https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISH/issue/feed Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora 2024-04-30T00:00:00+00:00 Putu Indra Christiawan indra.christiawan@undiksha.ac.id Open Journal Systems <div><div><hr noshade="noshade" size="2" width="100%" /></div></div><div> </div><table class="data" width="100%"><tbody><tr valign="top"><td width="20%">Journal title</td><td width="80%"><strong>Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora</strong></td></tr><tr valign="top"><td width="20%">Initials</td><td width="80%"><strong>JISH</strong></td></tr><tr valign="top"><td width="20%">Abbreviation</td><td width="80%"><strong>J. Ilmu Sos. Human.</strong></td></tr><tr valign="top"><td width="20%">Frequency</td><td width="80%"><strong>Three issues per year </strong></td></tr><tr valign="top"><td width="20%">DOI</td><td width="80%"><strong>prefix 10.23887/jish-undiksha</strong><strong><br /></strong></td></tr><tr valign="top"><td width="20%">Print ISSN</td><td width="80%"><strong><a href="https://portal.issn.org/resource/ISSN/2303-2898" target="_blank">2303-2898</a></strong></td></tr><tr valign="top"><td width="20%">Online ISSN</td><td width="80%"><strong><a href="https://portal.issn.org/resource/ISSN/2549-6662" target="_blank">2549-6662</a></strong></td></tr><tr valign="top"><td width="20%">Editor-in-chief</td><td width="80%"><a href="https://scholar.google.co.id/citations?user=IjpbTDMAAAAJ&amp;hl=en" target="_blank"><strong>Putu Indra Christiawan</strong></a></td></tr><tr valign="top"><td width="20%">Publisher</td><td width="80%"><a href="https://undiksha.ac.id/" target="_blank"><strong> Universitas Pendidikan Ganesha</strong></a></td></tr><tr valign="top"><td width="20%">Organizer</td><td width="80%"><a href="https://lppm.undiksha.ac.id/" target="_blank"><strong>Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat</strong></a></td></tr></tbody></table><div><div> </div><div><hr noshade="noshade" size="2" width="100%" /></div></div><p><strong><br /></strong></p><p><strong>Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora (JISH)</strong> <strong>[e-ISSN : <a href="https://portal.issn.org/resource/ISSN/2549-6662" target="_blank">2549-6662</a> (Online) and </strong><strong>p-ISSN : <a href="https://portal.issn.org/resource/ISSN/2303-2898" target="_blank">2303-2898</a> </strong><strong>(Printed)] </strong>is a peer-reviewed journal published by the Research and Community Service Institute of Universitas Pendidikan Ganesha since 2012. JISH contains the results of research in the field of social sciences and humanities. This journal aims to publish and disseminate writings in the field of social sciences and humanities that can contribute to the development of science. JISH received writing in quantitative and qualitative research from academics, practitioners, researchers, and students relevant to the topic of social sciences and humanities. </p><p><span lang="IN">JISH publishes research articles comprehensive in nature by inviting reviews from the leading experts in the fields. The incoming papers will be selected based on high scientific studies, provide essential new knowledge, and are very interesting for the community in the field of social sciences and humanities. JISH has become a member of </span><strong><span data-preserver-spaces="true">CrossRef</span></strong><span data-preserver-spaces="true"> so that all articles published by JISH will have a unique DOI number.</span></p><p><span lang="IN">JISH was first published in 2012 and is regularly published twice a year until 2020. Since then, JISH has begun to receive high-quality articles in large quantities. Therefore, starting in 2021, JISH increases the frequency of publications three times a year in </span><strong><span data-preserver-spaces="true">April, August, </span></strong><span data-preserver-spaces="true">and </span><strong><span data-preserver-spaces="true">December</span></strong><span data-preserver-spaces="true">. JISH is accredited by the </span><strong><span data-preserver-spaces="true">Ministry of Research, Technology and Higher Education, the Republic of Indonesia</span></strong><span data-preserver-spaces="true">, which is ranked </span><strong><span data-preserver-spaces="true">Second Grade (Peringkat 2, Sinta 2)</span></strong><span data-preserver-spaces="true"> from 2020 to 2025 based on </span><strong><span data-preserver-spaces="true">Decree No. 200/M/KPT/2020</span></strong><span data-preserver-spaces="true">.