Penghormatan kepada Para Leluhur dalam Ritus Bau Lolon dan Perbandingannya dengan Devosi kepada Para Kudus

Authors

  • Mikael Emi Bernadus Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero

DOI:

https://doi.org/10.23887/jabi.v6i1.69815

Keywords:

Lamaholot, bau lolon, devosi, Gereja Katolik

Abstract

Kelompok masyarakat tertentu menganggap bahwa penghormatan kepada para leluhur sebagai tindakan berhala, kepercayaan sia-sia, dan takhayul. Selain itu, masyarakat yang mempraktikkan ritus penghormatan kepada para leluhur juga belum memahami bahwa ritus tersebut tidak bertentangan dengan iman Kristen. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan tentang praktik penghormatan kepada para leluhur dalam ritus bau lolon pada masyarakat Lamaholot di Flores Timur dan membandingkannya dengan devosi kepada para kudus dalam Gereja Katolik. Dalam tulisan ini, penulis menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara. Selain menggunakan teknik wawancara, penulis juga membuat studi kepustakaan. Penulis mencari dan membaca literatur-literatur yang berkaitan dengan tema tulisan ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penghormatan kepada para leluhur memiliki hubungan dengan penghormatan Gereja kepada para kudus. Dalam ritus bau lolon, masyarakat Lamaholot menyatakan rasa hormat kepada para leluhur dengan memberikan sesajian dan mengungkapkan doa. Hal ini dilakukan karena para leluhur dianggap sangat berjasa dalam kehidupan masyarakat. Sementara itu dalam devosi, para kudus dihormati karena mempunyai kualitas-kualitas hidup yang lebih unggul dari manusia biasa lainnya. Karena sejalan dengan ajaran iman Kristen, maka praktik penghormatan kepada para leluhur dalam ritus bau lolon yang dipraktikkan oleh masyarakat Lamaholot bukanlah tindakan berhala, takhayul dan kepercayaan yang sia-sia

References

Arndt, P. 2003. Agama Asli di Kepulauan Solor. Terjemahan oleh Paulus Sabon Nama. Chandraditya.

Boro, B., M. 2012. Bau Lolon: Ritus Sentral Adat Budaya Lamaholot. Sekolah Tinggi Pastoral Reinha.

Boro, B., M. 2014. Panorama Budaya Lamaholot: Kekerabatan, Ritus Perjamuan, Adat Kematian, Rekonsiliasi, dan Bahasa Arkais. YPPS Press.

Boro, B., M. 2018. Mengenal Lebih Dekat Etnis Lamaholot: Mengukuhkan Keindonesiaan Kita. Carol Maumere.

Ceme, R. 2011. Hidup Yang Sesungguhnya. Menjawabi Rahasia di Balik Kematian. Ledalero.

Ceme, R. 2011. Merangkai Identitas Maria. Ledalero.

Da Cunha, B. 2011. Memaknai Perayaan Liturgi Sepanjang Satu Tahun. Obor.

Eben, N., Timo. 2007. Sidik Jari Allah dalam Budaya. Ledalero.

Eben, N., Timo. 2010. Alam Belum Berhenti Berbicara. Ledalero.

Groenen, C. 1988. Mariologi, Teologi dan Devosi. Kanisius.

Hermans, J. 1988. Kehidupan Orang-Orang Kudus. Teladan Penghayatan Sakramen-Sakramen. Terjemahan oleh N. J. Boumans. Nusa Indah.

J. Isu, Rudolof, Rocky Paulus Sekoni, Deby Malelak, Yenssy Fanggidae. 2023. Makna Upacara Bau Lolon Pada Masyarakat Desa Puhu Kecamatan Adonara Timur Kabupaten Flores Timur. Jurnal Arjuna, 1 (4).

Jebadu, Alex. 2009. Bukan Berhala! Penghormatan Kepada Para Leluhur. Maumere: Ledalero.

Kirchberger, Georg. 2007. Allah Menggugat. Sebuah Dogmatik Kristiani. Maumere: Ledalero.

Konsili Vatikan II. 2013. Dokumen Konsili Vatikan II. Terjemahan oleh R. Hardawirayana, Cetakan XII. Jakarta: DOKPEN KWI dan Obor.

Kristiyanto, A. Eddy. 1987. Maria dalam Gereja. Kanisius.

Muda, Yoseph. 2016. Ata Lama Holot dalam Sorotan Budaya Dunia. Kanisius..

Raho, Bernard. 2008. Metode Penelitian Sosial Bagi Para Pemula. Nusa Indah.

Suban Hayon, Yoseph. 1998. Devosi-Devosi Marial dalam Gereja: Fenomen yang Khas Katolik. Seri Pastoralia, 14:2.

Suban Tukan, Johan. 1994. Keluarga di Desa dan di Kota: Contoh Desa Kiwang Ona-Adonara Timur. Jakarta: Panitia Renovasi Gereja St. Theresia Paroki Kiwangona-Adonara Timur.

Downloads

Published

2024-03-30

Issue

Section

Articles