Dua kelompok besar spesies Gekko di Indonesia berdasarkan spesimen museum Zoologicum Bogoriense Puslit Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

Authors

  • Faradhila Amanda University of Lampung
  • Awal Riyanto Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
  • Dzul Fithria Mumtazah University of Lampung

Keywords:

identifikasi, spesimen, morfologi, kekerabatan, fenotipik, Gekko.

Abstract

Reptilia merupakan kelompok hewan darat pertama yang sepanjang hidupnya bernafas dengan paru-paru, bersisik, serta telurnya mempunyai cangkang. Terdapat tiga ordo Reptilia yang dapat ditemukan di Indonesia yaitu Crocodilia, Testudinata, dan Squamata. Ordo Squamata merupakan ordo terbesar yang terdiri dari 722 spesies di antaranya mencakup sub ordo Lacertilia dan terdiri atas famili Iguanidae, Agamidae, Varanidae, Scincidae, Chamelonidae, dan Gekkonidae. Tokek adalah nama umum untuk menyebut cicak besar atau spesies kadal dari anggota famili Gekkonidae yang secara sempit merujuk pada spesies dari anggota genus Gekko. Pola kemiripan antar spesies anggota genus Gekko di Indonesia perlu diketahui sehingga tujuan konservasinya semakin mudah dilaksanakan. Tujuan dari pengamatan ini adalah untuk mengetahui karakter morfologi anggota genus Gekko berdasarkan spesimen Museum Zoologicum Bogoriense Puslit Biologi-LIPI. Analisis data berdasarkan prosedur Similarity for Qualitative Data (SIMQUAL) yang selanjutnya dilakukan pengelompokkan Sequential Angglomerative, Hierarachial, and Nested (SAHN) dengan metode Unweighted Pair Group Method with Aritmethic Average (UPGMA) menggunakan program komputer Numerical Taxonomy and Multivariate Analysis System (NTSYSpc) 2.02 untuk menentukan kekerabatan antarspesies. Pengamatan dilakukan pada 24 sampe Gekko yang tergolong dalam 4 spesies berbeda, yaitu Gekko gecko, Gekko smithii, Gekko monarchus, dan Gekko vittatus dengan 14 karakter morfologi: Dorsal Tubercles (DTR), Gender (GD), Granulars on Throat (GOT), Nuchal Loop (NL), Post-Mental (PM), Precloacal Pores (PP), Precloacal-Femoral Pores (PFP), Rostral-Nostril (RN), Snout Vent Length 100 (SVL), Subcaudal Devided (SCD), Tail-Depressed (TDR), dan Tail Tubercles (TT). Hasil matriks kemiripan morfologi 4 spesies Gekko memiliki nilai koefisien fenotipik (Kf) tertinggi sejumlah 0,68 yang menandakan hubungan korelasi sedang. Empat spesies Gekko yang diamati membentuk 2 kelompok besar, yaitu kelompok I yang terdiri atas Gekko gecko, G. smithii, dan G. monarchus, sedangkan kelompok II hanya berisi G. vittatus; kelompok I dan II dibedakan berdasarkan karakter subcaudal not devided dan tidak adanya Y-pattern pada kelompok I.

Author Biography

Faradhila Amanda, University of Lampung

Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, University of Lampung

References

Ario, Anton. (2010). Panduan Lapangan Mengenal Satwa Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Conservation International Indonesia. Jakarta.

Arisnagara F. (2009). Pemanfaatan Reptil Sebagai Obat Dan Makanan Di Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta. [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Bauer, A.M. (1998). Encyclopedia of Reptiles and Amphibians. Fog City Press. San Fransisco.

Bensky, Dan. dan Andrew Gamble. (1993). Chinese Herbal Medicine Materia Medica, Revised Edition. Oxford University Press, Inc. New York.

CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora). 2019. Appendices I, II, and III valid from 26 November 2019. [Internet]. Tersedia pada: cites.org/eng/app/appendices.php. Diakses pada 25 Januari 2020.

Corl, Jaime. (1999). Gekko gecko Tokay Gecko. [Internet]. Tersedia pada: https://animaldiversity.org/accounts/Gekko_gecko/. Diakses pada 28 Januari 2020.

Departemen Kehutanan. (2009). Statistik Ekpor-Impor Hutan, Ekspor Tumbuhan dan Satwa Liar, Penerimaan Negara dari Perdagangan Tumbuhan dan Satwaliar ke Luar Negeri serta Kontribusi Subsektor Kehutanan terhadap PDB Triwulan I. Departemen Kehutanan. Jakarta.