</span></p><p><strong><br /></strong></p> https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISH/article/view/50101 The Conflict and Balance of Work-Family during the COVID-19 Pandemic 2022-10-19T03:05:36+00:00 Sulistiowati Sulistiowati sulistiowati@ekonomi.untan.ac.id <p>Everyday activities have become very limited during the COVID-19 outbreaks in most countries. Many companies have established work-from-home (WFH) policies to reduce transmission risk. Balancing work and private life sometimes becomes challenging, which has worsened during the pandemic. This research aimed to observe the influence of work-life conflict (WFC) consisting of work impeding family (WIF ) and family impeding work (FIW ) on Work and Life Balance (WLB ) and ascertain gender differences in WLB. Data were collected from 100 respondents (50 men and 50 women) through questionnaires. The inclusion criteria were married couples with occupations, had children and were then doing WFH during an outbreak. This research adopted quantitative methods. Data were analyzed using a multiple-regression test and an independent t-test. The outcomes indicated that the WIF conflict had no statistically remarkable influence on the WLB of workers during the COVID-19 pandemic. The FIW conflict has had a positive and statistically remarkable influence on the WLB of workers during the COVID-19 pandemic. Female workers experience a more significant imbalance in the middle of family and work than that experienced by male workers because of their WFH during the COVID-19 pandemic.</p> 2024-04-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Sulistiowati Sulistiowati https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISH/article/view/64963 Grand Strategy Penguatan Resiliensi Kelompok Nelayan Tradisional di Desa Pesisir Bengkulu Tengah 2023-11-15T08:12:13+00:00 Alexsander Alexsander alexsanderfsunihaz@gmail.com Harmiati Harmiati harmiati.m.si1961@gmail.com <p>Dilema resiliensi komunitas nelayan tradisional pesisir merupakan refleksi kondisi nelayan untuk terus bertahan dan melestarikan aktivitasnya menghadapi kerawanan ekonomi, ekologi, dan sosial. Penelitian ini bertujuan merumuskan grand strategy penguatan resiliensi kelompok nelayan tersebut. Penelitian menggunakan kerangka analisis Strength-Weakness-Opportunity-Threats(SWOT) dari Steis (2019) dan David (2013). Metode yang digunakan yaitu metode campuran dengan desain exploratoty sequential. Pada tahap kualitatif identifikasi dilakukan untuk menentukan faktor internal dan faktor eksternal. Informan penelitian terdiri dari kepala desa, nelayan, dan masyarakat. Triangulasi dilakukan berdasarkan sumber, waktu, dan metode. Analisis data dilakukan dengan model interaktif. Pada tahap kuantitatif 17 item kuisioner dirumuskan dengan menggunakan skala Likert. Pengujian validitas dan reliabilitas dibantu dengan aplikasi SPSS 28.1.1. Populasi penelitian sebanyak 64 orang nelayan dengan sampel sebesar 54 responden (dk=95%). Analisis data dilakukan melalui pembobotan untuk menentukan nilai IFAS dan EFAS. Nilai tersebut kemudian dimasukkan dalam kuadran grand strategy. Analisis data kualitatif menghasilkan beberapa faktor internal(S-W) dan faktor eksternal(O-T). Hasil IFAS (-1,25) dan EFAS(1,08) menunjukkan posisi kuadran II. Grand strategy konservatif yang perlu dilakukan yaitu; meningkatkan keterampilan nelayan dalam penangkapan dan pengolahan ikan, kaderisasi nelayan muda, dan mengembangkan industri perkapalan rakyat. Penelitian memberikan saran kebijakan untuk pelaksanaan program yang lebih baik, perlindungan terhadap nelayan muda, dan pengembangan perkapalan nelayan.</p> 2024-04-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Alexsander Alexsander, Harmiati Harmiati https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISH/article/view/68878 Penyerapan Kosakata Seni Tari Bali ke dalam Bahasa Indonesia 2023-10-08T01:25:48+00:00 Nengah Suandi nengah.suandi@undiksha.ac.id I Wayan Mudana wayan.mudana@undiksha.ac.id Kadek Wirahyuni kadek.wirahyuni@undiksha.ac.id <p>Tujuan penelitian ini adalah menganalisis potensi kosakata seni tari Bali yang dapat dijadikan kosakata bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah penyerapan kosakata dan karakteristik kosakata seni tari Bali ditinjau secara morfologis, sintaksis, dan semantik yang penting dijadikan kosakata bahasa Indonesia. Subjek penelitian ini adalah dokumen yang berupa kamus, yaitu KBBI V (Kamus Besar Bahasa Indonesia V) (kamus online tahun 2016) dan Kamus Seni Tari Bali (tahun 2019). Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi kosakata seni tari Bali yang dapat diserap ke dalam bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah penyerapan kosakata ke dalam bahasa Indonesia ditemukan sebanyak 37 buah. Karakteristik kosakata terseb Secara morfologis, kosakata seni tari Bali yang perlu diserap ke dalam Bahasa Indonesia ditemukan sebanyak 25 buah (67,57%) berupa kata dasar dan sisanya 8 buah (21.62%) berupa kata berimbuhan dan 4 buah (10,81%) berupa kata majemuk, dan tidak ditemukan kosakata yang berupa kata ulang. Dari segi kelas katanya, ditemukan kosakata seni tari Bali yang perlu diserap ke dalam Bahasa Indonesia sebanyak 28 buah (75,67%) berupa kata benda atau Noun (N), 8 buah (21,62%) kerupa kata kerja atau Verba (V), dan 1 buah (2,71%) berupa kata sifat atau Ajektif. Yang menarik, dari segi semantik, ditemukan 8 buah (21,62%) kosakata seni tari Bali yang bentuknya sama dengan kosakata dalam dalam bahasa Indonesia, tetapi maknanya berbeda sehingga membentuk kata homonim (lihat data nomor 2, 3, 7, 8. 13, 24, dan 34).