Makna Simbolik dalam Tradisi Gerep Ruha di Desa Tenda
Main Article Content
Abstract
Tradisi gerep ruha (gerep=injak ruha=telur) merupakan salah satu tradisi masyarakat Manggarai yang wajib dilaksanakan sacara turun temurun, dari sejak nenek moyang masyarakat Manggarai. Pentingnya tradisi ini adalah untuk pembersihan pengantin wanita dari adat istiadat atau kebiasaan dari kampung asalnya. Semua adat istiadat dan kebiasaan dari kampung asalnya akan ditinggalkan dan dia akan mengikuti adat istiadat atau kebiasaan dari suaminya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah dari tradisi gerep ruha di Desa Tenda, tahapan dalam tradisi gerep ruha, dan makna simbolik dalam tradisi gerep ruha. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dan lokasinya terletak di Desa Tenda Kelurahan Tenda Kecamatan Langke Rembong Kabupaten Manggarai. Sumber data didapatkan melalui sumber data primer serta sumber data sekunder. Proses pengumpulan datanya dilaksanakan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan pada teknik analisis data, peneliti menggunakan konsep Miles dan Huberman yang terdiri dari empat tahap yaitu; pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan verifikasi/penarikan kesimpulan. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, yaitu sejarah tradisi gerep ruha, dan makna simbolik tradisi gerep ruha yang terdiri dari makna simbolik dari ruha manuk kampong (telur ayam kampong), saung ngelong (daun ngelong), gong, gendang, dan tange (bantal).
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with the Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal the right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License (CC BY-SA 4.0) that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work. (See The Effect of Open Access)
References
Arikunto, S. (2014). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Awaliyah, A., Rohani, L., & Batubara, A. K. (2020). Tradisi Pecah Telur dalam Adat Pernikahan Masyarakat Jawa di Desa Sait Buttu Saribu, Kabupaten Simalungun. WARISAN, Journal of History and Cultural Heiritage, 1, 80–87.
Betty, D. F., & Nusarasriya, Y. H. (2020). Tata Cara Perkawinan Adat Suku Timor Dan Nilai Yang Terkandung Di Dalamnya. Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, 9(1).
Deki, K. (2011). Tradisi Lisan Orang Manggarai-Membidik Persaudaraan Dalam Bingkai Sastra. In Tradisi Lisan Orang Manggarai-Membidik Persaudaraan Dalam Bingkai Sastra (pp. 18–19). 2011.
Deki, K. (2018). Ritus Adat Orang Manggarai. Lembaga Nusa Bunga Mandiri.
Jagom, B. (2020). Upacara Teing Ngasang Dalam Tradisi Masyarakat Manggarai Dan Sakramen Baptis (Sebuah Pengantar Studi Perbandingan Inisiasi). Fides et Ratio.
Janggur, P. (2010). Butir-Butir Adat Manggarai. Yayasan Siri Bongkok.
Jemahat, L. (2011). Pola Relasi Sosial Elit Tradisional: Kasus Desa Rana Mbeling, Kabupaten Manggarai Timur, NTT. Jurnal Demokrasi, 10(1), 67–84.
Lon, Y. S., & Widyawati, F. (2020). MBARU GENDANG, Rumah Adat Manggarai Flores Eksistensi, Sejarah dan Transformasinya.
Milles, M. B., Huberman, A. M., & Saldana, J. (2013). Qualitative Data Analysis, Methods Soourcebook. Sage Publications.
Moleong, L. J. (2017). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Neonnub, F. I., & Habsari, N. T. (2018). Belis: Tradisi Perkawinan Masyarakat Insana Kabupaten Timor Tengah Utara (Kajian Historis dan Budaya Tahun 2000-2017). Agastya: Jurnal Sejarah Dan Pembelajarannya, 8(01), 107–126. https://doi.org/10.25273/ajsp.v8i01.2035
Nggoro, A. M. (2013). Budaya Manggarai: Selayang Pandang. Nusa Indah.
Panjaitan, L. M., & Sundawa, D. (2016). Pelestarian Nilai-Nilai Civic Culture dalam Memperkuat Identitas Budaya Masyarakat: Makna Simbolik Ulos dalam Pelaksanaan Perkawinan Masyarakat Batak Toba di Sitorang. Journal of Urban Society’s Arts, 3(2), 64–72. https://doi.org/10.24821/jousa.v3i2.1481
Rato, F. S. (2021). Tradisi Kumpul Kope Sebagai Bentuk Solidaritas Sosial Pada Masyarakat Cepang Kecamatan Satarmese Kabupaten Manggarai. Jurnal Sejarah, 18(1).
Siyoto, S., & Sodik, M. A. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Literasi Media Publishing.
Tanujaya, C. (2017). Perancangan Standart Operational Procedure Produksi Pada Perusahaan Coffeein. Jurnal Manajemen Dan Start-Up Bisnis, 2(1), 90–95.
Soeprapto, R. (2002). Interaksi Simbolik, Perspektif Sosiologi Modern. Yogyakarta: Averrpes Press dan Pustaka Pelajar.
Syam, N. (2005). Islam Pesisir, Yogyakarta: LKIS.