LESSON STUDY PADA PEMBELJARAN IPA DI SMP NEGERI 2 SERIRIT
DOI:
https://doi.org/10.23887/jwl.v9i2.21891Abstract
Lesson study merupakan program pembinaan profesi guru melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkesinambungan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan mendeskripsikan pelaksanaan lesson study pada pembelajaran IPA di SMP Negeri 2 Seririt. Sasaran kegiatan ini adalah guru-guru IPA yang berjumlah 4 orang. Pelaksanaan pengabdian menggunakan pola lesson study dengan metode pendidikan dan pelatihan. Kegiatan diawali dengan pendidikan melalui pembekalan materi pelatihan. Kegiatan dilanjukan dengan pelatihan dalam mengembangkan dan mengimplementasikan perangkat pembelajaran, serta refeksi pembelajaran. Lesson study dilaksanakan dalam dua siklus. Hasil lesson study dikumpulkan dari komentar guru model dan guru observer serta respon siswa terhadap pembelajaran. Guru model mengemukakan bahwa sebelum pembelajaran, dia menyiapkan diri dengan baik agar pembelajaran berjalan dengan lebih baik. Hal ini didukung oleh komentar positif dari observer dan respon positif dari 94,44% siswa. Para observer mengemukakan bahwa semua siswa terlibat aktif dalam pembelajaran karena adanya arahan guru model kepada ketua kelompok untuk melakukan pembagian kepada anggotanya masing-masing secara merata. Pembelajaran IPA yang diterapkan menarik, menyenangkan, dan memotivasi belajar siswa.
Kata kunci: lesson study, pembelajaran IPA, SMP Negeri 2 Seririt
References
Kata kunci: lesson study, pembelajaran IPA, SMP Negeri 2 Seririt
Abstract
Lesson study is a teacher professional development program through collaborative and continuous learning assessment. This community service activity aimed to describe the implementing of lesson study in natural science learning in SMP Negeri 2 Seriritt. The target of this activity is 4 natural science teachers. The implementing of services using lesson study patterns with educating and training methods. The activity began with educating through the provision of training materials. The activity was continued with training in developing and implementing learning tools, as well as learning reflection. Lesson study was carried out in two cycles. The results of the lesson study were collected from the comments of the model teacher and the observer teachers and student responses toward of learning. The model teacher stated that before learning, he prepared himself well so that learning conducted better. This was supported by positive comments from observers and positive responses from 94.44% of students. The observers stated that all students were actively involved in learning because there was a model teacher's direction for the division of tasks by the group leader to their respective members equally. The implementing of natural science learning was interesting, fun, and motivates student learning.
Keywords: lesson study, natural science learning, SMP Negeri 2 Seririt
.
PENDAHULUAN
Pendidikan sebagai upaya untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang merupakan ujung tombak dalam menopang pembangunan nasional hendaknya dikelola dengan baik agar peserta didik dapat mengambangkan potensi dirinya menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta memiliki pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi dirinya, masyarakat, dan bangsa (UU No. 20 tahun 2003). Namun harapan di atas belum menjadi kenyataan, yang mana kualitas pendidikan di Indonesia masih memperihatinkan. Hal ini tercermin dari capaian siswa-siswa Indonesia dalam ajang Internasional seperti The Programme for International Student Assessment (PISA) dan Trend in International Mathematics and Science Study (TIMSS). PISA tahun 2015, Indonesia menempati peringkat 61, 63, dan 62 dari 69 negara secara berturut-turut pada aspek literasi membaca, matematika, dan sains (IPA) (OECD, 2018). Sementara itu, TIMSS tahun 2015, menempatkan Indonesia di peringkat 45 dari 48 negara pada bidang IPA dan peringkat 45 dari 50 negara pada bidang matematika (Mullis et al, 2015).