</p> 2024-04-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Nengah Suandi, I Wayan Mudana, Kadek Wirahyuni https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISH/article/view/69381 Ethnic Fractionalization, Ethnic Polarization, and Potential Conflict in Parent Districts of IKN 2023-10-22T17:25:00+00:00 I Ketut Gunawan i.ketut.gunawan@fisip.unmul.ac.id <p>The purpose of this research is to determine the degree of ethnic fractionalization and polarization in the parent districts of the new Indonesian Capital of Nusantara (IKN), namely Kutai Kartanegara (Kukar) and North Penajam Paser (PPU) Districts, and assess the potential of ethnic conflict. The research involves quantitative analysis, where statistical formulas are used to calculate the ethnic fractionalization index (EFI) and ethnic polarization index (EPOI). The 2010 BPS population census, the most recent census based on ethnicity, is the primary data used for the core analysis. The study results reveal that both districts have a high level of ethnic diversity, with Kukar having a higher EFI than PPU (0.80 versus 0.75). However, PPU has a greater potential for conflict, as it has a higher EPOI (0.66) than Kukar (0.59-0.60). Considering the socio-political situation, the condition of ethnopolitics in Kukar is relatively conducive to providing support for the IKN development. In PPU, its ethnopolitical climate appears favorable for supporting the development of IKN. However, it is crucial to pay due attention to the issue of indigenous Paser people in IKN, as they represent the third largest ethnic group in Rings 1 and 2 of the IKN areas.</p> <p> </p> 2024-04-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 I Ketut Gunawan https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISH/article/view/70160 Local Wisdom-Based Village Potential of Talekoi and Danau Bambure Village: IKN Buffer Areas 2023-11-13T06:11:06+00:00 Luluk Tri Harinie luluk3harinie@feb.upr.ac.id Muhamad Romadoni muhamadromadoni@fkip.upr.ac.id Meylinda Sukmani meylindasukmani@feb.upr.ac.id John Budiman Bancin johnbudimanbancin@feb.upr.ac.id <p>The results of available natural resources became a village potential that deserved to be developed as an independent effort for the village's well-being. This research aimed to reveal the potential of the local wisdom-based village in Talekoi and Danau Bambure Village as an effort to strengthen the IKN buffer areas. Qualitative research with phenomenological designs was the analytical tool. Research informants comprised two village chiefs, two public figures, and two youth figures. Data collection methods included partitional observations, in-depth interviews, and document study. The data analysis used was an interactive model of Miles and Huberman. The result of the research showed that the stink bean farm and salted fish processing from Talekoi Village was an economic activity for promising village potential. Furthermore, lake tourism and clean water in Danau Bambure Village became the leading potential in utilizing local wisdom-based village potential and preparing the village's well-being to strengthen the IKN buffer areas.</p> 2024-04-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Luluk Tri Harinie, Muhamad Romadoni, Meylinda Sukmani, John Budiman Bancin https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISH/article/view/70268 Society and the State: The Movement to Protect the Living Space of Indigenous People on Bengkalis Island 2024-01-05T04:42:24+00:00 Hasanuddin Hasanuddin mashur.fadli@lecturer.unri.ac.id Evawani Elysa Lubis mashur.fadli@lecturer.unri.ac.id Mashur Fadli mashur.fadli@lecturer.unri.ac.id Khairul Amri mashur.fadli@lecturer.unri.ac.id Agus Alfan mashur.fadli@lecturer.unri.ac.id <p>This research aims to analyze community movements and efforts made by the state to protect the living space (territory) of indigenous peoples on Bengkalis Island. For generations, indigenous people have used the mangrove forest area as a living space. On the way, the indigenous people found that their living space was damaged and narrowed, which they understood but were unable to control. This research is qualitative, obtaining data through observation, interviews, and aggregate data. The research data is then analyzed following a logical flow built and adjusted to the flow of field research data. The resource mobilization theory was used as a guide. This research found that facing the rate of mangrove destruction as a living space, indigenous tribes can only adapt slowly by utilizing the remaining open resources and opportunities. The community movement to protect mangrove forests as a living space for indigenous people on Bengkalis Island is still limited to being carried out by the indigenous people. The new movement is only in the form of building relationships with officials who have power in the region, hoping that indigenous people can carry out their traditional activities, namely utilizing mangrove forests as their living space. This movement is far from successful. In the form of the Regional Environmental Protection and Management Policy, local government policy keeps indigenous people away from mangrove forests as their living space.