Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Karet, di Desa Tamaila

Main Article Content

Moh. Iqbal Yusuf
Sri Maryati
Syahrizal Koem

Abstract

Tanaman karet memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan namun kurang diminati di Gorontalo. Hal ini dikarenakan adanya anggapan petani bahwa tanah di Gorontalo tidak cocok untuk budidaya tanaman karet. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian lahan tanaman karet di Desa Tamaila, Kecamatan Tolangohula, Kabupaten Gorontalo. Pendekatan penilaian kesesuaian lahan dalam penelitian ini adalah metode matching antara karakteristik lahan dan syarat tumbuh tanaman karet. Teknik pengumpulan data yaitu merupakan integrasi antara survey lapangan dan analisis laboratorium. Kesesuaian lahan tanaman karet pada daerah penelitian meliputi cukup sesuai (S2) dengan luas 155,62 Ha, sesuai marginal (S3) seluas 244,18 Ha dan tidak sesuai (N) dengan luas 132,04 Ha. Faktor penghambat kesesuaian lahan bervariasi meliputi media perakaran, ketersediaan oksigen, bahaya erosi, dan ketersediaan air. Penelitian selanjutnya sebaiknya menganalisis seluruh syarat tumbuh tanaman karet dan menambah jumlah sampel agar hasil penelitian lebih detil. Peneliti selanjutnya juga direkomendasikan melakukan analisis kesesuaian lahan untuk komoditas lain di Desa Tamaila sehingga dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat.

Article Details

Section
Articles
Author Biographies

Moh. Iqbal Yusuf, Universitas Negeri Gorontalo

 

 

 

Sri Maryati, Universitas Negeri Gorontalo

 

 

Syahrizal Koem, Universitas Negeri Gorontalo

 

 

References

ArRasyid, R. (2014). Potensi Pengembangan Budidaya Karet (Hevea Brasiliensis) Di Kabupaten Bandung Barat (Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia).

Arsyad, S. (2012). Konservasi Tanah Dan Air. Edisi Kedua Cetakan Ketiga. Bogor: Institut Pertanian Bogor Press

Djaenudin, D., Marwan, H., Subagjo, H., dan A. Hidayat. (2011). Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan Untuk Komoditas Pertanian. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan Litbang Pertanian, Bogor. 36p.

FAO; UNEP. (1999). The Future of Our Land. Facing the Challenge. GUIDELINES for Integrated Planning for Sustainable Management of Land Resources; FAO Lands and Water Development Division: Rome, Italy

Ferry, Y., Rusli, R., Syafaruddin. (2016). Kebun Entres Karet dan Fungsinya sebagai Bahan Perbanyakan Tanaman Karet. Indonesian Agency for Agricultural Research and Development (IAARD) Press. Jakarta

Kementerian Perdagangan. (2016). Kinerja Ekspor Indonesia 2016. Warta Ekspor Edisi Desember 2016. Ditjen PEN/MJL/92/XII/2016 edisi Desember

Perdana, R.P. (2019). Kinerja Ekonomi Karet Dan Strategi Pengembangan Hilirisasinya di Indonesia. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 37(1), 25-39

Ritung, S., Wahyunto, A. F., & Hidayat, H. (2007). Panduan evaluasi kesesuaian lahan dengan contoh peta arahan penggunaan lahan Kabupaten Aceh Barat. Balai Penelitian Tanah dan World Agroforestry Centre (ICRAF), Bogor, Indonesia, 45.

Ritung, S., K. Nugroho, A. Mulyani, dan E. Suryani. (2011). Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan Untuk Komoditas Pertanian (Edisi Revisi). Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor.

Sitorus. (1995). Evaluasi Sumber Daya Lahan. Bandung: Penerbit Tarsito

Subandi. (2011). Budidaya Tanaman Perkebunan. Bandung: Gunung Djati Press.

Zaini, A., Juraemi, Rusdiansyah, dan Saleh, M. (2017). Pengembangan Karet: Studi Kasus di Kutai Timur. Mulawarman University Press. Samarindaa