Perdagangan Di Bali Utara Zaman Kerajaan Bali Kuno Perspektif Geografi Kesejarahan

Main Article Content

Ketut Sedana Arta

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh lingkungan geografis terhadap perdagangan di Kerajaan Bali Kuno dan bentuk perdagangan yang telah dikembangkan oleh masyarakat pada masa Kerajaan Bali Kuno. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplorasi. Penelitian ini menggunakan teknik studi kepustakaan. Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perdagangan Bali Utara terbagi menjadi dua yaitu perdagangan dalam pulau dan antar pulau. Perdagangan dalam pulau menghubungan pelabuhan di Bali Utara. Perdagangan antarsuler dibuktikan dengan ditemukannya temuan gerabah Arikemedu, bahan-bahan perunggu, keramik Cina. Hubungan dagang tersebut dimulai zaman perundagian sehingga mantapnya hubungan dagang ini melalui proses yang panjang.

Article Details

Section
Articles

References

Ardika. (1989). Ekskavasi Arkeologi di Situs Sembiran dan Pacung, Kecamatan Tejakula, Buleleng. Universitas Udayana.

Ardika. (1991). The Beginning of Bronze Metallurgy in Bali. In High Bronze Age I Souheast Asia and South China. Hua Hin, Thailand.

Astiti, I. K. A. (2018). Optimalisasi Pengelolaan Pelabuhan-Pelabuhan Kuno Di Buleleng Dalam Pengembangan Pariwisata. Forum Arkeologi, 31(1), 1–10.

Butlin, R. A. (1993). Historical Geography: Through Gates Of Space And Time. London: Arnold Publisher.

Daljoeni, N. (1984). Geografi Kesejarahan II. Bandung: Alumni.

Destriana, N. (2014). Perdagangan Kapas Pada Masa Bali Kuno Berdasarkan Prasasti Kintamani D Dan E (Kajian Epigrafi). Humanis, 7(2), 1–8.

Goris, R. (1954). Prasasti Bali I. Bandung: Masa Baru.

Harkantiningsih, N. (2010). Perdagangan di Nusantara: Bukti Jaringan Interregional. In Semarak Arkeologi. Bandung.

Hidayah, Ati, Sumerata, W., & Keling, G. (2017). Potensi Sumberdaya Arkeologi Maritim Di Pesisir Pantai Tejakula, Buleleng, Bali. Berkala Arkeologi SANGKHAKALA, 20(1), 1–10.

Keling, G. (2016). Tipologi Bangunan Kolonial Belanda di Singaraja. Jurnal Arkeologi, 29(2), 65–80.

Marzuki, I. W. (2010). Pasar Pada Masa Bali Kuno Abad Ix-Xi Masehi (Kajian Epigrafi). Naditira Widya, 4(2), 282–294.

Munandar, A. A. (2013). Artefak Di Ruang Geografi: Kajian Artefak dalam Geografi Sejarah. Sejarah Dan Budaya, 7(2), 8–15.

Pageh, I. M. (2017). No TitleModel Revitalisasi Ideologi Desa Pakraman Bali Aga Berbasis Kearifan Lokal. Jakarta: Rajawali Pers.

Poesponegoro, Marwati, D., & Nugroho, N. (2009). Sejarah Nasional Indonesia III (“Zaman Pertumbuhan dan Perkembangan Kerajaan Islam di Indonesia”). Jakarta: Balai Pustaka.

Rahman, D. (2017). Sejarah Perdagangan Antarpulau Sapeken - Sangsit Sebagai Sumber Belajar Sejarah. Jurnal Widya Winayata, 8(2), 1–10.

Setiawan. (1977). Sekilas Tentang Perdagangan Pada Masa Bali Kuno: Data Prasasti. (Ardika, Ed.) (Dinamika K). Denpasar: Upada Sastra.

Sholeh, K. (2019). Pelayaran Perdagangan Sriwijaya Dan Hubungannya Dengan Negeri-Negeri Luar Pada Abad VII-IX Masehi. Historia, 7(1), 1–20.

Suarbhawa, I. G. M. (2009). Mata Uang pada Zaman Bali Kuno. Forum Arkeologi, 3(2), 74–87.

Yudiana, I. K. (2013). Peran Etnis Cina Dalam Perdagangan Di Bali Utara Pada Tahun 1850-1942. Historia Vitae, 27(2), 1–10.