https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISH/issue/feed Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora 2024-12-30T22:00:18+00:00 Putu Indra Christiawan indra.christiawan@undiksha.ac.id Open Journal Systems <div><div><hr noshade="noshade" size="2" width="100%" /></div></div><div> </div><table class="data" width="100%"><tbody><tr valign="top"><td width="20%">Journal title</td><td width="80%"><strong>Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora</strong></td></tr><tr valign="top"><td width="20%">Initials</td><td width="80%"><strong>JISH</strong></td></tr><tr valign="top"><td width="20%">Abbreviation</td><td width="80%"><strong>J. Ilmu Sos. Human.</strong></td></tr><tr valign="top"><td width="20%">Frequency</td><td width="80%"><strong>Three issues per year </strong></td></tr><tr valign="top"><td width="20%">DOI</td><td width="80%"><strong>prefix 10.23887/jish-undiksha</strong><strong><br /></strong></td></tr><tr valign="top"><td width="20%">Print ISSN</td><td width="80%"><strong><a href="https://portal.issn.org/resource/ISSN/2303-2898" target="_blank">2303-2898</a></strong></td></tr><tr valign="top"><td width="20%">Online ISSN</td><td width="80%"><strong><a href="https://portal.issn.org/resource/ISSN/2549-6662" target="_blank">2549-6662</a></strong></td></tr><tr valign="top"><td width="20%">Editor-in-chief</td><td width="80%"><a href="https://scholar.google.co.id/citations?user=IjpbTDMAAAAJ&amp;hl=en" target="_blank"><strong>Putu Indra Christiawan</strong></a></td></tr><tr valign="top"><td width="20%">Publisher</td><td width="80%"><a href="https://undiksha.ac.id/" target="_blank"><strong> Universitas Pendidikan Ganesha</strong></a></td></tr><tr valign="top"><td width="20%">Organizer</td><td width="80%"><a href="https://lppm.undiksha.ac.id/" target="_blank"><strong>Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat</strong></a></td></tr></tbody></table><div><div> </div><div><hr noshade="noshade" size="2" width="100%" /></div></div><p><strong><br /></strong></p><p><strong>Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora (JISH)</strong> <strong>[e-ISSN : <a href="https://portal.issn.org/resource/ISSN/2549-6662" target="_blank">2549-6662</a> (Online) and </strong><strong>p-ISSN : <a href="https://portal.issn.org/resource/ISSN/2303-2898" target="_blank">2303-2898</a> </strong><strong>(Printed)] </strong>is a peer-reviewed journal published by the Research and Community Service Institute of Universitas Pendidikan Ganesha since 2012. JISH contains the results of research in the field of social sciences and humanities. This journal aims to publish and disseminate writings in the field of social sciences and humanities that can contribute to the development of science. JISH received writing in quantitative and qualitative research from academics, practitioners, researchers, and students relevant to the topic of social sciences and humanities. </p><p><span lang="IN">JISH publishes research articles comprehensive in nature by inviting reviews from the leading experts in the fields. The incoming papers will be selected based on high scientific studies, provide essential new knowledge, and are very interesting for the community in the field of social sciences and humanities. JISH has become a member of </span><strong><span data-preserver-spaces="true">CrossRef</span></strong><span data-preserver-spaces="true"> so that all articles published by JISH will have a unique DOI number.</span></p><p><span lang="IN">JISH was first published in 2012 and is regularly published twice a year until 2020. Since then, JISH has begun to receive high-quality articles in large quantities. Therefore, starting in 2021, JISH increases the frequency of publications three times a year in </span><strong><span data-preserver-spaces="true">April, August, </span></strong><span data-preserver-spaces="true">and </span><strong><span data-preserver-spaces="true">December</span></strong><span data-preserver-spaces="true">. JISH is accredited by the </span><strong><span data-preserver-spaces="true">Ministry of Research, Technology and Higher Education, the Republic of Indonesia</span></strong><span data-preserver-spaces="true">, which is ranked </span><strong><span data-preserver-spaces="true">Second Grade (Peringkat 2, Sinta 2)</span></strong><span data-preserver-spaces="true"> from 2020 to 2025 based on </span><strong><span data-preserver-spaces="true">Decree No. 200/M/KPT/2020</span></strong><span data-preserver-spaces="true">.</span></p><p><strong><br /></strong></p> https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISH/article/view/75018 Studi Sosial dan Ekonomi Transmigrasi Jawa-Bali di Desa Tugumulyo 2024-02-02T21:31:41+00:00 L.R. Retno Susanti retno_susanti@fkip.unsri.ac.id Hudaidah hudaidah@fkip.unsri.ac.id Abrar Abrar abrar@unj.ac.id Made Darme madedarme.me@gmail.com Nur Aeni Marta nuraeni@unj.ac.id Wahyu Rizky Andhifani wrandhifani.1981@gmail.com Luh Suwita Utami utami.balar@gmail.com <p>Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis perubahan sosial dan ekonomi masyarakat Jawa-Bali di Desa Tugumulyo. