EKOKRITIK DALAM KUMPULAN CERPEN KISAH GANJIL TENTANG PELAUT DAN KISAH-KISAH LAINNYA

Authors

  • I Kadek Fendy Permana Merta Universitas Pendidikan Ganesha
  • I Nengah Suandi Universitas Pendidikan Ganesha
  • I Wayan Wendra Universitas Pendidikan Ganesha

DOI:

https://doi.org/10.23887/jpbsi.v12i3.58566

Keywords:

ekokritik, cerita pendek, kondisi lingkungan, nilai-nilai ekologi

Abstract

Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk mengeksplorasi representasi kondisi lingkungan dan nilai-nilai ekologi yang ditemukan dalam kumpulan cerpen Kisah Ganjil tentang Pelaut dan Kisah-kisah Lainnya menggunakan pendekatan ekokritik.  Data dikumpulkan melalui teknik dokumentasi dengan membaca dan mencatat sumber data. Analisis data dilakukan dengan menggunakan model Miles dan Huberman yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Hasil penelitian ini menemukan bahwa 1) Representasi kondisi lingkungan yang terdapat dalam kumpulan cerpen memuat tentang polusi, hutan belantara, bencana, pemukiman, dan binatang; 2) Nilai-nilai ekologi dalam kumpulan cerpen ditemukan dalam bentuk hormat terhadap alam, tanggung jawab moral terhadap alam, solidaritas kosmis, kasih sayang terhadap alam, tidak merusak alam, dan hidup sederhana dan selaras dengan alam. Penelitian ini berimplikasi pada peningkatan kepedulian dan kesadaran pentingnya menjaga lingkungan yang berkelanjutan melalui karya sastra khususnya cerita pendek.

References

Arafah, B., Abbas, H., & Hikmah, N. (2021). Saving the environment: Environmental Lessons in Colin Thiele’s February Dragon. Journal of Language Teaching and Research, 12(6), 935–941. https://doi.org/10.17507/JLTR.1206.09

Artika, I. W. (2016). Sastra dan Kenyataan. Pustaka Larasan.

Buch, E. D. (2015). Anthropology of Aging and Care. Annual Review Anthropology, 44, 277–293.

Garrard, G. (2012). Ecocriticism (2nd ed.). Routledge.

Glotfelty, C., & Fromm, H. (1996). The Ecocriticism Reader: Landmark in Literary Ecology. University of Georgia Press.

Keraf, S. A. (2010). Etika Lingkungan Hidup (Jakarta). Kompas Media Nusantara.

Nasechah, A. D., Basid, A., & Hasyim, M. (2017). Implikasi Latar Belakang Sosial Pengarang terhadap Representasi Imajinasi dalam Cerpen “Di Tahun Sejuta Masehi” Karya Taufiq El-Hakim. Seminar Nasional Bahasa Dan Sastra IX, 437–451.

Osika, G. N. (2018). Media Habit Generasi Milenial dalam Membaca Portal Berita NETZ [Universitas Sultan Ageng Tirtayasa]. http://eprints.untirta.ac.id/id/eprint/1078

Permatasari, B. L. A. (2018). Sastra Hijau dan Pembelajaran Sastra Anak: Alternatif Gerakan Ekologis dalam Puisi. Haluan Sastra Budaya, 2(2), 187–203.

Ramsay, G. (2020). Eco-literacy in an Egyptian short story Ecological Literacy in an Egyptian Short Story. Studia Semitica Upsaliensia. http://urn.kb.se/resolve?urn=urn:nbn:se:uu:diva-348196

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.

Turpyn, J. M. F., & Adiwitya, A. (2021). Raising Awareness of Indonesia’s Climate Change Mitigation by Social Media Campaign. Communicare : Journal of Communication Studies, 8(1), 51. https://doi.org/10.37535/101008120214

Yasa, I. N. (2012). Teori Sastra dan Penerapannya. Karya Putra Darwati.

Yuliadi M.R. (2018). Ekologi Pelestarian dalam Cerpen Penjaga Sawah Karya Anton Dwi Retno. Jurnal Kelasa, 13(1), 105–114.

Yusof, D. A. A. (2021). Reading Habits Among Students in the Digital Era. Journal of Academic Library Management (AcLiM), 1(1), 43–54. https://doi.org/10.24191/aclim.v1i1.5

Zulfa, A. N. (2021). Teori Ekokritik Sastra: Kajian terhadap Kemunculan Pendekatan Ekologi Sastra yang dipelopori Cheryll Glotfelty. LAKON: Jurnal Kajian Sastra Dan Budaya, 10(1), 59–63. https://doi.org/10.20473/lakon.v10i1.20198

Downloads

Published

2022-09-29

Issue

Section

Articles