</p> 2024-04-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Hasanuddin Hasanuddin, Evawani Elysa Lubis, Mashur Fadli, Khairul Amri, Agus Alfan https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISH/article/view/71218 Mastering Digital Ethic: Uncovering the Influence of Self-Control, Peer Attachment, and Emotional Intelligence on Netiquette through Adolescent Social Media Exposure 2024-01-05T05:05:34+00:00 Aisyah Puspita Putri aisyah.puspita@apps.ipb.ac.id Nurjanah Purnama nurjanahpurnama@apps.ipb.ac.id Putri Fildza Andini putrifildzahaputri@apps.ipb.ac.id Yulina Eva Riany yriany@apps.ipb.ac.id <p>The use of social media in the daily lives of adolescents is inevitable. The behavior in the virtual space also needs to be considered so that it does not have a negative impact on others. Internet Etiquette (Netiquette) is a set of social norms in cyberspace that all users need to apply. This study analyzes the influence of self-control, peer attachment, and emotional intelligence on netiquette through social media exposure in adolescents. Two hundred and thirty-seven (237) adolescents aged 10-24 from 21 provinces in Indonesia participated in this online survey. Researchers used five questionnaires and analyzed them using SEM with SmartPLS. The results showed an influence of emotional intelligence, self-control, and social media exposure on the application of teenage netiquette. Emotional intelligence has the highest influence on the application of netiquette. On the other hand, peer attachment indirectly affects netiquette with the mediator variable of social media exposure. It is essential to promote an understanding of netiquette to adolescents as one of the foundations of digital literacy.</p> 2024-04-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Aisyah Puspita Putri, Nurjanah Purnama, Putri Fildza Andini, Yulina Eva Riany https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISH/article/view/72652 Partisipasi Kerja Perempuan dalam Sektor Informal di Kawasan Pinggiran Kota Yogyakarta (Studi Kasus Dusun Tambakbayan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta) 2024-01-05T05:17:30+00:00 Sri Astutiningsih sriastutiningsih@mail.ugm.ac.id Sri Rahayu Budiani srahayu@ugm.ac.id Sri Rum Giyarsih srirum@ugm.ac.id Djaka Marwasta jakamar@ugm.ac.id <p>Tujuan dari kajian ini adalah untuk menganalisis bagaimana gambaran karakteristik perempuan bekerja serta mengetahui hubungan karakteristik sosial, ekonomi, dan demografi terhadap partisipasi kerja perempuan di sektor informal. Lokasi penelitian ini berada di daerah pinggiran kota Yogyakarta yakni di Dusun Tambakbayan mengingat berbagai penelitian terdahulu belum berfokus pada wilayah peri-peri. Di Dusun ini kebanyakan perempuan ikut membantu memperoleh pendapatan dengan bekerja. Pada penelitian ini data dikumpulkan secara langsung dari responden dengan wawancara terhadap seluruh perempuan bekerja dengan kuesioner terstruktur dengan metode sensus atau cacah lengkap. Adapun metode analisis yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan analisis deskriptif yakni analisis univariat dengan tabel frekuensi dan analisis bivariat (Uji <em>Chi-Square</em>). Berdasarkan analisis univariat diketatahui bahwa mayoritas perempuan bekerja di Dusun Tambakbayan bekerja di sektor informal, berumur relatif tua, pernah menikah, memiliki pendidikan minimal sekolah menengah atas, memiliki kepala keluarga yang tidak bekerja pada sektor informal, serta memiliki ukuran keluarga yang cenderung besar. Selain itu, berdasarkan hubungan karakteristik sosial, ekonomi, dan demografi dengan <em>Uji Chi-Square</em> terhadap status sektor pekerjaan yang dimiliki diketahui bahwa terdapat tiga variabel yang signifikan berpengaruh, yakni umur, status perkawinan, dan status pekerjaan kepala keluarga. Oleh karena itu, sebagai sektor penampung kelebihan pekerja pemerintah juga harus dapat menjamin hak-hak pekerja informal melalui pemberian fasilitas atau menghapuskan biaya dan prosedur perizinan di sektor informal.</p> 2024-04-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Sri Astutiningsih, Sri Rahayu Budiani, Sri Rum Giyarsih, Djaka Marwasta https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISH/article/view/73080 Membangun Keluarga Harmonis: Kombinasi Nilai Adat dan Agama di Negeri Hukurila, Maluku 2024-01-05T05:22:49+00:00 Feky Manuputty afdhalminang@gmail.com Afdhal Afdhal afdhal@fisip.unpatti.ac.id Nathalia Debby Makaruku nathaliamakaruku28@gmail.com <p>Isu tingginya angka perceraian di Indonesia menjadi perhatian serius. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan upaya untuk memperkuat hubungan dalam keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai budaya dan agama yang memiliki peran besar dalam membangun keharmonisan keluarga. Penelitian ini fokus pada keluarga di Negeri Hukurila, Kota Ambon, suatu daerah yang dikenal dengan tingginya penghormatan terhadap tradisi budaya dan hubungan sosialnya. Untuk itu, penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan wawancara mendalam, observasi, dan analisis dokumen sebagai teknik pengambilan data. Hasilnya menunjukkan bahwa keluarga di Negeri Hukurila sangat berperan dalam mempertahankan nilai-nilai budaya dan rasa solidaritas komunitas. Nilai-nilai budaya tradisional ini menjadi dasar kuat untuk keharmonisan keluarga seperti <em>Sarikat</em> dan <em>Badraheng</em>. <em>Sarikat</em> merupakan konsep budaya tentang kerjasama dan saling membantu antar marga dalam suatu Negeri dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan atau persoalan. Sedangkan <em>Badraheng</em> merupakan konsep budaya tentang