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian fenomenologi, kemudian dianalisis menggunakan tiga tahap, yang meliputi kondensasi data, penyajian data, dan kesimpulan atau verifikasi lebih lanjut. Pengumpulan data diperoleh melalui wawancara, jurnal, buku, dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian. Hasil temuan dari penelitian menunjukkan transmigrasi Desa Tugumulyo bukan program transmigrasi rancangan dari pemerintah. Transmigran Jawa, Bali, dan penduduk asli melakukan perambahan hutan untuk membangun lahan pertanian dan tempat tinggal. Perambahan lahan tersebut menuai hasil, karena Tugumulyo memiliki pH tanah yang cukup subur. Transmigran memanfaatkan untuk menanam bibit padi dan perolehan panen sesuai harapan transmigran. Pemerintah setempat juga menobatkan Tugumulyo penghasilan beras terbanyak di Kabupaten OKI. Perpindahan transmigran ke lahan baru telah membawa warna kehidupan yang lebih baik dan membentuk hubungan sosial melalui perayaan hari besar keagamaan, pernikahan, sunatan, dan yasinan. Pembinaan desa semakin teratur ketika para pemimpin desa membangun desa menjadi lebih maju dan mendapat penghargaan “Desa Terbaik” dari Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi. Semakin membaiknya Desa Tugumulyo, pemerintah kembali membangun desa di bidang pendidikan, mulai dari tingkat dasar, menengah, atas, dan perguruan tinggi. Dengan adanya pendidikan tersebut, masyarakat transmigran dapat menikmatinya sesuai kebutuhan di era masa kini.</p> 2024-12-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 L.R. Retno Susanti, Hudaidah, Abrar Abrar, Made Darme, Nur Aeni Marta, Wahyu Rizky Andhifani, Luh Suwita Utami https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISH/article/view/75131 Perempuan Pramuwisata: Peluang dan Tantangan dalam Industri Pariwisata Bali 2024-02-27T02:04:08+00:00 Herindiyah Kartika Yuni herindiyahkartikayuni@gmail.com <p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peluang yang dimanfaatkan oleh perempuan Bali untuk menjadi pramuwisata serta tantangan yang dihadapi dalam profesi tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, dimana data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, FGD, dan kajian kepustakaan, kemudian dianalisis menggunakan metode analisis biografi untuk mendeskripsikan pengalaman para pramuwisata perempuan secara terperinci. Informan berjumlah 27 orang yang dipilih secara purposive. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peluang bagi perempuan menjadi pramuwisata di Bali meliputi kedatangan wisatawan, regulasi pemerintah yang mendukung, kebijakan perusahaan, dan dukungan keluarga, sedangkan tantangan yang dihadapi antara lain konflik peran, regulasi pemerintah yang kurang mendukung, kurangnya jaminan kesehatan, pergeseran pasar, perkembangan teknologi informasi, dan keberadaan pramuwisata ilegal. Penelitian ini memberikan nilai orisinal dengan menyediakan wawasan mendalam tentang dinamika dan tantangan yang dihadapi oleh perempuan dalam profesi pramuwisata di Bali. Keterbatasan penelitian ini terletak pada jumlah informan yang terbatas dan fokus geografis pada Bali saja, sehingga hasilnya mungkin tidak sepenuhnya representatif untuk daerah lain, dengan implikasi perlunya penelitian lanjutan dengan cakupan yang lebih luas. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rekomendasi bagi pemangku kepentingan dalam industri pariwisata untuk memaksimalkan kontribusi perempuan pramuwisata, termasuk perbaikan regulasi pemerintah dan peningkatan dukungan perusahaan serta keluarga. Selain itu, penelitian ini membuka peluang untuk studi lebih lanjut yang dapat mengeksplorasi aspek lain dari peran perempuan dalam industri pariwisata di wilayah lain, serta memperdalam analisis tentang dampak teknologi informasi dan perubahan pasar terhadap profesi pramuwisata perempuan.</p> 2024-12-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Herindiyah Kartika Yuni https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISH/article/view/76476 Pengelolaan Remitansi Keluarga PMI dalam Peningkatan Ekonomi berbasis Komunitas di Wilayah Pesisir KEK Mandalika 2024-04-05T14:07:37+00:00 Ratih Rahmawati ratihrahma@unram.ac.id Taufiq Ramdani taufiq.ramdani@unram.ac.id Nuning Juniarsih nuningjuniarsih@gmail.com <p>Pengelolaan remitansi dilakukan oleh keluarga PMI dalam upaya meningkatkan kualitas kesejahteraan keluarga saat PMI bekerja diluar negeri dan setelah selesai periode bekerja. Rendahnya pengetahuan dalam praktik pengelolaan remitansi membuat masyarakat cenderung konsumtif. Kondisi rumah tangga PMI yang berbeda jarak dan waktu mengakibatkan disharmonisasi dalam rumah tangga. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pola pengelolaan remitansi oleh keluarga PMI dalam peningkatan ekonomi berbasis komunitas. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus menggunakan analisis teori Tindakan Sosial oleh Charles Tilly. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pilar pertama program BK TKI yaitu ‘pemberdayaan ekonomi keluarga PMI’ telah berhasil dilaksanakan. Komunitas ini berhasil menggunakan remitansi untuk dijadikan modal usaha kegiatan ekonomi produktif. Komunitas memproduksi olahan potensi sumber daya alam wilayah pesisir. Hal ini dapat terlaksana karena anggota komunitas atau istri PMI melakukan program kerja Bina Keluarga TKI di wilayah pesisir KEK Mandalika Kabupaten Lombok Tengah dengan aktivitas penerimaan pengetahuan wirausaha, pelatihan wirausaha, pelatihan menjahit, dan produksi olahan komoditas rumput laut. Kelompok program BK-TKI mengarahkan anggotanya memiliki aktivitas produktif untuk mengelola remitansi. Anggota memiliki akses terhadap relasi diluar desanya, memiliki semangat yang tinggi dan bersilaturahmi. Kendala yang dialami seperti tidak tersedia transportasi, kurangnya SDM dari instansi, pelaksanaan pelatihan dari instansi tidak rutin dilakukan setiap periode dan memiliki jarak waktu yang cukup lama.