Rendahnya kualitas pendidikan tidak terlepas dari masih belum optimalnya proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Hal ini diakui oleh guru-guru SMP Negeri 2 Seririt (2018) bahwa pendekatan saintifik yang telah dirancang, tidak dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas dengan baik karena kekurangsiapan siswa mengikuti pembelajaran. Guru-guru akhirnya lebih memilih menggunakan pembelajaran langsung dengan metode ceramah agar materi pelajaran lebih mudah diterima oleh siswa. Pembelajaran langsung dengan menjelaskan materi/konsep, tanpa siswa yang menemukan atau membangun konsep tersebut menjadikan siswa kurang kritis dan kreatif serta konsep yang telah diperoleh sangat mudah dilupakan. Pembelajaran langsung dengan metode ceramah menyebabkan pembelajaran bersifat menoton dan membosankan serta siswa cenderung pasif dan hanya memahami beberapa konsep/pengetahuan yang disampaikan oleh guru. Ini menunjukkan bahwa guru-guru belum memahami hakekat pembelajaran berpendekatan saintifik yang memberikan kesempatan siswa menerapkan metode ilmiah sehingga siswa terbiasa belajar menemukan konsep dan mengonstruksi pengetahuan yang dipelajari (Suardana et al., 2019). Apabila siswa sendiri yang menemukan konsep/pengetahuan yang dipelajari maka konsep/pengetahuan tersebut akan bertahan lama dalam pikiran siswa.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualiatas pembelajaran adalah melaui kegiatan lesson study yang merupakan bentuk pengembangan profesionalisme guru secara berkesinambungan (Zubaidah, 2010). Lesson study merupakan program pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkesinambungan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar (Hendayana, et.al., 2006). Komunitas belajar yang terbangun dapat. mendukung lahirnya pendidik professional yang mampu menyediakan alternatif praktik-praktik pembelajaran terbaik untuk peningkatan hasil belajar (Arif, D. B., 2013).
Hal senada juga dinyatakan Madawati (2015) bahwa melalui lesson study pendidik dapat: (1) menentukan kompetensi yang diperlukan oleh peserta didik, (2) merencanakan pembelajaran yang efektif secara kolaboratif, (3) mengkaji dan meningkatkan kualitas pembelajaran, (4) menambah wawasan dan memperdalam materi yang dibelajarkan, serta (5) mengetahui kualitas pembelajaran yang dilakukan berdasarkan dari respon peserta didik dan kolega selaku pengamat (observer). Lebih lanjut, Almujab et al. (2018) manyatakan bahwa peneran lesson study melalui pembelajaran berbasis proyek mampu meningkatkan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran.
Pembelajaran yang diterapkan guru dalam lesson study perlu mempertimbangkan budaya/kearifan lokal yang merupakan pengetahuan awal yang telah dimiliki siswa sehingga memudahkan siswa mengonstruksi pengatahuan yang dipelajari. Budaya/ kearifan lokal Bali banyak yang dapat diintegrasi dalam pembelajaran IPA. Misalnya falsafah tri hita karana dapat diintegrasikan pada pembelajaran ekosistem (aspek biologi dalam mata pelajaran IPA) yang mempelajari hubungan timbal balik antar komponen biotik dan abiotik untuk menjaga kelestarian lingkungan (Suardana et al., 2019). Konsep tri hita karana juga dapat diintegrasikan dalam pembelajaran daur (siklus) air dengan model siklus belajar 7E oleh Ati, Suwatra, dan Wibawa (2013). Di samping itu, budaya lokal lain yang dapat diintegrasikan adalah pembuatan garam dapur (aspek kimia dalam mata pelajaran IPA) yang dilakukan oleh petani garam di Desa Tejukula (Suardana, 2010). Pembuatan garam ini dapat diterapkan pada pembelajaran pemisahan komponen campuran.
Berdasarkan uraian di atas, kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) di SMP Negeri 2 Seririt dilakukan melalui pola lesson study untuk meningkatkan peningkatan kualitas pembelajaran, khususnya pembelajaran IPA. Agar pembelajaran IPA lebih bermakna maka perlu dilakukan integrasi budaya/kearifan lokal yang relevan dengan materi yang dibelajarkan.
