ANALISIS EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera L.) SEBAGAI PENGAWET ALAMI IKAN CAKALANG TERHADAP KADAR Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR WISTAR JANTAN

Authors

  • DW Wahyuni Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Biologi Universitas Pendidikan Ganesha
  • N.L.P.M. Widiyanti Universitas Pendidikan Ganesha
  • NP Ristiati Universitas Pendidikan Ganesha

DOI:

https://doi.org/10.23887/jjpb.v5i2.21961

Keywords:

Ekstrak daun kelor, ikan cakalang, tikus putih (Rattus norvegicus) galur wistar jantan, Kadar SGOT

Abstract

Tujuan dari penlitian ini adalah : (1) untuk mengetahui perbedaan kadar Serum Glutamat Oksaloasetat Transaminase (SGOT) tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur wistar setelah diberikan makan ikan cakalang yang direndam menggunakan formalin dan ekstrak daun kelor dengan konsentrasi berbeda dan (2) untuk mengetahui konsentrasi ekstrak daun kelor yang paling baik digunakan sebagai pengawet alami ikan cakalang. Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan desain penelitian Randomized Post Test Only Control Group Design. Sampel yang digunakan adalah tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur wistar berjumlah 24 ekor. Data kadar SGOT dianalisis dengan menggunakan uji statistik ANOVA One Way. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa: (1) hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik ANOVA One Way menunjukan nilai signifikansi dari kadar SGOT, yaitu nilai p = 0,0001 yang berarti nilai p < 0,05 sehingga terdapat perbedaan bermakna terhadap kadar SGOT tikus putih jantan galur wistar, maka H0 ditolak dan H1 diterima yaitu perlakuan dengan pemberian ikan yang direndam dengan ekstrak daun kelor dengan konsentrasi berbeda mempengaruhi kadar SGOT tikus dan (2) Konsentrasi ekstrak daun kelor yang paling baik digunakan sebagai pengawet alami ikan cakalang adalah konsentrasi 75% dengan rerata kadar SGOT 45,83 μ/L.

References

Adawyah. 2007. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Jakarta: Buni Aksara.

Afrianto, E. 2008. Pengawasan Mutu Produk/Bahan Pangan 1. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Dirjen Manajemen Pendas dan Depdiknas.

Alfonds A. M., Mohamad A., Sumarno, dan Aloysius D. C. 2010. “Pengaruh Paparan Berulang Ikan Berformalin Terhadap Gangguan Fungsional Hepar Mencit”. Jurnal FKIP UNS.

Aminah, S., Ramdhan T., dan Yanis, M. 2015. “Kandungan Nutrisi dan Sifat Fungsional Tanaman Kelor (Moringa oleifera)”. Jurnal Pertanian Perkotaan Volume 5 Nomor 2.

Anderson. 2008. Buku Ajar Biokimia. (Diterjemahkan oleh R.F.Mulany). jakarta : EGC

Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2013. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan R.I Nomor 36 TAHUN 2013 Tentang Batasan Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pengawet.

Badan Standarisasi Nasional (BSN). Petunjuk Uji Organoletik Ikan Segar. Standar Nasional Indonesia. SNI-01-2346-2006. Jakarta : Badan Standarisasi Nasional.

Badan Pusat Statistik (BPS). 2015. Pertumbuhan Sektor Perikanan di Indonesia. Jakarta : Badan Pusat Statistik Indonesia.

Besselsen, S. dan B. Chempakam. 2010. Biology of Laboratory Rodent. New York: Medical Books.

Bukar, A., Uba, A., dan Oyeyi, T.I. 2010. “Antimicrobial Profile of Moringa oleifera Lam. Extracts Against Some Food – Borne Microorganisme”. Bajopas, Volume 3, Nomor 1 (hlm 43-48).

Cahyadi, W. 2008. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Jakarta: Bumi Aksara.

Depkes. 1996. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Direktorat Gizi. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Departemem Kesehatan Republik Indonesia (Depkes). 2011. “Pedoman Pengendalian Tikus”. Tersedia pada http://www.depkes.go.id/downloads/Pengedalian%20Tikus.pdf. (diakses pada tanggal 13 desember 2017).

Dinas Kelautan dan Perikanan. 2015. Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya Kabupaten dan Kota Se-Bali Tahun 2012-2015. Bali : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali.

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali. 2008. Potensi Perikanan Bali. Bali : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali.

Gibson J. 2003. Fisiologi dan Anatomi Modern. Jakarta : EGC.