</p> 2024-12-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Ratih Rahmawati, Taufiq Ramdani, Nuning Juniarsih https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISH/article/view/77319 Comparing Digital Literacy Skills Gap Index: A Case from Pakistan and Indonesia 2024-05-05T12:24:14+00:00 Muhammad Younus mohammedyounusghazni@gmail.com Achmad Nurmandi nurmandi_achmad@umy.ac.id Dyah Mutiarin dyahmutiarin@umy.ac.id Halimah Abdul Manaf imah@uum.edu.my Andi Luhur Prianto luhur@unismuh.ac.id Imelda Zamjanah Rahmawati imelda.zamjanah@mail.ugm.ac.id <p>This paper thoroughly analyzes the computerized proficiency of two critical South Asian countries, Pakistan and Indonesia. This groundbreaking inquiry examines the rising importance of advanced education inside the worldwide circle, explaining the deterrents and conceivable outcomes these nations experience in an increasingly digitized society. This considers employment a thorough mixed-method approach to assess essential viewpoints of computerized proficiency competencies, enveloping mechanical availability, capability in computerized proficiency, and consolidating computerized instruments in instructive and word-related settings. Through a comparative examination of the investigative discoveries from Pakistan and Indonesia, the information for the comparative ponder is taken from the Wiley Computerized Aptitudes Crevice File site. The results of our study propose that Pakistan and Indonesia significantly impede computerized proficiency. In any case, it is fundamental to note that there are recognizable contrasts within the characteristics and greatness of these incongruities. Pakistan must illustrate a more pronounced division characterized by errors within the accessibility of computerized assets and conceivable outcomes for preparing. In differentiation, Indonesia is hooked on challenges concerning advanced substances and the genuineness of the data. Also, it gives commonsense proposals for policymakers, teachers, and partners in nations like Pakistan, Indonesia, and other creating economies working towards leveraging the openings displayed by the advanced times.</p> 2024-12-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Muhammad Younus, Achmad Nurmandi, Dyah Mutiarin, Halimah Abdul Manaf, Andi Luhur Prianto, Imelda Zamjanah Rahmawati https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISH/article/view/77550 Women's Involvement in Nagari Municipal Land Arrangement 2024-05-05T12:46:11+00:00 Indraddin Indraddin indraddinindraddin@gmail.com Kurnia Warman kurniawarman@gmail.com Ardi Abbas indraddinindraddin@gmail.com Retno Anggraini retnoanggraini34@gmail.com <p>Women in Minangkabau culture are the heirs of traditional land, but in its arrangement and management, women are not significantly involved. At the level of implementing land registration, privately owned land has run smoothly, but problems often arise in managing customary land, both community customary land and Nagari customary land. This research aims to analyze women's involvement in managing Nagari traditional land. The research was conducted in Nagari Sungai Kamuyang, Limapuluh Kota Regency, using a qualitative approach. The analytical tool used is Anthony Ginddens' structural theory. The research results show that women's involvement in managing communal land is greater during consensus deliberation events. Women were more involved at the beginning of the activity, but men mostly carried out the implementation. In discussing the agreement to make Nagari Sungai Kamuyang a pilot project, women were invited to occupy the bundo kanduang position there as nagari officials. Women are no longer involved in determining boundaries in the field, and there is polarization in the division of labor between men and women. At the same time, discussions in forums ranged from socialization activities to building an agreement to make Nagari Sungai Kamuyang one of the pilot project locations for customary land management. The women present met and joined in the conversation. When a field assistance team was formed to determine land boundaries and land measurements by BPN, BPN was involved for a longer time. </p> 2024-12-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Indraddin Indraddin, Kurnia Warman, Ardi Abbas, Retno Anggraini https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISH/article/view/77819 Perspektif Hukum dan Sosial Tanah sebagai Jaminan Pinjaman Uang di Subak Abian Jepun Desa Antiga 2024-05-05T12:52:02+00:00 I Nengah Suriata nengahsuriata1@stispolwb.ac.id <p>Bali memiliki banyak kearifan lokal (<em>local wisdom</em>) yang menjadi potesi ekonomi dan sosial daerah. salah satunya adalah keberadaan praktik transaksi keuangan yang berjalan di masyarakat adat desa. Penelitian ini dilakukan untuk mengungkap aspek hukum dan sosial dari praktik lembaga keuangan tradisional non-bank di lingkungan Subak Abian Jepun. Penelitian kualitatif ini mendeskripsikan proses pemberian jaminan tanah untuk pinjaman uang yang dilakukan kerama subak. