian ini sangat penting untuk diteliti guna untuk melestarikan kebudayaan yang dimiliki agar generasi sekarang tidak melupakan kekayaan dari kebudayaan yang dimiliki, Sehingga kebudayaan itu tidak mengalami kepunahan, dan dilupakan. Adapun tujuan dari penelitian ini dilakukan yaitu untuk mendeskripsikan makna, fungsi simbol dalam masyarakat Dayak Kayan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif, sedangkan metode penelitian menggunakan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Objek penelitian dilakukan di Desa Naha Aya Kabupaten Bulungan Kalimantan Utara suku Dayak Kayan. Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa simbol dalam masyarakat Dayak kayan merupakan alat komunikasi antar masyarakat dan alat komunikasi untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Ada beberapa simbol-simbol yang digunakan dalam budaya Dayak kayan Yaitu; simbol Kalung (ukiran) merupakan bahasa tulis, dan sekaligus simbol keindahan dan keharmonisan dalam bermasyarakat, Malat (Parang) merupakan senjata yang digunakan untuk berburu dan berperang, serta sebagai perlengkapan tari. Parang memiliki simbol yaitu keberanian. Kelembit (Tameng) merupakan perlengkapan perang yang berfungsi sebagai pelindung diri dan sekaligus menjadi alat bantu dalam berenang di air.  Hiput (Sumpit), merupakan senjata untuk berburu binatang seperti babi, rusa serta binatang lainnya.  Iling Aru (Telinga Panjang) merupakan tanda atau pembeda antara orang dayak dan monyet, dan sekaligus menjadi  simbol kecantikan bagi wanita dan tampan bagi kaum laki-laki. ,Betik (tato). Merupakan simbol pembeda antara masyarakat biasa dengan masyarakat keturunan raja.

References

Andison, R. 2018. Stilasi Tameng Dayak Kenyah. http://digilib.isi.ac.id/4174/1/bab i.pdf

Assofa, M. I. 2019. Burung Enggang Kalimantan Sebagai Inspirasi Pembuatan Seni Hias Kaca. http://lib.unnes.ac.id/34821/1/2401412053_Optimized.pdf

Eko Murdiyanto. 2020. Metode Penelitian Kualitatif. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat UPN ”Veteran” Yogyakarta Press

Ernawati, A., & Marta, R. F. 2020. Balutan Identitas Maskulin pada Pengguna Tato dari Perspektif Fenomenologi Levinas. file:///C:/Users/ASUS/Downloads/1039-Article Text-2349-1-10-20200909.pdf

Ezza, M. A. 2014. Simbol-simbol illuminati di Arab Saudi. Pyramid

Hendro, E. P. 2020. Simbol: Arti, Fungsi, dan Implikasi Metodologisnya. file:///C:/Users/ASUS/Downloads/30640-89471-1-SM.pdf

Herdiana, W., & Santoso, T. F. 2017. Perancangan Souvenir Beridentitas Tradisi Telingaan Aruu Khas Suku Dayak. http://repository.ubaya.ac.id/32387/3/Perancangan souvenir_WynaHerdiana_2018.pdf

Hidayanto, A. F., & Azmi, F. 2018. Desain Sarana Bawa Olahraga Sumpit. https://media.neliti.com/media/publications/352757-desain-sarana-bawa-olahraga-sumpit-55ab35bd.pdf

Ihalauw, J. J. O. 2008. Konstruksi Teori: Komponen dan Proses

Inayah, S. S. 2013. Kesinambungan Identitas Kultural dalam Menjaga Kerukunan Hidup pada Masyarakat Multietnis. https://media.neliti.com/media/publications/195464-ID-kesinambungan-indentitas-kultural-dalam.pdf

Kodrat Eko Putro Setiawan, Wahyuningsih, D. C. K. 2021. Makna Simbol-Simbol dalam Kumpulan Puisi “Mata Air Di Karang Rindu” Karya Tjahjono Widarmanto. file:///C:/Users/ASUS/Downloads/sigitab,+03.+Kodrat+Eko+Putro+Setiawan.pdf

Kustedja, S., Sudikno, A., & Salura, P. 2013. Makna Ikon Naga, Long 龙, 龍 Elemen Utama Arsitektur Tradisional Tionghoa. https://media.neliti.com/media/publications/41530-makna-ikon-naga-long-elemen-utama-arsite-0608457d.pdf

Lastaria, Ramdhani, M. T., & Purtina, A. 2022. Simbol Budaya Masyarakat Dayak Ngaju di Museum Balanga Palangka Raya. file:///C:/Users/ASUS/Downloads/4486-Article Text-17105-1-10-20221226.pdf

Liliweri, A. 2018. Pengantar Studi kebudayaan. Nusa Media

Liliweri, A. 2021. Sistem Simbol Bahasa dan Komunikasi: Seri Pengantar Studi Kebudayaan. Nusamedia

Lin, L., BSEP, D., & Musa, P. 2020. Tato Sebagai Gaya Hidup Kaum Perempuan Perkotaan. file:///C:/Users/ASUS/Downloads/43407-75676632786-1-PB.pdf

Patwanto. 2012. Makna Simbolis Perisai Dayak Bukit Di Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak Kalimantan Barat. http://eprints.uny.ac.id/27566/1/Patwanto%2C 08207249005.pdf

Poerwadarminta, W. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka

Purwanto, A., Junardi, & Riyandi. 2021. Jenis-Jenis Burung Enggang (Bucerotidae) di Desa Nanga Raun Kecamatan Kalis Kabupaten Kapuas Hulu. file:///C:/Users/ASUS/Downloads/50751-75676650693-2-PB.pdf

Rukajat, A. (2018). Pendekatan Penelitian Kualitatif. Depublish

Santosa, H., & Bahtiar, T. (2016). Mandau Senjata Tradisional Sebagai Pelestari Rupa Lingkungan Dayak. file:///C:/Users/ASUS/Downloads/5856-11472-1-SM.pdf

Solika, W. N. M. (2020). Bentuk Senjata Mandau Sebagai Motif Batik pada Kain Panjang. http://digilib.isi.ac.id/6126/3/Jurnal Wulida.pdf

Usman, A. R. (2009). Etnis Cina Perantauan di Aceh. Yayasan Pustaka Obor Indonesia

Wardani, L. K. (2010). Fungsi, Makna dan Simbol (Sebuah Kajian Teoritik). https://core.ac.uk/download/pdf/32453016.pdf

Downloads

Published

2023-10-22

Issue

Section

Articles