pentingnya solidaritas, saling mendukung, dan bekerja sama antar anggota keluarga besar dalam satu marga untuk menghadapi tantangan dan konflik yang mungkin timbul. Selain itu, nilai-nilai dan kegiatan dalam agama juga turut membantu mempererat hubungan dalam keluarga. Program seperti konseling sebelum menikah dan pendidikan agama telah membantu membentuk sikap dan perilaku positif dalam keluarga. Bagi masyarakat Negeri Hukurila, antara budaya luhur dan agama tidak dapat dipisahkan. Mereka mengibaratkan agama dan budaya sebagai <em>tiga batutungku</em>. Dengan demikian, menggabungkan nilai-nilai budaya dan agama menjadi kunci untuk memperkuat hubungan dalam keluarga. Tidak hanya itu, penelitian ini memberikan kontribusi signifikan dalam memperkuat harmoni dalam rumah tangga sebagai upaya pencegahan tingginya tingkat perceraian, baik di tingkat lokal maupun nasional.</p> 2024-04-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Feky Manuputty, Afdhal Afdhal, Nathalia Debby Makaruku https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISH/article/view/73225 Kompleksitas Efek Domino dari Tren Pernikahan Dini yang Mendarah Daging 2024-01-05T05:25:16+00:00 Alvin Pratama alvnprtm21@gmail.com M Taufik Rahmadi taufikrahmadi@unimed.ac.id Sugiharto sugiharto@unimed.ac.id <p>Pernikahan dini dinilai sebagai problematika sosial yang mengakar kuat di berbagai kehidupan negara di dunia, termasuk Indonesia. Pernikahan dini memberikan konsekuensi yang buruk dan membahayakan terhadap keberlanjutan generasi penerus selanjutnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi efek domino dari kasus pernikahan dini yang sering terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Penelitian ini menggunakan studi literatur tentang fenomena pernikahan dini yang terjadi di 10 wilayah Indonesia dengan memakai teknik <em>traditional review</em> (tidak sistematis) pada 10 jurnal nasional terkait pernikahan dini dari tahun 2020 hingga 2023. Hasil dari penelitian diperoleh bahwa terdapat berbagai macam dampak yang ditimbulkan dari maraknya kasus pernikahan dini, baik di perdesaan atau perkotaan. Dampak tersebut dikategorikan yang mencakup dampak terhadap diri sendiri (pasangan muda yang menikah), dampak terhadap keluarga, serta dampak terhadap masyarakat. Oleh karena itu, perlu adanya strategi intensif yang harus dilakukan untuk menghadapi dan mengatasi pernikahan dini tersebut. Meski perkembangan zaman melalui era globalisasi menghampiri Indonesia, kasus pernikahan dini belum sepenuhnya mengalami penurunan yang signifikan bahkan menjadi problematika yang sulit untuk dihilangkan.</p> 2024-04-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Alvin Pratama, M Taufik Rahmadi, Sugiharto https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISH/article/view/73766 Multiple Criteria Stakeholder’s Roles in Ensuring the Sustainability of Gringsing Weaving 2024-01-10T12:37:16+00:00 Ida Ayu Nyoman Saskara saskara@unud.ac.id Widhianthini Widhianthini widhiantini@unud.ac.id I Gusti Ayu Agung Virna Pryanka igaavirnapc@gmail.com <p>Bali is known to have the most types of wastra (traditional cloth) in Indonesia and is full of local wisdom values, one of which is Gringsing Weaving. This cloth is the only woven cloth in Indonesia that uses a double ikat weaving technique that takes a long time. The motifs and coloring are still traditional and use natural materials. Gringsing weaving has not only aesthetic value but also social and economic value. However, the departure of gringsing weaving is threatened due to the regeneration of craftsmen and competition with other relatively cheap fabric products. This research aims to analyze stakeholders' role in ensuring Tenun Gringsing's wishes, including convergence and divergence between actors. This research uses prospective analysis with MACTOR as tool analysis, where the data collection process is carried out through FGD. The respondents in the FGD are craftsmen, local figures, and the government. The identification results show that three internal and six external stakeholders are related and have an interest. Meanwhile, the objectives in context include economic, environmental, social, and cultural aspects. The results of the MACTOR analysis show that the most active actors in Gringsing Weaving tourism are traditional leaders. Tourists are stakeholders who have a value of disapproval of the goals of developing the human resources of craftsmen. Traditional leaders converge most with the Tenganan Village community and craftsmen related to Gringsing weaving. Traditional leaders have substantial differences with tourists. This further emphasizes the importance of the role of traditional leaders. This research contributes to the stakeholder scenario regarding the sustainability of Gringsing Weaving.