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung di kantor subak dan di tengah-tengah masyarakat, serta dilakukan wawancara mendalam dengan pengurus dan kerama subak. Untuk mendapatkan data yang valid dilakukan pengumpulan dokumen terkait dengan laporan kegiatan dan keuangan subak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peminjaman uang yang dipraktikkan di Subak Abian Jepun berbeda sama sekali dengan praktik keuangan yang ada di lembaga keuangan konvensional maupun syariah. Jaminan yang diberikan oleh peminjam dikhususkan untuk tanah yang menjadi hak milik atau hak garap peminjam uang. Peminjam tidak harus menyerahkan sertifikat tanah, cukup ditunjukkan. Namun ada konsekuensi besar yang harus ditanggung secara renteng oleh keluarga bila terjadi kredit macet. Model ini berhasil mengatasi kredit macet dan meningkatkan jumlah pinjaman dan pertumbuhan aset subak. Praktik tersebut diulas secara jelas dengan perspektif hukum dan sosial, termasuk teori hukum dan teori sosial yang berlaku.</p> 2024-12-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 I Nengah Suriata https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISH/article/view/79590 Perubahan Socio-Cultural dan Lingkungan pada Masyarakat Kampung Tridi Malang (Studi Kasus Pembangunan Kampung Wisata di Sekitaran Sungai Brantas) 2024-06-15T01:28:29+00:00 Azharotunnafi Azharotunnafi azharotunnafi@uin-malang.ac.id Nur Amalina Sharfina sharfinaamalina@uin-malang.ac.id <p>Kampung wisata Tridi muncul karena inisiasi dan kerjasama dari komunitas Guyspro bersama pemerintah Kota Malang kemudian dikelola oleh warga sekitar. Awalnya, kampung Tridi dikenal kampung yang kumuh, setelah menjadi kampung wisata, akhirnya terjadi perubahan dari berbagai aspek. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan sosial pada masyarakat Kampung Tridi dari segi sosial, budaya dan lingkungan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Studi kasus mengenai perubahan socio-cultural dan lingkungan bagaimana masyarakat Kampung Tridi mampu mengembangkan wilayah yang awalnya kumuh menjadi kawasan yang memiliki potensi ekonomi maju di sekitar aliran Sungai Brantas. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi dan survey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perubahan dalam aspek socio-cultural dan lingkungan dari segi interaksi dan perilaku masyarakat, mata pencaharian, sistem sosial, serta lingkungan. Temuan penelitian ini yaitu, Kampung Tridi memberikan sebuah perubahan baru yaitu terbentuknya pola interaksi gemeinschaft, sistem sosial baru bernama Paguyuban Kampung Tridi, penggiat UMKM, dan pekerjaan baru. Penelitian ini berbeda karena mencakup fase perubahan yang unik yaitu perubahan ketika awal dibuka wisata, masa pandemi COVID-19 dan pasca pandemi. Pada masa awal menjadi tempat wisata, terjadi perubahan signifikan dalam berbagai aspek, aktivitas melemah ketika covid, dan pasca pandemi, masyarakat memiliki resiliensi rendah.</p> 2024-12-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Azharotunnafi Azharotunnafi, Nur Amalina Sharfina https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISH/article/view/80275 Jam Kerja Berlebih pada Wanita Kawin Tenaga Kerja Sektor Informal di Nusa Tenggara Barat 2022 2024-07-24T12:41:12+00:00 Rara Estiningtyas raradyanty@gmail.com Ekaria Ekaria e_ria_s@yahoo.co.id <p>Terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas, termasuk peran perempuan dalam pembangunan merupakan bagian dari tujuan pembangunan nasional. Masuknya perempuan dalam pasar tenaga kerja sering kali diiringi dengan keikutsertaan mengurus rumah tangga atau biasa disebut peran ganda. Jam kerja yang cenderung berlebih pada wanita dengan peran ganda dapat berdampak negatif terhadap urusan rumah tangga dan kesehatan, seperti depresi, tingkat energi yang rendah, dan peningkatan keluhan fisik. Di Indonesia, Nusa Tenggara Barat mempunyai angka ketimpangan gender tertinggi selama tahun 2018-2022, menempati posisi keempat penduduk bekerja di sektor informal tertinggi dan posisi kelima penduduk bekerja dengan jam kerja berlebih tertinggi, serta menjadi provinsi yang memiliki penduduk perempuan dengan keluhan kesehatan tertinggi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran dan mengidentifikasi variabel-variabel sosiodemografi yang memengaruhi jam kerja berlebih wanita kawin yang bekerja di sektor informal di NTB tahun 2022 dengan menggunakan data Sakernas Agustus 2022. Hasil pengujian menggunakan model regresi logistik biner menunjukkan bahwa usia, tingkat pendidikan, keberadaan anak usia sekolah, partisipasi kerja suami, tipe keluarga, dan wilayah tempat tinggal memiliki pengaruh signifikan terhadap status jam kerja berlebih wanita kawin yang bekerja di sektor informal di NTB. Tingkat pendidikan terakhir SMA ke atas dengan nilai <em>odds ratio</em> sebesar 1,8 memiliki kecenderungan paling besar terhadap wanita kawin tenaga kerja di sektor informal untuk memiliki jam kerja berlebih, selanjutnya diikuti dengan tempat tinggal perkotaan dan tipe keluarga inti.</p> 2024-12-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Rara Estiningtyas, Ekaria Ekaria https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISH/article/view/80309 Does Gastronomy Tourism Experiences Matter? Understanding Domestic Tourist Future Behavior 2024-07-24T12:52:12+00:00 Bambang Dwi Prasetyo bambangdprasetyo@gmail.com Hanum Kanthi Pramesthi hanumkanthip@gmail.com Moch. Shobastian Mahendra Muchtar shobastianmuchtar@gmail.com <p>This research seeks to examine how gastronomic tourism, particularly through Bakso, affects tourist satisfaction, intention to return, and recommendations to others in Malang City. The study employs Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS SEM) and includes a sample of 109 respondents. Data was collected via questionnaires distributed in January 2024. PLS SEM helps identify three key variables: Gastronomy Tourism Experience, Tourist Satisfaction, and Future Behavior, represented by 37 questionnaire items. Findings indicate that Bakso-based gastronomic tourism significantly enhances tourist satisfaction, their likelihood of returning, and their propensity to recommend Malang City. This underscores the strategic importance of local food culture in tourism development and suggests that local governments should prioritize enhancing the tourist experience and food tourism infrastructure. The study lays the groundwork for further exploration of Malang City's gastronomic tourism potential.