De Rooij, Nelly. (1915). The Reptiles Of The Indo-Australian Archipelago. E. I. BRILI, Ltd. Amsterdam, Holland.

DeVoe, Ryan S. (2015). Lacertilia (Lizards, Skinks, Geckos) and Amphisbaenids (Worm Lizards). [Internet]. Tersedia pada: https://www.sciencedirect.com/topics/agricultural-and-biological-sciences/amphisbaenia. Diakses pada 14 Januari 2020.

Gujarati, Damodar N. (1995). Basic Econometrics, Third Edition. McGraw-Hill Book Co. Singapore.

Goin, G. J., dan Goin, O. B. (1970). Introduction to Herpetology. J. Wiley. New York.

GBIF Backbone Taxonomy. 2019. Gekko monarchus (Schlegel, 1836). [Internet]. Tersedia pada: gbif.org/species/2447303. Diakses pada 29 Februari 2020.

Halliday T. dan Adler K. (2000). The Encyclopedia of Reptiles and Amphibians. Facts on File Inc. New York

Kadarsan, S., Machfudz Djajasasmita, Pranowo Martodihardjo, dan Soekarya Somadikarta. (1994). Satu Abad Museum Zoologi, 1894-1994. Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-LIPI. Bogor.

Kurniati, Hellen. (2017). Laboratorium Herpetologi Museum Zoologicum Bogoriense Bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. [Internet]. http://biologi.lipi.go.id/zoologi/index.php/biosistematika-herpetofauna. Diakses pada 16 Januari 2020.

Kurniawan, Heru. (2014). Cerita Ekspedisi Surili KPH Himakova di Tanah Halmahera Taman Nasional Akatajawe Lolobata. Warta Herpetofauna Media Publikasi dan Infrormasi Dunia Reptil dan Amfibi Volume VII No 3, November 2014.

Mattison C. (1992). Snakes of The World. Fact on Files Inc. New York.

Mistar. (2008). Panduan Lapangan Amfibi dan Reptil di Area Mawas Provinsi Kalimantan Tengah (Catatan di Hutan Lindung Beratus). The Borneo Orangutan Survival Foundation. Kalimantan Tengah.

Ota, H. dan J. Nabhitabhata. (1991). A New Species of Gekko (Gekkonidae:Squamata) from Thailand. American Society of Ichthyologist and Herpetologists (ASIH). Amerika Serikat.

Rosler H., Ivan Ineich, Thomas M. Wilms. dan Wolfgang Bohme. (2012). Studies on Taxonomy of the Gekko vittatus Houttuyn, 1782 Complex (Squamata: Gekkonidae) I. On the Variability of G. vittatus Houttuyn sensu lato, with the Description of A New Species from Palau Islands, Micronesia. Bonn Zoological Bulletin 61 (2): 241-254.

Shahrudin, Shahriza. (2013). Notes on Gekko smithii Gray, 1842 (Reptilia: Gekkonidae) from Sungai, Kedah, Malaysia. Herpetology Notes, Volume 6:83-84 (2013) (Published Online on 17 March 2013).

Srinivasan, M., dan Bragadeeswaran, S. (2008). Reptile. Centre of Advanced Study in Marine Biology Annamalai University. Tamil Nadu, India.

Susilo, A. B. dan Rahmat P. (2010). Dahsyatnya Bisnis Tokek. PT. Agro Media Pustaka. Tangerang.

Uetz, Peter dan Jakob Hallerman. (2018). Zoological Museum Hamburg (New Species And Updates). [Internet]. http://reptile-database.reptarium.cz/. Diakses pada 12 Januari 2020.

Uetz, Peter dan Jakob Hallerman. (2020). Zoological Museum Hamburg (New Species And Updates). [Internet]. http://reptile-database.reptarium.cz/. Diakses pada 13 Januari 2020.

Yoshida S, Ono M, Shonot T., et al. (1997). Involvement Of Interleukin-8, Vascular Endothelial Growth Factor, And Basic Fibroblastgrowth Factorin Tumor Necrosis Factor Alpha-Dependent Angiogenesis. Mol Cel Biol; 17(7): 4015-23.

Zug, G. R. (1993). Herpetology: An Introductory Biology Of Amphibians And Reptiles. Academic Press. San Diego

Downloads

Published

2021-07-31

Issue

Section

Articles