</p> 2024-04-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Ida Ayu Nyoman Saskara, Widhianthini Widhianthini, I Gusti Ayu Agung Virna Pryanka https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISH/article/view/74371 The Effect of Gender Inequality in Employment on Economic Growth in Batam City 2024-02-02T21:14:38+00:00 M Rizki Aula aularizki5@gmail.com Yudhanto Satyagraha Adiputra yudhanto@umrah.ac.id <p>This study aims to examine the effect of gender inequality in employment on economic growth in Batam City. The associative quantitative research method is used with multiple linear regression analysis techniques to describe the relationship between variables in the study. The results show that simultaneously, labor force participation rate (LFPR), wage equality, and work progress have an influence on economic growth, where any reduction in gender inequality in employment contributes to boosting economic growth. Therefore, a collaboration between the government, private sector, and non-governmental organizations is expected to encourage the implementation of gender mainstreaming policies and programs that support gender equality in the employment sector and have the potential to make a positive contribution to economic growth.</p> 2024-04-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 M Rizki Aula, Yudhanto Satyagraha Adiputra https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISH/article/view/74809 Kearifan Lokal Dalihan Na Tolu sebagai Pilar Toleransi Beragama pada Masyarakat Tapanuli Selatan 2024-02-02T21:16:58+00:00 Asrul Hamid asrulhamid@stain-madina.ac.id Syaipuddin Ritonga syaipuddinritonga@stain-madina.ac.id Andri Muda Nst andrynst88@gmail.com <p>Kearifan lokal <em>Dalihan Na Tolu</em> bukan hanya sekedar sistem kekerabatan melainkan juga merupakan pilar yang dijadikan pedoman oleh masyarakat Tapanuli Selatan dalam mewujudkan nilai-nilai toleransi beragama dalam berbagai kegiatan <em>horja siriaon</em> (pesta) dan <em>siluluton</em> (musibah). <em>Dalihan Na Tolu</em> dijadikan sebagai pengerat rasa persaudaraan meskipun berbeda etnis ataupun agama. Penelitian ini bertujuan menguraikan implementasi kearifan lokal dalam membentuk nilai toleransi pada masyarakat Tapanuli Selatan yang dikenal dengan multi etnis dan agama. Penelitian ini merupakan <em>field research</em> yang bersifat deskriptif analitis dengan menggambarkan dengan tepat kondisi, sifat dan gejala sosial dalam masyarakat. Pendekatan yang digunakan adalah antropologi budaya dengan model deskriptif etnografi. Pengumpulan data digunakan menggunakan metode interview, observasi dan dokumentasi kemudian dianalisis dengan metode kualitatif dengan menggali nilai-nilai kearifan lokal <em>Dalihan Na Tolu</em> dalam bentuk kualitas (deskriptif) bukan dengan angka. Hasil penelitian didapatkan bahwa implementasi <em>Dalihan Na Tolu</em> sangat efektif dalam mewujudkan toleransi beragama dengan mengedepankan nilai filosofis <em>Dalihan Na Tolu</em> yaitu <em>Hombar do Adat Dohot Ibadat</em> (berdampingan adat dengan ibadat) dengan mendasarkan <em>holong</em> (kasih sayang) sehingga tidak ada masyarakat yang merasa diabaikan dan dikesampingkan. Toleransi beragama yang didasarkan pada kearifan lokal <em>Dalihan Na Tolu</em> sudah berlangsung turun-temurun sehingga dapat beradaptasi dengan perubahan sosial yang terus berubah.</p> 2024-04-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Asrul Hamid, Syaipuddin Ritonga, Andri Muda Nst https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISH/article/view/74837 Community Engagement and Resilience in Indonesian Tourism: Lessons from the COVID-19 Crisis 2024-02-02T21:19:42+00:00 Aurilia Triani Aryaningtyas aurilia.ta@gmail.com Aletta Dewi Maria Th aletta.dewimaria@gmail.com Yustina Denik Risyanti denikrisyanti1@gmail.com <p>This study investigates the dynamics of community engagement and resilience within Indonesia's tourism sector during the COVID-19 pandemic. It adopts a qualitative methodology, with document analysis as the primary technique. Publicly accessible documents, including news reports, journal articles, and policy briefs, are compiled and systematically analyzed using content analysis. The study extracts key themes and strategies local communities use to sustain involvement and enhance resilience during the crisis. Data from multiple sources are triangulated to validate findings and provide a comprehensive perspective. The research uncovers innovative approaches such as digital transformation, collaborative networks, health protocols, and public-private partnerships employed by communities to adapt to pandemic challenges. It highlights efforts to engage communities, preserve culture, promote eco-tourism, and foster social entrepreneurship to aid tourism recovery. The study offers insights that can inform strategies for strengthening community participation, resilience, and sustainability in Indonesian and global tourism as the world emerges from the pandemic. Elucidating community engagement and resilience dynamics contributes critical perspectives to guide policymakers and practitioners in future-proofing tourism against crises.