</p> 2024-12-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Bambang Dwi Prasetyo, Hanum Kanthi Pramesthi, Moch. Shobastian Mahendra Muchtar https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISH/article/view/80726 The Role of Culture in Business Sustainability in Resource Based Theory: A Comprehensive Review 2024-07-14T04:51:40+00:00 Kadek Wulandari Laksmi P wulandariwangsa86@gmail.com Ida Bagus Anom Purbawangsa gidabagus@unud.ac.id I Gde Kajeng Baskara kajengbaskara@unud.ac.id Luh Gede Sri Artini lg_artini@unud.ac.id <p>Sustainability has become a critical concern for businesses across the globe, driven by a range of stakeholder demands and the need to address pressing environmental and social challenges. While the focus on sustainability is important, it is crucial to consider the potential drawbacks of prioritizing culture in business sustainability within the context of resource-based theory. Some argue that overly emphasizing culture in sustainability efforts can lead to a lack of focus on other important factors, such as technological innovation and economic considerations. This paper aims to explore the impact of organizational culture on sustainable business practices and competitive advantage and develop a framework for aligning them to drive long-term success. The approach includes conducting a systematic literature review using the Scopus database. The results are a comprehensive analysis of the role of organizational culture in sustainable business practices and the implications for resource-based theory. In conclusion, organizational culture plays a significant role in sustainable business practices and can contribute to competitive advantage. Future research must explore how to balance cultural factors with other strategic considerations. Additionally, the study emphasizes the importance of inclusive leadership and diversity management in fostering a culture of inclusivity and belonging, which is crucial for sustainable development and long-term organizational success.</p> 2024-12-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Kadek Wulandari Laksmi P, Ida Bagus Anom Purbawangsa, I Gde Kajeng Baskara, Luh Gede Sri Artini https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISH/article/view/82364 The Poison of Cyberbullying in Destroying Children's Sense of Empathy 2024-07-24T13:02:55+00:00 Shinta Shinta shintabundacinta@gmail.com Akif Khilmiyah akif.khilmiyah@umy.ac.id <p>Cyberbullying is usually carried out because of the perpetrator's low level of empathy and has the potential to erode the victim's sense of empathy, making it possible for the victim to cyberbullying other people as well. This research aims to bibliometrically analyze articles about the relationship between cyberbullying and empathetic attitudes from 2010 to 2024. Analysis was conducted using VOSviewers to obtain network map visualization, Scopus AI to identify references most relevant to the research topic, and reviewing all contents of selected journals to conduct a comprehensive analysis. The research results show that analysis via Vosviewer produced 16 clusters and Scopus AI produced 8 points regarding the relationship between cyberbullying and empathy, which can be summarized that cyberbullying can result in mental health disorders, both the erosion of good behavior, especially empathy in the perpetrator and the victim can experience depression, even leading to suicide or loss of empathy within yourself because you want revenge for carrying out cyberbullying against other people. Cyberbullying behavior that can endanger a child's sense of empathy can be reduced by providing digital literacy assistance, strengthening character education, and getting used to always being empathetic, both offline and online, towards other people.</p> 2024-12-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Shinta Shinta, Akif Khilmiyah https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISH/article/view/82538 Strategy Achievement Gender Equality in Fishermen Households 2024-07-24T12:45:08+00:00 Muhammad Bibin muhammad.bibin01@gmail.com Nurul Purnomo purnomo.nupo@gmail.com Ani Ardian aniardian11@gmail.com Sry Iin Indirwan sryiinindirwan@gmail.com Saman Gita Marewa samangitamarewa@gmail.com <p>Decision-making in a household should not be done single-handedly by the husband as the head of the family. However, it needs to involve the wife, who plays an important role in improving the family economy. Generally, the women or wives in Palopo had not been involved in decision-making and had not been fully supported by government programs taking sides with the women. This study sought to analyze gender equality of decision-making in fisherman households and formulate a priority strategy for achieving gender equality in these households. Data collection was done using observation and