Hidayat, A. 2013. Pengaruh Vitamin E Terhadap Kadar SGPT dan SGOT Serum Darah Tikus (Rattus norvegicus) Jantan Galur Wistar yang Dipapar Timbal Per-oral. Skripsi. UNS.

Himawan. 2003. Kumpulan Kuliah Patologi Bagian Anatomi Patologi. Depok : FK UI.

Jivai, J., dan Nasni Y. 2008. “Pengaruh Pemberian Tahu Berformalin Terhadap Gangguan Fungsi Hati dan Terbentuknya Radikal Bebas dalam Tubuh Tikus Putih”. J.Saintek Farmasi. Vol. 13, No. 1.

Junqueira, L.C.J. and R.O. Kelley. 1992. Histologi Dasar. Edisi III bahasa J. Temboyang. Jakarta : Buku Kedokteran.

Krisnadi, D. A. 2014. Kelor Super Nutrisi. Pusat Informasi dan Pengembangan Tanaman Kelor Indonesia, Lembaga Swadaya Masyarakat – Media Peduli Lingkungan (LSM-MEPELING).

Kujovich, JL. 2005. “Hemostatic Defects In End Stage Liver Disease”. Crit care Clint. Vol 21, No 3. Hal 563-587.

Maramis, A.A., Mohamad A., Sumarno S., Aloysius D.C. 2010. “Pengaruh Paparan Berulang Ikan Berformalin Terhadap Gangguan Fungsional Hepar Mencit”. Dalam Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS.

Mark. 2005. The Laboratory Rat. Jakarta : Akademi Press.

Menteri Kesehatan (Menkes) Nomor 1168/Menkes/PER/X/1999 Tentang Bahan Makanan Tambahan.

Negi, A.S., Kumar, Luqman, S. Shanker, K. Gupta, S.P.S. Khanuja. 2008. Recent Advances In Plant Hepatoprotectives: A Chemical And Biological Profile Of Some Important Leads. Inc. Med Res Rev. Vol 28, No 5. Hal 746-720.

Noer Kumala I., Masfufatun, dan Emilia Devi D.R. 2016. “Potensi Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) Sebagai Hepatoprotektor Pada Tikus Putih (Rattus novergicus) Yang Diinduksi Parasetamol Dosis Toksis”. Jurnal Ilmiah Kedokteran, Volume 5, Nomer 1, hal. 58 – 66.

Nugraha, A. 2013. “Bioaktivitas Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) Terhadap Escherichia coli Penyebab Kolibasilosis Pada Babi”. Tesis. Program Studi Kedokteran Hewan Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar.

Nurhanafi, F., Murwani, S., dan Winarso, D. 2012. “Potensi Antimikroba Ekstrak Air Daun Kelor (Moringa oleifera) Terhadap Salmonella enteritidis (SP-1-PKH) Secara In Vitro”. Skripsi. Program Studi Pendidikan Dokter Hewan, Program Kedokteran Hewan, Universitas Brawijaya.

Pandey, A., Pandey, R. D., Tripathi, P., Gupta, P. P., Haider, J., Bhatt, S., dan Singh, A. V. 2012. “Moringa oleifera Lam. (Sahijan) – A Plant With a Plethora Diverse Theraupic Benefits: An Update Retropection”. Medicinal & Aromatic Plants, Volume 1 (hlm 101).

Peanasari, A. R. I., Djamil. S.L., dan Afiana Rohmani. 2015. “Pengaruh Formalin Peroral Terhadap Kadar SGOT dan SGPT Tikus Wistar”. Jurnal Kedokteran Muhammadiyah Volume 2 Nomor 1.

Pelczar dan Chan. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi 2. Jakarta : UI Press.

Pramono, C.S.U. 2005. Penggunaan Hewan – Hewan Coba Di Laboratorium. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Price, S.A, Lorraine M.W. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta : EGC.

Purwani, E. dan Muwakhidah. 2009. “Efek Berbagai Pengawet Alami Sebagai Pengganti Formalin Terhadap Sifat Organoleptik dan Masa Simpan Ikan”. Jurnal Penelitian Sains dan Teknologi, Volume 9, Nomor 1 (hlm 1 – 14).

Rahmawati, F. Tanpa tahun. Pengawetan Makanan dan Permasalahannya. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana. FT. UNY.

Raina, A. 2011. Ensiklopedi Tumbuhan Berkhasiat Obat. Jakarta: Salemba Medika.

Rijayanti, R.P. 2014. “Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Mangga Bacang (Mangifera foetida L.) terhadap Staphylococcus aureus secaraIn Vitro”. Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura, Volume 1, Nomor 1.

