Page 1 of 20

Vol. XX (X), xx-xx

Jurnal Pendidikan Biologi Undiksha 11

Jurnal Pendidikan Biologi Undiksha

p-ISSN : 2599-1450

e-ISSN : 2599-1485

Volume 10 Nomor 1 Tahun 2023

Open Acces : https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPB/index

Penerapan Model Project Based Learning terhadap Keterampilan

Berpikir Kritis dan Keterampilan Kolaborasi pada Pembelajaran

Biologi Kelas XII

Ai Nuriyah1

, Suharsono2

, Diki Muhamad Chaidir3*

1

Jurusan Pendidikan Biologi, Universitas Siliwangi, Jalan Siliwangi No. 24, Kota Tasikmalaya, Indonesia

2

Jurusan Pendidikan Biologi, Universitas Siliwangi, Jalan Siliwangi No. 24, Kota Tasikmalaya, Indonesia

3

Jurusan Pendidikan Biologi, Universitas Siliwangi, Jalan Siliwangi No. 24, Kota Tasikmalaya, Indonesia

*dikimc@unsil.ac.id

Abstract

The purpose of this study was to determine the effect of the project based learning model on critical thinking skills and

collaboration skills in biotechnology material in class XII MIPA SMA Negeri 1 Taraju. This study uses a quantitative approach

with a quasi-experimental method. The research population was all class XII MIPA, namely 127 students. With the sampling

technique that is purposive sampling so that a sample of 64 people is obtained. The instrument consists of test instruments

and non-test instruments. The test is in the form of 16 essay questions to measure critical thinking skills. The non-test is in the

form of 24 statement items in the form of a questionnaire to measure collaboration skills. The data analysis technique uses

the ANOVA test. The results of this study indicate that there is an influence of the project based learning model on critical

thinking skills and collaboration skills indicated by a significance value of less than 0.05, which is equal to 0.00. So it can be

concluded that there is an influence of the project based learning model on students' critical thinking skills and collaboration

skills in biotechnology material in class XII MIPA SMA Negeri 1 Taraju even semester of the 2022/2023 academic year.

Keywords: project based learning; critical thinking skills; collaboration skills.

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh model project based learning terhadap keterampilan berpikir kritis dan

keterampilan kolaborasi pada materi bioteknologi di kelas XII MIPA SMA Negeri 1 Taraju. Penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif dengan metode quasi eksperimen. Populasi penelitian yaitu seluruh kelas XII MIPA yaitu sebanyak

127 orang peserta didik. Dengan teknik pengambilan sampling yaitu purposive sampling sehingga didapatkan sampel

sebanyak 64 orang. Instrumen terdiri dari instrument tes dan instrument non tes. Tes berupa 16 butir soal uraian untuk

mengukur keterampilan berpikir kritis. Non tes berupa 24 butir pernyataan dalam bentuk angket untuk mengukur keterampilan

kolaborasi. Teknik analisis data menggunakan uji ANAVA. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh model project

based learning terhadap keterampilan berpikir kritis dan keterampilan kolaborasi ditunjukan dengan nilai signifikasi kurang

dari 0,05 yaitu sebesar 0,00. Sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh model project based learning terhadap

keterampilan berpikir kritis dan keterampilan kolaborasi peserta didik pada materi bioteknologi di kelas XII MIPA SMA

Negeri 1 Taraju semester genap tahun ajaran 2022/2023.

Kata-kata kunci: project based learning; keterampilan berpikir kritis; keterampilan kolaborasi.

PENDAHULUAN

Keterampilan abad 21 menjadi topik yang sedang hangat diperbincangkan.

Meningkatnya teknologi saat ini menjadikan keterampilan abad 21 perlu dimiliki oleh peserta

Page 2 of 20

Vol. 10, No. 1

Jurnal Pendidikan Biologi Undiksha 12

didik sebagai upaya untuk menghadapi berbagai permasalahan dalam kehidupan, tantangan

dalam pendidikan dan dunia kerja. Menurut Nasional Education Association dikutip dalam

(Redhana, 2019) keterampilan abad 21 lebih dikenal dengan istilah “The 4Cs” yaitu mencakup

Critical Thinking (berpikir kritis), Creativity (kreativitas), Communication (komunikasi), dan

Collaboration (kolaborasi). Keterampilan berpikir kritis merupakan salah satu keterampilan

abad 21 yang penting untuk dimiliki peserta didik. Saat ini keterampilan berpikir kritis perlu

dikembangkan melalui proses pendidikan (Rahman et al., 2021). Keterampilan ini merupakan

salah satu life skill yang dapat dikembang dalam pendidikan. Seseorang dengan keterampilan

berpikir kritis tinggi, dominan lebih cepat dalam mencari dan menemukan informasi, memilih

dan membedakan sumber informasi. Keterampilan berpikir kritis meliputi beberapa

kemampuan, yaitu: 1) Kemampuan untuk mengakses, 2) Kemampuan untuk menganalisis, dan

3) Kemampuan untuk mensintesis informasi (Redecker et al., 2011). Peserta didik dapat

berpikir secara rasional dan logis dalam memecahkan permasalahan apabila memiliki

keterampilan berpikir kritis.