</p> 2024-04-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Aurilia Triani Aryaningtyas, Aletta Dewi Maria Th, Yustina Denik Risyanti https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISH/article/view/74845 Green Loyalty – Empirical Experience from a Systematic Literature Review 2024-02-02T21:23:16+00:00 I Made Surya Prayoga prayoga.official@gmail.com I Gusti Ayu Ketut Giantari giantari@gmail.com Putu Yudi Setiawan yudisertiawan23@gmail.com I Gusti Ngurah Jaya Agung Widagda K hJayaAg12@gmail.com <p>Our research aims to analyze the factors determining green loyalty based on a systematic literature review (SLR) according to the Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses (PRISMA) statement. We asked three research questions: The main factors that determine green loyalty, The most widely used theories in building empirical research models on green loyalty, and how often do traditional elements, such as values, image, knowledge, satisfaction, trust, practice, and quality perceived, emerges in empirical research on eco-loyalty. The SLR search of the three databases yielded 571 publications. The snowballing method produced 78 records. After removing duplicates, 330 records were obtained, and in the final stage, only 19 articles were used in the systematic literature review. Based on the analysis results, seven main factors influence green loyalty. The Social Exchange Theory is the grand theory most widely used in building research models. The implications of this research will explain how green loyalty is currently a very urgent and important topic to research, as well as make it easier for researchers to see gaps as opportunities in building research models, especially those related to green loyalty.</p> <p> </p> 2024-04-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 I Made Surya Prayoga, I Gusti Ayu Ketut Giantari, Putu Yudi Setiawan, I Gusti Ngurah Jaya Agung Widagda K https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISH/article/view/74849 Counterproductive Food Waste and Portrait of Poverty, Stunting, and Food Insecurity in Riau Province 2024-02-02T21:25:36+00:00 Yusnatida Eka Nizmi eka.nizmi@lecturer.unri.ac.id Herry Wahyudi herrywahyudi@umrah.ac.id Hasan Warso Syahputra bangcacan@gmail.com Ahmad Ibrahim Roni Surya Hasibuan ahmad.ibrahim.roni@lecturer.unri.ac.id Rahmi Yulia rayulia88@gmail.com Tuah Kalti Takwa ttuahkalti@lecturer.unri.ac.id <p>Riau Province faces three social problems: poverty, stunting, and food insecurity. The public understands food waste as a threat to food security. Suppose the continuous food waste issue needs to be addressed. In that case, it will directly impact sustainable food availability due to the massive amount of wasted food that is still fit to eat and nutritionally adequate. This research aims to elaborate on the counter productiveness of food waste with a portrait of poverty, stunting, and food insecurity in Riau Province, which are interconnected. Qualitative methods are used in this research, with the data collection techniques used being interviews, questionnaires, and literature analysis. The findings reveal that food waste behavior contradicts Riau Province's efforts to address its main problems. Collaboration with related agencies is essential to raise awareness and combat food waste, ensuring it does not hinder the fight against poverty, stunting, and food insecurity in Riau Province.</p> 2024-04-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Yusnatida Eka Nizmi, Herry Wahyudi, Hasan Warso Syahputra, Ahmad Ibrahim Roni Surya Hasibuan, Rahmi Yulia, Tuah Kalti Takwa https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISH/article/view/74945 Mencari Identitas: Dinamika Masyarakat Perbatasan Indonesia-Filipina, 1975-2014 2024-02-02T21:27:46+00:00 Muhammad Nur Ichsan Azis muha276@brin.go.id Irna Saptaningrum irna003@brin.go.id Ikmal Fawaid ikmalfawaid2@gmail.com Agus Mahfudin Setiawan muha276@brin.go.id <p>Masyarakat Indonesia-Filipina memiliki irisan kultural yang mirip dengan ciri khas dan keunikannya masing-masing. Penelitian ini berusaha menganalisa proses pencarian identitas masyarakat di kawasan perbatasan Indonesia-Filipina paska terbentuknya <em>border </em>crossing Agremeent, 1975 hingga tahun 2014. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualtitatif dengan pendekatan ilmu sejarah, heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Data dan sumber utama dalam penelitian ini adalah dokumen <em>Border Crossing Ageement</em>, 1975 yang disepakati oleh Indonesia-Filipina yang dilakukan perbandingan informasi mengenai aktivitas masyarakat di kawasan perbatasan dengan observasi dan studi literatur. Hasil dari kajian ini menunjukkan bahwa terdapat berbagai aspek dan dimenesi yang mempengaruhi pembentukan identitas masyarakat di kawasan perbatasan di antaranya aspek politik, aspek ideologi, dan aspek sosial. Aspek politik ditunjukkan dalam sengketa perbatasan wilayah laut antara Indonesia-Filipina yang mengikui hasil dari kesepakatan arbitasi pada tahun 1928. Aspek ideologi menjadi bagian menarik yang menguatkan relasi masyarakat Indonesia-Filipina di perbatasan yang menerapkan kehidupan moderasi beragama. Pada aspek sosial masyarakat di kawasan perbatasan mampu menunjukkan status mereka sebagai bagian dari proses sejarah panjang berdasarkan legitimasi sejarah-budaya yang melingkupinya. Dengan demikian, proses yang berlangsung dalam pencarian identitas adalah menguatnya legitimasi, status, dan penerimaan antara masyarakat dan negara sebagai satu kesatuan yang dikenal sebagai negara bangsa dan negara berdaulat.