METODE
Kegiatan PkM ini dilakukan terhadap guru-guru IPA SMP Negeri 2 Seririt Buleleng Bali yang berjumlah 4 orang. Kegiatan PkM dilakukan pada Tahun 2019. Metode PkM dilakukan dengan metode pendidikan dan pelatihan dengan pola lesson study. Kegiatan PkM diawali dengan pendidikan melalui pembekalan materi pelatihan tentang pembelajaran berpendekatan saintifik, pendidikan karakter, budaya/kearifan lokal, dan konsep lesson study. Selanjutnya dilakukan pelatihan dan pendampingan dalam mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis budaya/kearifan lokal. Perangkat ini diimplementasikan oleh guru model dan diobservasi oleh guru-guru IPA lain sebagi anggota tim lesson study. Pada setiap akhir pembelajaran dilakukan refleksi untuk perbaikan pembelajaran berikutnya. Lesson study dilakukan dua siklus. Pada akhir siklus, respon siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru dikumpulkan dengan menggunakan angket. Berdasarkan hasil refleksi tim lesson study dan respon siswa maka dapat diketahui kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan pembekalan materi pelatihan dalam PkM bertujuan meningkatkan pemahaman guru-guru tentang pendekatan saintifik, model-model pembelajaran inovatif, pendidikan karakter, budaya/kearifan lokal, dan lesson study. Pembekalan materi pelatihan dilaksanakan pada hari Sabtu, 25 Mei 2019. Guru-guru menunjukan kesungguhan mengikuti pembekalan materi pelatihan sehingga mereka memiliki pengetahuan yang memadai dalam mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis budaya/kearifan lokal. Pada pembelajaran IPA, budaya lokal yang diintegrasikan adalah (1) tata ukur arsitektur tradisonal Bali untuk sub-materi pengukuran dan (2) usada Bali untuk sub-materi klasifikasi makhluk hidup. Kedua budaya/kearifan lokal yang membuat pembelajaran lebih menarik dan bermakna.
Perangkat pembelajaran ini, selanjutnya dimplementasikan oleh guru model dan diobservasi oleh guru lain dalam tim lesson study. Kegiatan pembelajaran IPA ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1. Pembelajaran IPA Siklus I (a) dan Siklus II (b)
Setelah pembelajaran, dilakukan refleksi untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan pembelajaran yang dilakukan. Kegiatan refleksi, dipimpin oleh salah satu dari tim lesson study. Pada saat refleksi, guru model diberikan kesempatan pertama menyampaikan kesannya terhadap pembelajaran, dilanjukan oleh para observer secara bergiliran. Guru model menyatakan bahwa pembelajaran yang dilakukan lebih baik dari pembelajaran seblumnya, siswa sangat aktif mengikuti pelajaran. Hampir semua siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Siswa sangat antosias mengajukan dan menjawab pertanyaan serta aktif berdiskusi dalam mengerjakan LKS. Integrasi budaya/ kearifan lokal dalam pembelajaran menyebabkan permbelajaran lebih menarik dan bermakna. Lesson study sangat dirasakan manfaatnya oleh guru model karena diberi kesempatan untuk berlatih sehingga mereka harus mempersiapkan pembelajaran dengan lebih baik Para observer juga memberikan apresiasi terhadap pelaksanaan lesson study. Menurut observer, suasana pembelajaran sangat kondusif dan siswa terlibat aktif dalam pembelajaran karena kesigapan guru model dalam mengelola kelas dan kegiatan siswa merasa diamati oleh banyak guru. Hal positif yang dapat diambil dari guru model adalah dalam melibatkan semua siswa pada saat kerja kelompok dengan cara meminta ketua kelompok membagi tugas yang merata kepada masing-masing anggotanya dalam mengerjakan LKS. Refleksi terhadap pmbelajaran IPA ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 2. Refleksi Pembelajaran IPA Siklus I (a) dan Siklus II (b)
Pembelajaran yang dilakukan oleh guru model mendapat respon positif dari siswa seperti ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Respon Siswa terhadap Pembelajaran IPA
No. Pernyataan Respon (%)
Ya Tidak
Pembelajaran yang diikuti menarik 100 0
Pembelajaran menyenangkan 100 0
Pembelajaran mudah dimengerti 100 0
Pembelajaran membangkitkan motivasi belajar 100 0
Pembelajaran mendorong kerjasama antara teman 82,22 27,78
Pembelajaran mendorong kemandirian belajar 88,89 11,11
Pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman terhadap budya/karifan lokal Bali 94,44 5,56
Media yang digunakan menarik 94,44 5,56
Media yang digunakan dapat membantu untuk memahami materi yang dibelajarkan 100 0
Pertanyaan dalam LKS memberi tantangan belajar 94,44 5,56
Rerata 94,44 5,56
Tabel 3.1 menunjukkan bahwa sebagian besar (94,44%) siswa memberikan respon sangat baik pada pembelajaran IPA. Dengan demikian, pembelajaran IPA sudah berlangsung menarik, menyenangkan, dan memotivasi belajar siswa.