Selain berpikir kritis, keterampilan lain yang perlu dimiliki oleh peserta didik untuk

menghadapi abad 21 ini adalah keterampilan kolaborasi. Keterampilan kolaborasi sangat

penting dikembangkan pada peserta didik untuk meningkatkan kemampuan bekerja sama

sebagai upaya dalam menghadapi era globalisasi di abad 21 (Muiz et al., 2016). Kolaborasi

adalah proses berinteraksi dengan banyak orang baik secara formal maupun informal, bersama- sama, berhubungan satu sama lain, dan berbagi manfaat merencanakan atau memecahkan

masalah (Ching, 2020). Untuk dapat berinteraksi dan berhubungan dengan banyak orang,

peserta didik harus memiliki keterampilan kolaborasi yang baik agar hubungan yang dibangun

juga berjalan dengan baik. Hampir setiap mata pelajaran di sekolah, dalam pelaksanaannya

memerlukan kemampuan peserta didik untuk dapat berkolaborasi dengan teman-temannya.

Biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang didalamnya terdapat banyak eksperimen

atau kegiatan praktik yang mengharuskan peserta didik untuk belajar secara berkelompok.

Dalam pembelajaran biologi terdapat materi bioteknologi, yang dikenal dengan ilmu

biologi yang aplikatif dalam perkembangan teknologi. Penggunaan bioteknologi sudah sejak

lama menjadi salah satu penopang industri di berbagai negara maju. Seiring dengan kemajuan

bioteknologi ini perlu diimbangi dengan tingkat pengetahuan dalam pendidikan. Untuk itu

perlu adanya pemahaman yang baik dari peserta didik terhadap resiko dan keuntungan untuk

dapat memutuskan secara bijak penggunaan pengetahuan itu dengan benar. Namun sayangnya,

materi bioteknologi ini adalah materi di semester 2 bab terakhir yang dalam pelaksanaannya

bersamaan dengan persiapan ujian-ujian di kelas 12, sehingga seringkali kegiatan

Page 3 of 20

Vol. 10, No. 1

Jurnal Pendidikan Biologi Undiksha 13

pembelajaran tidak optimal. Berkaitan dengan banyaknya pro dan kontra bioteknologi, maka

disamping peran guru dalam pembelajaran, peserta didik juga dituntut aktif dalam

menganalisis, mengkritik juga mengevaluasi sumber informasi dalam materi bioteknologi

untuk dapat melatih keterampilan berpikir kritis peserta didik. Selain itu, sifat aplikatif dari

bioteknologi menjadikan materi ini akan jauh lebih baik diterapkan dalam bentuk

pembelajaran praktik untuk menunjang keterampilan peserta didik dalam memahami

penerapan bioteknologi dalam kehidupan dan melatih kolaborasi peserta didik dalam

kelompok.

Dengan memiliki keterampilan berpikir kritis, peserta didik akan dapat mampu

menganalisis argumen, menilai kredibilitas suatu sumber, membuat dan menilai suatu

keputusan, menentukan tindakan dan berinteraksi dengan orang lain. Selain itu, peserta didik

dituntut harus mampu berkolaborasi dan bekerja sama sebagai bekal mereka ketika terjun

didunia kerja. Keterampilan kolaborasi memudahkan guru untuk mengajarkan kemampuan

bekerja sama dan menyatukan perbedaan pendapat dalam pembelajaran. Untuk memiliki

keterampilan berpikir kritis dan keterampilan kolaborasi tentunya diperlukan penerapan model

pembelajaran yang cocok dan sesuai. Pembelajaran kolaboratif melalui klarifikasi gagasan,

berdiskusi, dan penilaian dari orang lain dapat menguatkan pemikiran kritis serta efektif dalam

memperoleh pengetahuan faktual (Gokhale, 1995).

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan Guru mata pelajaran Biologi di

kelas XII MIPA SMA Negeri 1 Taraju diperoleh keterangan bahwa peserta didik dinilai kurang

aktif dalam pembelajaran dikarenakan pembelajaran dengan model pembelajaran langsung

(direct instruction) cenderung monoton sehingga peserta didik dirasa pasif dalam

mengungkapkan ide, pendapat dan gagasan dalam pembelajaran. Hal tersebut menunjukkan

kurangnya kemempuan berpikir kritis peserta didik ditandai dengan peserta didik yang

cenderung berfokus pada guru tanpa menganalisis, mengkritik dan mengevaluasi penyampaian

dari guru. Masalah lain yang ditemukan adalah kurangnya antusiasme peserta didik dalam

pembelajaran kelompok, hal ini dikarenakan seringkali sebagian peserta didik sebagai anggota

kelompok tidak bertanggung jawab dan tidak mengerjakan tugasnya dengan baik sehingga

sebagian anggota kelompok yang lain merasa lelah mengerjakan tugas kelompok tersebut

secara individual. Kemudian peserta didik juga seringkali mengalami kesulitan dalam

memahami mata pelajaran biologi karena mereka menilai bahwa pelajaran biologi itu

kebanyakan berisi konsep yang perlu mereka hafal yang menyebabkan kurang terlatihnya

kemampuan berpikir kritis peserta didik. Selain itu, dilihat dari hasil belajar peserta didik pada

mata pelajaran biologi yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu dengan