PENGARUH TINGKAT KEMATANGAN BUAH DAN PERBEDAAN PERIODE AFTERRIPENING TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI TOMAT (Solanum lycopersicum)

Authors

  • Ni Luh Putu Ratih Widianingtias .
  • Drs.I Nengah Sumardika,M.Pd. .
  • Dr.I Gusti Agung Nyoman Setiawan,M.Si .

DOI:

https://doi.org/10.23887/jjpb.v1i1.3275

Abstract

Benih tomat (Solanum lycopersicum) dari buah yang dipanen sebelum mencapai tingkat kemasakan fisiologis tidak mempunyai viabilitas tinggi. Tingkat kematangan menentukan mutu suatu benih. Selain itu, beberapa biji tomat sebagai tanaman budidaya tetap dorman walaupun kondisinya menguntungkan. Perkecambahan tidak dapat berlangsung hingga tercapai masak lanjutan (afterripening). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) perbedaan jumlah perkecambahan biji tomat berdasarkan perbedaan tingkat kematangan buah, 2) perbedaan jumlah perkecambahan biji tomat berdasarkan periode afterripening, 3) hubungan antara tingkat kematangan buah dengan periode afterripening. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Percobaan menggunakan rancangan faktorial 4 x 5. Faktor pertama adalah perbedaan tingkat kematangan buah berdasarkan skala warna (green, turning, light red, dan red). Faktor kedua adalah periode afterripening ( 0 minggu, 1 minggu, 2 minggu, 3 minggu, dan 4 minggu). Populasi penelitian adalah biji yang diperoleh dari buah tomat varietas Fortuna 23 dari perkebunan Desa Batusesa, Baturiti, Tabanan. Sampel dipilih secara acak 150 biji untuk satu perlakuan dengan tiga kali ulangan. Pengumpulan data dilakukan berdasarkan jumlah biji yang menghasilkan kecambah normal. Data dianalisis dengan uji Chi-square menggunakan SPSS 16.0 for Windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Jumlah perkecambahan terbanyak diperoleh dari biji tingkat kematangan light red dengan 532 kecambah. 2) Jumlah perkecambahan terbanyak diperoleh dari biji dengan periode afterripening 2 minggu dengan 436 kecambah. 3) Tomat matang light red dengan periode afterripening 2 minggu menghasilkan kecambah terbanyak yakni 131 kecambah.
Kata Kunci : Biji Tomat, Tingkat Kematangan, Afterripening, Perkecambahan

Tomato seeds ( Solanum lycopersicum) of harvested fruit before reaching stages of ripened physiological did not have high viability. Maturity stages determine the quality of seed. Besides, some tomato seed as conducting crop remain to dorman although get profit condition. Germination cannot take place till reached to afterripening. The aims of this research were to know 1) the difference of amount germination of tomato seed based to fruit maturity stages, 2) the difference of amount germination of tomato seed based to afterripening periods, 3) relation between fruit maturity stages with afterripening periods. This is a experimental research by using complete random design (CRD). This research use 4 x 5 factorial design. First factors were difference of fruit maturity stages by color stages (green, turning, red light, and red). Second factors were afterripening periods ( 0 week, 1 week, 2 weeks, 3 weeks, and 4 weeks). Research population was obtained seed of tomato of varietas Fortuna 23 from plantation of Desa Batusesa, Baturiti, Tabanan. Sample selected at random 150 seeds to one treatment with three replications. Data collecting based to seed that produce normal sprout. Data analysed with test of Chi-Square use SPSS 16.0 for windows. Result of this research indicate that 1) Seeds from light red fruit are produce highest value with 532 sprout 2) Seeds from 2 weeks afterripening periods produce highest value with 436 sprout 3) Red light matured tomato with 2 weeks afterripening periods produce highest value with 131 sprout.
keyword : Tomato Seed, Maturity Stages, Afterripening, Germination

Published

2014-07-10

Issue

Section

Articles