KESIMPULAN
Lesson study pada pembelajaran IPA di SMP Negeri 2 Seririt dilakukan dalam dua siklus. Pelaksaan lesson study mempu meningkatkan kualitas pembelajaran IPA. Pembelajaran IPA berlangsung dengan menarik, menyenangkan, dan memotivasi belajar siswa. Guru model mengemukakan bahwa sebelum pembelajaran, dia menyiapkan diri dengan baik agar pembelajaran berjalan dengan lebih baik. Hal ini didukung oleh komentar positif dari observer dan respon positif dari 94,44% siswa. Para observer mengemukakan bahwa semua siswa terlibat aktif dalam pembelajaran karena adanya arahan guru model kepada ketua kelompok untuk melakukan pembagian tugas anggotannya masing-masing secara merata.
DAFTAR PUSTAKA
Almujab, S., Yogaswara, S. M., Novendra, A. M. N., & Maryani, L. 2018. Penerapan Lesson Study melalui Metode Project Based Learning untuk Meningkatkan Keaktifan Mahasiswa dalam Proses Pembelajaran Di FKIP UNPAS. Jurnal Refleksi Edukatika. 8(2), 139-148.
Arif, D. B. 2013. Membangun Komunitas Pembelajar melalui Lesson Study: Pengalaman Di Program Studi Ppkn Universitas Ahmad Dahlan. Makalah. Universitas Ahmad Dahlan.
Ati, S. A. P. S. A., Suwatra, I W., & Wibawa, C. (2013). Pengaruh Model Siklus Belajar 7E Berbasis Kearifan Lokal terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V di Gugus V Kecamatan Sukasada. Mimbar PGSD Undiksha. 1(1).
Hendayana, S. et al. 2006. Lesson Study Suatu Strategi untuk Meningkatkan Keprofesionalan Pendidik. Bandung: FPMIPA UPI dan JICA.
Madawati, M. Y. 2015. Penerapan Lesson Study pada Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Pasuruan. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UMS Tahun 2015.
Mullis, I. V. S., Martin,M. O., P. Foy, P., & Hooper, M. 2015. TIMSS 2015 International Results in Mathematics. Diakses 5 November 2019.
OECD. 2018. PISA 2015: PISA Result in Focus.https://www.oecd.org/pisa/pisa-2015-results-in-focus.pdf Diakses 5 November 2019.
Suardana, I N., Devi, N. L. P. L., & Selamet, K. 2019. Pelatihan Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Budaya Lokal Bagi Guru-Guru SMP Negeri 2 Seririt. Prosiding Senadinas Ke-4 Tahun 2019.
Suardana, I N. (2010). Pengembangan Model Praktikum Kimia Dasar Berbasis Budaya Bali untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Mahasiswa Calon Guru Kimia. Disertasi Sps UPI. Tidak Dipublikasikan.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Zubaidah, S. 2010. Lesson Study Sebagai Salah Satu Model Pengembangan Profesionalisme Guru. Makalah. Universitas Negeri Malang.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Authors who publish with the Widya Laksana agree to the following terms:- Authors retain copyright and grant the journal the right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License (CC BY-SA 4.0) that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work. (See The Effect of Open Access)