structured interviews using questionnaires addressed to 7 stakeholders consisting of government agency officials, the Chair of Fisherman Cooperative, the Head of Nasyiah, and the Head of the Fisherman Group, as well as 30 families (husband and wife) whose livelihood depended in the fishery sector. The Moser analysis and Analytical Hierarchy Process (AHP) were used to analyze the obtained data. This study revealed some results. The women or wives were responsible and more dominant as decision-makers in household, family, and financial matters. The men or husbands were responsible and more dominant decision-makers in production activities and social affairs. In addition, implementing outreach programs for coastal communities in Palopo had not been gender-responsive. Thus, the priority strategy in achieving gender equality in fisherman households, which holds the best opportunity and is considered important by stakeholders, is developing a guidance program for coastal communities, men, and women.</p> 2024-12-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Muhammad Bibin, Nurul Purnomo, Ani Ardian, Sry Iin Indirwan, Saman Gita Marewa https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISH/article/view/83716 Jaringan Aktor dalam Tata Kelola Kolaborasi Industri Pariwisata di Kabupaten Kuningan 2024-09-20T23:18:54+00:00 Anwar Rosshad rosshadanwar@gmail.com Nur Saribulan nursaribulan@ipdn.ac.id Vinda Verina Kartika Dewi Primasari vinda.verina@ipdn.ac.id <p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan jaringan aktor dalam tata kelola kolaborasi industri pariwisata dengan mengidentifikasi siapa saja aktor yang terlibat dan seberapa besar peran jaringan aktor tersebut dalam pencapaian tujuan industri pariwisata yang di Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan <em>Social Network Analysis (SNA). Adapun </em>teknik pengumpulan data menggunakan <em>in-depth interview</em> pada aktor yang terlibat dalam tata kelola industri pariwisata di kabupaten Kuningan serta didukung data sekunder berupa aturan, laporan, dokumen atau informasi pada <em>website</em> yang relevan. Analisis data dilaksanakan dengan mengidentifikasi hubungan antar aktor dengan melihat koneksi struktur antar jaringan antar aktor dengan menggunakan <em>software </em>R-studio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam penyelenggaraan industri pariwisata di kabupaten Kuningan tata kelola kolaborasi penyelenggaraan pariwisata telah dilaksanakan namun belum terjadi secara optimal, karena perspektif masing-masing aktor yang melaksanakan kolaborasi didasarkan atas perspektif normatif, dimana kesadaran kolaborasi masih dilaksanakan karena didasarkan pembagian urusan, tugas dan fungsi sesuai bidang masing-masing. Sehingga, terlihat aktor yang paling dominan adalah DISPORAPAR selaku penanggung jawab urusan kepariwisataan serta BAPPEDA selaku badan yang menginventasir perencanaan dan pengganggaraan kegiatan atau program pariwisata pada masing-masing dinas terkait.</p> 2024-12-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Anwar Rosshad, Nur Saribulan, Vinda Verina Kartika Dewi Primasari https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISH/article/view/83968 Interpretation of Javanese Ethics in Handling Deviant Behavior of Adolescents: An Interpretative Phenomenological Analysis 2024-09-20T23:21:03+00:00 Suprihatiningsih Suprihatiningsih suprihatiningsih1@students.unnes.ac.id Tri Marhaeni Pudji Astuti trimarhaenipudjiastuti@mail.unnes.ac.id Agustinus Sugeng Priyanto atsugeng@mail.unnes.ac.id Sunarto Sunarto sunarto_pkn@mail.unnes.ac.id <p>This study aims to understand the application of Javanese ethical values in dealing with deviant behavior of adolescents in Bandengan Fishing Village, Kendal Regency. Using Interpretive Phenomenological Analysis (IPA), this study involved five adolescents with a history of deviant behavior and community leaders active in Javanese ethics-based intervention programs. Data was collected through in-depth interviews (January–April 2024) and Focus Group Discussions (FGDs) (May–June 2024) that explored perceptions, experiences, and strategies for overcoming social stigma. The study participants, consisting of adolescents with a history of deviant behavior and community leaders who are considered to have insight into Javanese ethics, offered diverse perspectives on concepts such as <em>gotong royong</em> (cooperation), <em>tepo seliro</em> (mutual respect), and <em>rukun</em> (harmony) in the context of behavior formation. The analysis results found main themes, including the importance of social acceptance in building adolescents' sense of self-esteem, the role of community support in building positive behavior, and the influence of instilling local values in strengthening adolescent mental resilience. These findings suggest that Javanese ethical values not only serve as a method of handling behavior but also as a tool to reduce stigma and improve social integration for adolescents who engage in deviant behavior. In the long term, these results can be implemented in social practice to develop more effective and contextually relevant models of culture-based interventions. This research makes an important contribution to the social intervention approach by offering insights into the potential of local ethics in supporting the formation of adolescent characters in a community-based environment.