Toleransi Beragama Umat Hindu dan Islam pada Hari Raya Idul Adha di Desa Tembok
Main Article Content
Abstract
Artikel ini bertujuan untuk menganalisis nilai-nilai toleransi yang diterapkan oleh umat Hindu dan Islam pada hari raya Idul Adha di Desa Tembok. Toleransi beragama menjadi hal penting yang dipahami oleh setiap individu, mengingat pada daerah tertentu sering terjadi konflik yang melibatkan antarumat beragama. Berkaca dari fenomena itu, maka sangat urgen jika setiap orang hendaknya mengoptimalkan sikap toleransi dalam relasi antarumat beragama. Salah satu bentuk sikap toleransi beragama dapat ditemukan dalam kehidupan umat Hindu dan Islam pada saat hari raya Idul Adha di Desa Tembok, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng. Metode yang digunakan untuk menganalisis permasalahan dalam kajian ini yaitu metode kualitatif, dimana menekankan pada fenomena sosial yang terjadi dalam perayaan hari Idul Adha di Desa Tembok. Hasil kajian di lapangan menjelaskan bahwa toleransi diwujudkan dalam kegiatan ngejot dan silaturahmi. Idul adha memberi dampak hubungan yang harmonis bagi umat Hindu dan Islam. Dalam pelaksanaan silaturahmi terlihat adanya perpaduan budaya yang diwujudkan melalui kegiatan magibung. Magibung sebagai budaya umat Hindu Bali, diterapkan dalam perayaan hari Idul Adha oleh umat Islam dan Hindu. Kegiatan magibung mengajarkan setiap orang tentang kesetaraan, dimana seluruh umat menikmati makanan yang sama. Tidak ada perbedaan makanan yang disajikan bagi orang-orang tertentu. Kajian ini dapat berkontribusi sebagai rujukan dalam menggali bentuk toleransi antarumat beragama.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with the Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal the right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License (CC BY-SA 4.0) that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work. (See The Effect of Open Access)
References
Donder, I K. & Wisarja, I K. (2009). Teologi Sosial Persoalan Agama dan Kemanusiaan Perspektif Hindu. Yogyakarta: IMPULSE.
Gama, I. W. (2013). Budaya Magibung Kearifan Lokal Masyarakat Karangasem dalam Menanamkan Rasa Kekeluargaan dan Persaudaraan. Lampuhyang, 4(1), 31-43.
Haryanto, S. (2015). Sosiologi Agama dari Klasik Hingga Postmodern. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.
Heriyanti, K. (2020). Moderasi Beragama Melalui Penerapan Teologi Kerukunan. Maha Widya Duta: Jurnal Penerangan Agama, Pariwisata Budaya, dan Ilmu Komunikasi, 4(1), 61-69.
Heriyanti, K. (2022). Internalisasi Konsep Pluralisme Di Tengah Konflik Sosial (Perspektif Agama Hindu). Sanjiwani: Jurnal Filsafat, 13(1), 49-57.
Hidayah, M., Nurrohmah, S., & Yusuf, M. A. (2022). Tradisi Ngejot Sebagai Media Komunikasi Antar Umat Beragama. Qaulan: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam, 3(2), 20-34.
La Diman, H. N. N. K. (2018). Nilai Pendidikan Multicultural (Kajian Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Hujurat Ayat 9-13). Al-Iltizam: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 3(2), 142-169.
Maris, I N. (1994). Gibungan Lombok. Mataram: Parisadha Hindu Dharma Indonesia Provinsi Nusa tenggara Barat.
Nurgiansah, T. H. (2021). Pendidikan Pancasila. Solok: CV Mitra Cendekia Media.
Retpitasari, E., & Zuhriyah, L. F. (2019). Refleksi Pemikiran Multikulturalisme Bagi Dakwah. In Proceeding of International Conference on Da’wa and Communication, 1(1).
Ritzer, G., & Douglas, J. G. (2004). Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Rumagit, S. K. (2013). Kekerasan dan diskriminasi antar umat beragama di Indonesia. Lex Administratum, 1(2).
Salim, D. P. (2017). Kerukunan Umat Beragama Vs Kebebasan Beragama Di Indonesia. Potret Pemikiran, 21(2).
Sudantara, K. (2023). Diakses pada 12 Agustus 2024 dari https://tatkala.co/2023/08/28/malam-perayaan-dan-pergelaran-budaya-di-desa-tembok-kolaborasi-dua-agama/.
Sumbulah, U. (2013). Pluralisme Agama Makna dan Lokalitas Pola Kerukunan Antarumat Beragama. Malang: UIN-MALIKI PRESS.
Suyana, N., & Wulansari, L. (2019). Pembelajaran Karakter Melalui Pelaksanaan Idul Adha Pada Siswa Sma. Journal of Empowerment Community, 1(2), 67-74.
Taylor, C. 1994. Multiculturalism, Examining the Politics of Recognition. United Kingdom: Pricenton University Press.
Tripayana, I. N. A., Mufidah, N., Handayani, N., & Basyariah, B. (2021). Internalisasi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Pada Tradisi Magibung. Edueksos Jurnal Pendidikan Sosial.
Wiana, I Ketut. (2007). Tri Hita Karana Menurut Konsep Hindu. Surabaya: Paramita.