Adat Istiadat Kematian dan Kelahiran Suku Dayak Banyadu

Authors

  • Yusawinur Barella yusawinurbarella@untan.ac.id
  • Aminuyati Universitas Tanjungpura Pontianak
  • Nurhajijah Universitas Tanjungpura Pontianak
  • Amanda Rechita Putri Aprilia Universitas Tanjungpura Pontianak
  • Arianto Universitas Tanjungpura Pontianak
  • Yoga Amanda Universitas Tanjungpura Pontianak
  • Ayu Soraya Universitas Tanjungpura Pontianak
  • Andryan Yusuf Universitas Tanjungpura Pontianak

DOI:

https://doi.org/10.23887/jabi.v6i2.61023

Keywords:

adat Dayak Banyadu, kelahiran, kematian

Abstract

Dayak sebutan atau suku bagi penduduk asli pulau Kalimantan, Dayak Banyadu terkenal mempunyai ciri khas berbagai macam budaya sendiri, Dayak Banyadu memiliki perbedaan budaya dari budaya-budaya etnis lainnya, keadaan inilah yang selalu menarik untuk amati khususnya dalam konteks adat istiadat Dayak Banyadu. Penulis ingin melihat bagaimana adat istiadat yang terdapat pada suku Dayak Banyadu. Penelitian ini menyajikan hasil yang didapatkan dilapangan di Kabupaten Bengkayang. Data tersebut diperoleh dari sumber surveidilapangan dan melakukan wawancara. Adat istiadat Dayak Banyadu memiliki perbedaan dan keunikan tersendiri dapat ditemukan pula persamaan pada beberapa unsur cara adat.  Adat istiadat kematian memperlihatkan bagaimana Kematian dianggap sebagai hal yang sakral, penting dan berharga dalam siklus kehidupan manusia. Tradisi suku Dayak Banyadu dalam proses kematian bentuk dari nenek moyang yang diturunkan ke generasi muda pada proses adat kematian memiliki kepercayaan yang sakral apabila dilanggar tata cara proses kematian Terdapat prosesi yang dilakukan apabila ada yang eninggal, dan dilakukannya adat istiadat ini dimulai dari sebelum orang yang meninggal dimakamkan hingga dimmakamnya. Kedua proses adat istiadat kelahiran dan kematian menjadi salah satu bentuk tradisi suku Dayak Banyadu dari nenek moyang hingga turun ke generasi muda saat ini dan dipercayai menjadi sakral bagi suku Dayak Banyadu. Tradisi kelahiran ini dikhususkan pada seorang ibu yang hamil hingga melahirkan. Mereka akan melewati ritual dan larangan-larangan pada saat mengandung hingga melahirkan, baik itu larangan untuk memakan makanan yang tidak baik untuk kesehatan ibu dan anak hingga kegiatan keseharian yang tidak boleh dilakukan.

References

Borneo, D. I. B., & Darmadi, H. 2016. Dayak Asal-Usul dan Penyebarannya. Social Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial, 3(2), 322–340.

Elisabeth, L., Syam, C., & Seli, S. 2016. Bahasa Mantra Dalam Upacara Barapus Sastra Lisan Masyarakat Dayak Kanayatn. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 5(2), 1–19. https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/13681.

Huda, S. N., Kartasurya, M. I., & Sulistiyani. 2019. Perilaku Berpantang Makan pada Ibu Hamil Suku Dayak. Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia, 7(3), 191–197.

Hidayat, Y. 2013. Hubungan Sosial Antara Etnis Banjar dan Etnis Madura di Kota Banjarmasin. KOMUNITAS: International Journal of Indonesian Society and Culture, 5(1), 87–92. https://doi.org/10.15294/komunitas.v5i1.2377.

Jocunda, S. 2014. Pusat Informasi Budaya Tionghoa Kalimantan Barat. Jurnal Online Mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura, 2(1), 119–137. www.ccnt.gov.cn

Kusnanto, K., Zakso, A., & Rustiyarso, R. 2022. Perubahan Nilai Sosial Tradisi Pangngari pada Masyarakat Dayak Banyadu di Desa Untang Kabupaten Landak. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa (JPPK), 11(1). https://doi.org/10.26418/jppk.v11i1.51844.

Maharani, D. A., Prayogo, H., & Dirhamsyah, M. 2021. Etnozoologi Masyarakat Dayak Banyadu Untuk Obat-Obatan di Desa Engkadu Kecamatan Ngabang Kabupaten Landak. Jurnal Hutan Lestari, 9(1), 135–144. https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmfkh/article/view/45125

Mansyur, S. M. 2015. Potensi Kesenian Adat Istiadat Budaya Suku Dayak Lembah Maratus, Kotabaru. Repo Dosen Ulm, 22(2), 184–206. https://repo-dosen.ulm.ac.id/bitstream/handle/123456789/21673/lapakhirDayakmeratus_ktbr.pdf?sequence=1.

Ririn, O. S., Darmawan, D. R., & Efriani, E. 2021. Tampir sebagai Ritual Peralihan dalam Upacara Kematian pada Suku Dayak Taman Kapuas di Kalimantan Barat. Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Budaya, 7(4), 183. https://doi.org/10.32884/ideas.v7i4.503

Sanjaya, M. R., Ilmi, B., & Marlinae, L. 2016. Kajian Perilaku Kesehatan Dukun Terhadap Ibu dan Bayi Setelah Melahirkan Suku Asli Dayak Meratus Kalimantan Selatan. Jurnal Berkala Kesehatan, 2(1), 1. https://doi.org/10.20527/jbk.v2i1.4838.

Singarimbun. 2013. Beberapa Aspek Kehidupan Masyarakat Dayak. Humaniora, 139. https://journal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/2083.

Suprabowo, E. 2006. Praktik Budaya dalam Kehamilan, Persalinan dan Nifas pada Suku Dayak Sanggau, Tahun 2006. Kesmas: National Public Health Journal, 1(3), 112. https://doi.org/10.21109/kesmas.v1i3.305

Yusriadi. 2018. Di Kalimantan Barat Identity of Dayak and Melayu. Handep, 1(2), 1–16. https://www.researchgate.net/publication/331237584.

Downloads

Published

2024-09-30

How to Cite

Barella, Y., Aminuyati, A., Saidi, N., Aprilia, A. R. P. ., Arianto, A., Amanda, Y. ., Soraya, A. ., & Yusuf, A. . (2024). Adat Istiadat Kematian dan Kelahiran Suku Dayak Banyadu. Jurnal Adat Dan Budaya Indonesia, 6(2), 236–244. https://doi.org/10.23887/jabi.v6i2.61023

Issue

Section

Articles