</p> 2024-12-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Suprihatiningsih Suprihatiningsih, Tri Marhaeni Pudji Astuti, Agustinus Sugeng Priyanto, Sunarto Sunarto https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISH/article/view/84675 Narasi Lokal dan Konseptualisasi Ulang Local People Gaze pada Transformasi Kampung Wisata: Kasus Tiga Kampung Wisata di Indonesia 2024-09-20T23:30:59+00:00 Rusydan Fathy rusydanfathy@gmail.com Yoka Pramadi yokata83@gmail.com Tatang Rusata tata014@brin.go.id <p>Pendekatan “<em>gaze</em>” telah banyak dibahas dalam pariwisata. Akan tetapi, penelitian-penelitian sebelumnya lebih berfokus pada <em>gaze </em>(tatapan) wisatawan terhadap destinasi wisata. Artikel ini bertujuan untuk mengungkap beberapa bentuk “tatapan” masyarakat lokal dalam konteks transformasi desa wisata. Artikel ini berfokus pada kasus Kampung Tematik Kayutangan, Kampung Kreatif Dago Pojok, dan Desa Budaya Sarugo di Indonesia. Artikel ini menggunakan metode kualitatif dengan wawancara dan diskusi kelompok terarah dengan masyarakat lokal dan pemangku kepentingan di masing-masing kampung atau desa. Artikel ini menemukan dan mengonsep ulang tatapan masyarakat lokal, yaitu: <em>fundamental gaze </em>(kolektif, autentik, dan esensial), <em>initial gaze </em> (kebutuhan dan layanan wisatawan), dan <em>prospektif gaze</em> (sosial budaya dan ekonomi). Terkait dengan kategori tatapan masyarakat lokal, masing-masing kampung atau desa memiliki narasi lokal yang terkandung dalam tatapan mereka, yaitu “Nostalgia Masa Lalu” bagi Kampung Tematik Kayutangan, “Seni dan Kreasi dalam <em>Augmented Reality</em>” bagi Kampung Kreatif Dago Pojok, dan “Autentisitas Budaya dan Keindahan Alam” bagi Desa Budaya Sarugo. Diversifikasi narasi dan tatapan lokal dari transformasi tersebut menandakan penegasan gagasan, harapan, dan pengalaman masyarakat lokal serta revitalisasi kampung atau desa dan berkontribusi pada kajian “tatapan/<em>gaze</em>” dalam konteks pariwisata global.</p> 2024-12-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Rusydan Fathy, Yoka Pramadi, Tatang Rusata https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISH/article/view/84817 Conflict Resolution Strategies in Kampung Naga Indigenous Community: Preserving Tradition in the Face of Modernity 2024-09-20T23:33:15+00:00 Budi Yasri budiyasri137@gmail.com Asep Ridwan Lubis budiyasri137@gmail.com Vera Firmansyah budiyasri137@gmail.com Gianto Gianto budiyasri137@gmail.com Nandang Gunawan Tunggal Waras budiyasri137@gmail.com Kartika Nurul Aulia budiyasri137@gmail.com <p>This study examines conflict resolution strategies within the Kampung Naga indigenous community. It focuses on how traditional governance systems—particularly adat law—function alongside state law to mediate conflicts and preserve cultural integrity amidst modernization pressures. Employing a descriptive qualitative method, this research draws on in-depth interviews, participant observations, and document analysis to reveal the community’s dual governance system. Findings indicate that Kampung Naga’s adherence to adat law fosters social cohesion and leads to generational tensions, particularly regarding land use and economic integration. The study demonstrates that while traditional mechanisms remain effective for resolving internal disputes, external conflicts, such as land disputes with government entities, require a hybrid approach incorporating state law. This duality illustrates the resilience of Kampung Naga’s cultural practices and the challenges they face in balancing modern legal frameworks. The practical implications of this research extend to broader discussions on preserving indigenous governance systems in the face of state legal integration and economic pressures. These findings offer critical insights into how traditional societies can maintain cultural autonomy while navigating external influences, contributing to theoretical and practical debates on conflict resolution and indigenous governance.</p> 2024-12-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Budi Yasri, Asep Ridwan Lubis, Vera Firmansyah, Gianto Gianto, Nandang Gunawan Tunggal Waras, Kartika Nurul Aulia https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISH/article/view/84867 An Empirical Study of Sustainability Strategies in Women-Led Fish Processing Enterprises on the Depok Coast 2024-09-20T23:36:12+00:00 Ayu Kumala Sari ayu.kumalasari@upnyk.ac.id Zulfa Nur Auliatun Nissa' zulfa.nur@upnyk.ac.id Miftahul Ajri miftahul.ajri@upnyk.ac.id Ali Hasyim Al Rosyid alihasyimal@upnyk.ac.id <p>This study explores sustainability strategies for women’s fish processing businesses in Depok, Bantul Regency, where economic conditions remain underdeveloped despite Indonesia’s vast coastal potential. Women fish processors face constraints in accessing technology, markets, and capital. The research aims to develop sustainable adaptation strategies to strengthen their resilience amid social, economic, and environmental challenges. A mixed-methods approach was used, surveying 75 women fish processors, supplemented by interviews, observations, and document reviews. Internal and external factors were analyzed through IFE and EFE matrices, while IE and SWOT analyses helped identify strategic alternatives. The women's fish processing businesses were positioned in cell V of the IE matrix, indicating a "Hold and Maintain" strategy, with an IFE score of 2.01 and an EFE score of 2.43. The recommended strategies include market penetration and product development. Despite strengths in product variety and competitive pricing, the businesses struggle with unstable raw material supplies. Key strategies for sustainability emphasize market expansion, product development, and strengthening external networks. Social capital—particularly norms, cooperation, and trust—plays a significant role in business growth. Norms received the highest score (1.95), followed by trust (1.62) and networks (1.48), highlighting strong social cohesion but a need for improved network development to access resources and markets. These strategies have crucial implications for the long-term sustainability of women’s fish processing businesses, underscoring the importance of diversifying products and building stronger networks to ensure more stable and profitable operations.