Rohmani, A., Sri L. D., dan Ayu R. I. 2015. Efek Toksik Formalin Terhadap Gangguan Fungsi Hepar. Jurnal Kedokteran Muhammadiyah, Vol. 4.

Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Jakarta : Bina Cipta.

Sadikin, M. 2002. Biokimia Enzim. Jakarta: Widya Medika.

Sampurno. 2006. Keterangan Pers Kepala BPOM RI. No. Kh. 00.01.1241.029 Tentang Hasil Tindak Lanjut Pengawasan Terhadap Penyalahgunaan Formalin sebagai Pengawet Tahu dan Mi Basah. Jakarta.

Satriani S., Kairupan, C., dan Lily Loho. 2016. “Gambaran histopatologik hati tikus Wistar yang diberi ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) setelah diinduksi karbon tetraklorida (CCl4)”. Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 2.

Smith B, John VSc., dan Mankoewidjojo S. 1988. Pemeliharaan, Pembiakan dan Penggunaan Hewan Percobaan di Daerah Tropis. Jakarta: Universitas Indonesia.

Spector. 2006. Pengantar Patologi Umum. Yokyakarta : UGM.

Subowo. 2009. Histologi Umum. Bandung: Sagung Seto.

Sudatri, N.W., Iriani S., Made S., Dwi A.Y. 2016. “Penurunan Fungsi Hati Tikus Betina (Rattus norvegicus) yang diinjeksi White Vitamin C Dosis Tinggi dalam Jangka Waktu Lama Ditinjau Dari Kadar SGPT, SGOT, Serta Gambaran Histologi Hati”. Jurnal Metamorfosa. III (1). Hal 44-51.

Sugiyo. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suwahyono, U. 2008. Khasiat Ajaib si Pohon Gaib : Mengupas Rahasia Tersembunyi Pohon Kelor. Yogyakarta : Andi.

Suparyanto, I. W. 2015. “Efektivitas Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) dengan Konsentrasi Berbeda Terhadap Pertumbuhan Jumlah Koloni Bakteri dari Rongga Mulut Manusia”. Skripsi. Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNDIKSHA.

Syahrizal, Deddy. 2008. “Pengaruh Proteksi Vitamin C Terhadap Enzim Transaminase dan Gambaran Histopatologi Hati Mencit yang Dipapar Plumbum. Tesis. Tidak Diterbitkan. Medan: Pascasarjana Biomedik.

Thapa, B.R dan Walia A. 2007. Liver Function Tests and Their Interpretation. Symposium: Newer Diagnostic Tests. Division of Pediatric Gastroenterology Hepatology and Nutrition. Post Graduate Institute of Medical Education and research Candigarh.

Usman dan Purnomo. 2008. Pengantar Statistika. Jakarta: Kanisius.

Wahyuni, S. 2005. “Pengaruh Daun Sambiloto (Andrographis paniculata) Terhadap Kadar SGPT dan SGOT Tikus Putih.” GAMMA Volume 1, Nomor 1, hal 45-53.

Widowati, I., Siti. E., dan Sari, W. 2014. “Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) Terhadap Bakteri Pembusuk Ikan Segar (Pseudomonas Aeruginosa)”. Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Universitas Negeri Yogyakarta, Volume 9, Nomor 2.

Winarno, F. G. Dan Rahayu, T. S. 1994. Bahan Tambahan untuk Makanan dan Kontaminan. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.

Winarwo, F. G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia.

Wulandari, Ni Kadek Mesi. 2017. Ekstrak Kasar Daun Kelor (Moringa oleifera) Sebagai Pengawet Alami Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis L.). Skripsi. Jurusan Pendidikan Biologi, Universitas Pendidikan Ganesha.

Wuri, C.K., Supratman H., Abun. 2015. Pengaruh Temperatur dan Kadar Air Pembuatan Pllet Terhadap Kecernaan Bahan Kering dan Protein Ransum Ayam Broiler Fase Finisher. Bandung: Universitas Padjajaran.

Yudistira, F.A., Murwani, S., dan Trisunuwati, P. 2012. Potensi Antimikroba Ekstrak Air Daun Kelor (Moringa oleifera) Terhadap Salmonella enteritidis (SP-1-PKH) Secara In Vitro. Skripsi. Program Studi Pendidikan Dokter Hewan, Program Kedokteran Hewan, Universitas Brawijaya.

Downloads

Published

2019-11-25

Issue

Section

Articles