Analisis Kerentanan Sosial terhadap Banjir Rob di Kecamatan Semarang Utara

Main Article Content

Hermitha Nuraini Suherman
Asma Irma Setianingsih
Rayuna Handawati

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kerentanan sosial banjir rob yang diperkirakan terjadi di daerah tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif untuk metodologinya. Kelurahan Bandarharjo, Panggung Lor, Kuningan, dan Tanjungmas dipilih sebagai unit analitik penelitian. Kecamatan ini berada di dalam wilayah Kabupaten Semarang Utara. Metode yang digunakan untuk memperoleh data untuk tujuan penyelidikan ini diklasifikasikan sebagai sumber sekunder. Kepadatan penduduk, jenis kelamin, distribusi usia, frekuensi disabilitas, dan kesulitan ekonomi merupakan indikator kerentanan sosial. Sebelum data sekunder yang terkumpul diolah di ArcGIS 10.6 untuk menghasilkan peta kerentanan, terlebih dahulu akan dievaluasi dan diberi bobot menggunakan indeks kerentanan sosial dari PERKA BNPB No.02 Tahun 2012 untuk menetapkan skor kerentanan. Hal ini dilakukan agar skor kerentanan dapat dihitung. Kelurahan Bandarharjo, Kelurahan Kuningan, dan Kelurahan Tanjungmas merupakan tiga dari empat kelurahan di Kecamatan Semarang Utara yang memiliki skor indeks kerentanan sosial 3 yang menunjukkan tingkat kerentanan sosial yang tinggi. Kelurahan Panggung Lor memiliki tingkat kerentanan sedang karena memiliki skor 2 pada indeks kerentanan sosial. Hal ini menunjukkan bahwa kerentanan sosial banjir rob di Kelurahan Semarang Utara berkisar antara sedang dan tinggi.

Article Details

Section
Articles

References

Abidin, H. Z., Andreas, H., Gumilar, I., Gamal, M., Fukuda, Y., & Deguchi, T. (2009). Land subsidence and urban development in Jakarta (Indonesia). 7th FIG Regional Conference, Spatial Data Serving People: Land Governance and the Environment, Hanoi, Vietnam, 19–22.

Adhy, D. S. (2007). Evaluation study on the success of polder building at Kota Lama Semarang in coping with tidal flood. Jurnal Pondasi, 13(1), 14–26.

Adiyoso, W. (2018). Manajemen bencana: Pengantar dan isu-isu strategis. Bumi Aksara.

Agung Wicaksono. (2015). Pemetaan Kerentanan Wilayah Dan Tinjauan Kesadaran Masyarakat Terhadap Bencana Banjir Luapan Di Kota Semarang.

Anies, D. (2018). Manajemen Bencana (solusi untuk mencegah dan mengelola bencana). Yogyakarta: Gosyen.

Arief, S. (2014). Analisis Spasial Kerentanan Pesisir Jakarta Utara terhadap Banjir Pasang (Rob) Akibat Kenaikan Muka Air Laut.

Aronoff, S. (1989). Geographic information systems: a management perspective. Badan Nasional Penanggulangan Bencana. (2018). Bencana Alam di Indonesia.

BNPB. (2012). Peraturan Kepala BNPB No 2 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana.

Diposaptono, S. (2005). Tsunami hazard mitigation in Indonesia. Proceedings of the 7th Kyoto University International Symposium. Coexistence with Nature in a Globalizing World—Field Science Perspectives.

Dolan, A. H., & Walker, I. J. (2006). Understanding vulnerability of coastal communities to climate change related risks. Journal of Coastal Research, 1316–1323.

Hakim, B. A., Suharyanto, S., & Hidajat, W. K. (2013). Pengaruh Kenaikan Air Laut Pada Efektifitas Bangunan Untuk Perlindungan Pantai Kota Semarang. Buletin Oseanografi Marina, 2(3), 81–93.

Ismanto, A., Wirasatriya, A., Helmi, M., Hartoko, A., & Prayogi, P. (2009). Model Sebaran Penurunan Tanah di Wilayah Pesisir Semarang. ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences, 14(4), 189–196.

Kasperson, J. X., Kasperson, R. E., Pidgeon, N., & Slovic, P. (2013). The social amplification of risk: assessing fifteen years of research and theory. The Feeling of Risk, 345–372.

Kismawardhani, R. A., Wirastriya, A., & Berlianty, D. (2018). Sea Level Rise in The Java Sea Based on Altimetry Satellites Data Over 1993-2015. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 165(1), 012006.

Kodoatie, R. J., & Sjarief, R. (2010). Tata ruang air. Penerbit Andi. Korten, D. C. (1993). Menuju Abad ke-21. Yayasan Obor Indonesia.

Kraak, M.-J. (2002). Current trends in visualisation of geospatial data with special reference to cartography. Indian Cartographer, 22, 319–324.

McCarthy, J. J., Canziani, O. F., Leary, N. A., Dokken, D. J., & White, K. S. (2001). Climate change 2001: impacts, adaptation, and vulnerability: contribution of Working Group II to the third assessment report of the Intergovernmental Panel on Climate Change (Vol. 2). Cambridge University Press.

Nuarsa, I. W., Nishio, F., & Hongo, C. (2012). Rice yield estimation using Landsat ETM+ data and field observation. Journal of Agricultural Science, 4(3), 45.

Parker, D. J. (1992). Flood disasters in Britain: lessons from flood hazard research. Disaster Prevention and Management: An International Journal, 1(1).

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, Lembaran RI Tahun 2007 (2007).

Putri, T. D., Sunarsih, S., & Muhammad, F. (2019). Analisis Kerentanan Sosial Masyarakat dan Adaptasi Perubahan Iklim di Kampung Gemblakan Atas, Kota Yogyakarta. Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning, 16(1), 256–264.

Santoso, A. D. (2007). Kandungan zat hara fosfat pada musim barat dan musim timur di Teluk Hurun Lampung. Jurnal Teknologi Lingkungan, 8(3).

Sauda, R. H., & Nugraha, A. L. (2019). Kajian pemetaan kerentanan banjir rob di kabupaten pekalongan. Jurnal Geodesi Undip, 8(1), 466–474.

Turner, M. G., Romme, W. H., & Tinker, D. B. (2003). Surprises and lessons from the 1988 Yellowstone fires. Frontiers in Ecology and the Environment, 1(7), 351–358.

WHO, W. H. O. (2007). Risk reduction and emergency preparedness: World Health Organization six- year strategy for the health sector and community capacity development. WHO.