</p> 2024-12-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Ayu Kumala Sari, Zulfa Nur Auliatun Nissa', Miftahul Ajri, Ali Hasyim Al Rosyid https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISH/article/view/85049 Mempertahankan Uma: Rumah Pemersatu dan Kebangkitan Spiritual Suku Mentawai 2024-09-20T23:38:19+00:00 Hasahatan Hutahaean hasea2014@gmail.com Jonidius Illu joni.illu@gmail.com Stenly Reinal Paparang stanleypaparang@yahoo.com Ulisaut Parningotan Nainggolan uspnainggolan07@gmail.com Sorimuda Sarumpaet sorisarumpaet49@gmail.com <p>Penelitian ini bertujuan mengungkap keberadaan Uma di Mentawai dari sisi kemampuan mempersatukan suku dan membangkitkan spiritualitas masyarakat. Budaya dimiliki tiap Suku di Indonesia maupun dunia. Mentawai satu suku dari beberapa suku yang ada di Sumatera Barat memiliki bukti fisik dan non fisik sebagai tanda keberlangsungan budaya. Uma adalah satu artefak yang dimiliki dimana jumlahnya kini tidak lebih dari 20 unit di semua kepulauan Mentawai. Keberadaan Uma dalam aspek <em>culture experience </em>tidak lebih baik dari aspek<em> culture knowledge</em>. Padahal dalam benak semua suku Mentawai, Uma memiliki daya yang kuat mempererat antar elemen masyarakat. Sedangkan pada segmen spiritual, Uma dapat dipergunakan untuk membuat pesan-pesan keagamaan dan budaya yang ada lebih dipahami dan muda untuk disampaikan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dimana data primer diperoleh dari wawancara yang mendalam dan observasi ke tempat. Narasumber dipilih dari pelaku dan yang memiliki hubungan langsung dengan keberadaan Uma. Sedangkan data sekunder dari penelusuran literatur yang mengkaji variable penelitian dari sumber terpilih. Dialog diantara data kemudian dianalisa untuk memperoleh kesimpulan sesuati tujuan penelitian. Keberadaan Uma telah makin minim sedangkan fungsi dan perannya di masyarakat sangat diperlukan. Dari penggunaan seturut tradisi dan rule Arat Sabulungan, Uma dapat digunakan lebih luas lagi pada berbagai segmen di masyarakat. Bukan saja bermanfaat dalam mengatur hubungan masyarakat agar semakin bersatu, tetapi juga pada aspek kerohanian. Karena itu keberadaan Uma di tengah Suku Mentawai masih sangat dibutuhkan. Stakeholder bidang kebudayaan dan keagamaan dapat mengambil peran untuk mempertahankan keberadaan Uma.</p> 2024-12-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Hasahatan Hutahaean, Jonidius Illu, Stenly Reinal Paparang, Ulisaut Parningotan Nainggolan, Sorimuda Sarumpaet https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISH/article/view/85727 Potensi Pengembangan Model Pendidikan Multikultural berbasis Budaya Balichinesia melalui Pendekatan Eduwisata di Bali 2024-10-14T11:02:43+00:00 I Wayan Lasmawan wayan.lasmawan@undiksha.ac.id I Nengah Suastika nengah.suastika@undiksha.ac.id Dewa Bagus Sanjaya bagus.sanjaya@undiksha.ac.id I Wayan Pardi wayan.pardi@undiksha.ac.id <p>Semakin berkembangnya masalah sosial antara etnis Tionghoa dengan etnis lainnya yang terakumulasi dalam berbagai konflik yang menyeret wacana primordial dan etnosentrisme di Indonesia, seperti adanya kerusuhan Mei 1998 yang ditandai oleh penjarahan, pembakaran, dan kekerasan yang menargetkan komunitas Tionghoa dan yang terbaru kemunculan isu anti-China pada saat Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 sebenarnya dapat mengganggu bangunan negara bangsa (<em>nation-state building</em>) yang sudah susah payah dibangun oleh Bapak Pendiri Bangsa (<em>founding fathers</em>) di masa lalu. Melihat kondisi di atas maka diperlukan upaya-upaya konkrit mengantisipasi kerawanan konflik tersebut. Salah satunya adalah dengan mengembangkan model pendidikan multikultural berbasis budaya <em>Balichinesia</em> melalui pendekatan eduwisata di Bali. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif-eksploratif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk-bentuk budaya <em>Balichinesia</em> tercermin dalam berbagai aspek kehidupan di Bali, termasuk arsitektur, ritual keagamaan, seni pertunjukan, perayaan Imlek, dan kuliner. Hasil analisis SWOT menunjukkan potensi besar dalam pengembangan model ini, berkat dukungan warisan budaya <em>Balichinesia</em> dan popularitas Bali sebagai destinasi wisata. Namun, tantangan seperti infrastruktur yang kurang memadai dan keterbatasan sumber daya manusia perlu diatasi. Penerapan model ini diharapkan tidak hanya memperkuat identitas Bali, tetapi juga meningkatkan kohesi sosial, mendorong ekonomi lokal, dan pelestarian budaya, serta menjadikan Bali sebagai pusat pendidikan multikultural dan pariwisata edukatif yang berkelanjutan.</p> 2024-12-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 I Wayan Lasmawan, I Nengah Suastika, Dewa Bagus Sanjaya, I Wayan Pardi