</p> 2024-04-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Muhammad Nur Ichsan Azis, Irna Saptaningrum, Ikmal Fawaid, Muhammad Agus Mahfudin https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISH/article/view/74987 Kosmologi Negeri dan Resiliensi Sosial Masyarakat Pulau: Upaya Pengelolaan Konflik dan Damai Keberlanjutan 2024-02-02T21:30:02+00:00 Fransina Matakena sien.matakena@gmail.com Tonny Donald Pariela sien.matakena@gmail.com Yurnie Darakay fransina.matakena@fisip.unpatti.ac.id <p>Artikel ini membahas tentang konflik sosial yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama di Pulau Saparua, Maluku, yang disebabkan oleh kecemburuan sosial, persaingan hak kepemilikan tanah, dan konflik antara generasi muda. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan cosmologi negeri masyarakat pulau sebagai bentuk resiliensi sosial dalam upaya pengelolaan konflik dan pembangunan berkelanjutan. Penelitian dilakukan di Negeri Haria dan Negeri Porto, dengan fokus pada konflik antara keduanya. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif, dengan wawancara mendalam, observasi, dan studi pustaka sebagai teknik pengumpulan data. Sebanyak 15 informan, termasuk Raja Negeri, Saniri, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda, dan Tokoh Agama dari kedua negeri, terlibat dalam penelitian ini karena peran langsung mereka dalam konflik dan proses penyelesaiannya. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kosmologi negeri menjadi landasan nilai sosial yang mendalam dalam masyarakat Pulau Saparua. Nilai ini tercermin dalam upaya penyelesaian konflik melalui tugu perdamaian, ritual agama, dan kebudayaan. Kosmologi negeri juga berfungsi sebagai resiliensi sosial, memainkan peran penting dalam pengelolaan konflik dan pembangunan berkelanjutan di Pulau Saparua, khususnya di Negeri Haria dan Negeri Porto. Artikel ini memberikan kontribusi pemahaman baru tentang bagaimana nilai-nilai lokal dapat menjadi landasan penting dalam memahami dan mengatasi konflik sosial untuk mencapai pembangunan berkelanjutan.</p> 2024-04-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Fransina Matakena, Tonny Donald Pariela, Yurnie Darakay https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISH/article/view/75118 Analisis Tingkat Kesejahteraan Anak: Apakah Karakteristik Keluarga dan Modal Sosial Orang Tua Berpengaruh? 2024-02-27T02:02:14+00:00 Nanda Restu Vebrianna nandarestuvebrianna@student.uns.ac.id Lukman Hakim lukmanhakim@staff.uns.ac.id Tetuko Rawidyo Putro tetuko97@staff.uns.ac.id <p>Menghapus kemiskinan dan menciptakan masyarakat yang sejahtera adalah tujuan indonesia yang tercatat dalam Sustainable Development Goals (SDGs). Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh karakteristik dan modal sosial keluarga terhadap kesejahteraan anak. Studi menggunakan data primer yang diperoleh dengan survey yang dilakukan di Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo. Populasi penelitian ini adalah anak usia 15-18 beserta orang tuanya pada tahun 2023 yang berjumlah 10.145 orang dan setelah dilakukan perhitungan didapatkan 100 sampel. Alat analisis yang digunakan adalah regresi logistic biner. Penelitian ini menemukan adanya pengaruh yang signifikan antara modal sosial orang tua terhadap kesejahteraan anak. Selain itu status migrasi orang tua, pendidikan orang tua, pendapatan orang tua, dan struktur keluarga berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan anak.</p> 2024-04-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Nanda Restu Vebrianna, Lukman Hakim, Tetuko Rawidyo Putro https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISH/article/view/76593 Food Injustice in Plural Societies 2024-04-01T12:38:15+00:00 Iman Amanda Permatasari iman.amanda.psc22@mail.umy.ac.id Hasse Juba hasse@umy.ac.id Zuly Qodir zuliqodir@umy.ac.id Muhammad Azhar azhar@umy.ac.id <p>It is said that meeting the food needs of the Indonesian people is not balanced, even though the level of food productivity is high. Famine conditions demonstrate this in several areas and low levels of food security compared to other countries. This article aims to explain the forms of food injustice in Plural Society, especially in Indonesia. This article is based on the argument that forms of food injustice in Indonesia occur because food distribution does not work well. This article is qualitative research, with data collection through document review. This article shows three forms of food injustice in Indonesia: inadequate public food consumption, the absence of special regulations for food distribution, and the emergence of a food waste culture in Indonesia. The conclusion of this article shows the reasons for food injustice in Indonesia, which occurs because food distribution does not work well, so the food supply chain cannot provide justice for food to the Indonesian people. This article contributes to comprehensive and in-depth knowledge about food injustice by highlighting food distribution issues and emphasizing the formulation of food distribution policies as a solution. This article is still limited to the secondary data used. A deeper study is needed through observations and interviews with parties understanding how food injustice occurs in Indonesia.</p> 2024-04-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Iman Amanda Permatasari, Hasse Juba, Zuly Qodir, Muhammad Azhar