Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPSU Jurrnal Pendidikan Sosiologi Undiksha adalah jurnal yang diterbitkan oleh Jurusan Pendidikan Sosiologi . Jurnal ini bertujuan untuk mewadahi artikel-artikel hasil penelitian mahasiswa dan hasil pengabdian kepada masyarakat dibidang pendidikan dan pembelajaran. Pada akhirnya Jurnal ini dapat memberikan deskripsi tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pendidikan bagi masyarakat akademik. Jurnal ini terbit 3 kali setahun.<p><strong><strong>p-ISSN : <a href="http://u.lipi.go.id/1512012241" target="_blank">2614-1957</a> (cetak) dan e-ISSN : <a href="http://u.lipi.go.id/1511510896" target="_blank">2614-1965</a> (online)</strong></strong></p> Universitas Pendidikan Ganesha en-US Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha 2614-1957 PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PROSESI UPACARA PERNIKAHAN ADAT JAWA (STUDI KASUS DESA NENGAHAN, BAYAT, KLATEN) https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPSU/article/view/74742 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat Desa Nengahan terhadap pelaksanaan prosesi upacara pernikahan Adat Jawa. Berdasarkan pada penelitian sebelumnya diketahui bahwa tradisi pernikahan Adat Jawa masih dilestarikan masyarakat Desa Nengahan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten. Pernikahan merupakan suatu hal yang sakral dan suci menjadi pandangan hidup yang dimiliki oleh masyarakat Desa Nengahan, mereka berpegang pada aturan baku pernikahan Adat Jawa meskipun tidak diselenggarakan secara lengkap. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu metode penelitian kualitatif deskriptif, dengan menggunakan pendekatan sosiologis. Hasil penelitian menemukan bahwa masyarakat Desa Nengahan memiliki persepsi yang berbeda terhadap pelaksanaan prosesi pernikahan Adat Jawa. Perbedaan persepsi tersebut, antara lain sebagai berikut: Pertama menganggap bahwa makna dari tata upacara pernikahan Adat Jawa hanyalah sebuah mitos. Kedua, masyarakat yang memiliki pandangan bahwa “awakedewe iki wong Jowo ojo nganti ilang Jowone” (kita ini orang Jawa jangan sampai hilang Jawanya) dengan maksud bahwa jangan sampai orang Jawa kehilangan identitasnya dengan tidak melaksanakan Adat Jawa. Ketiga, pelaksanakan pernikahan Adat Jawa hanyalah elu-elu (mengikuti) kebudayaan karena mengikuti sesepuh tanpa mengetahui makna dari upacara pernikahan Adat Jawa tersebut.</p> Desi Ambarwati Copyright (c) 2024 http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-01-25 2024-01-25 5 3 208 216 PRAKTIK SOSIAL GERAKAN MUDA CENDEKIA DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DESA CIKATOMAS https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPSU/article/view/74743 <p>Di era globalisasi perkembangan teknologi berjalan cukup pesat. Seperti halnya dengan adanya smartphone dan internet, segala kehidupan manusia dapat dibantu dengan adanya perkembangan tersebut. Walaupun perkembangan tersebut dapat membawa masyarakat ke arah yang lebih baik, disisi lain juga dapat berdampak buruk bagi masyarakat, jika tidak dimanfaatkan dan diarahkan untuk kegiatan yang lebih bermanfaat. Seperti halnya di Desa Cikatomas sebagian besar masyarakat belum bisa memanfaatkan perkembangan tersebut untuk kemajuan desanya, anak-anak dengan bebasnya mengoperasikan smartphone yang dibelikan orang tua, yang mana penggunaannya hanya untuk media hiburan seperti games dan media sosial, bahkan yang di usia remajanya sudah mengenal dan bermain judi online. Hal tersebut juga mengakibatkan individu menjadi lebih bersikap individualis yang tidak peka dan peduli terhadap fenomena ataupun kebutuhan yang diperlukan untuk kesejahtraan masyarakat daerah tersebut, sehingga membuat kegiatan para pemuda pun kurang produktif dalam bermasyarakat. Dari permasalahan tersebut, maka berdirilah Organisasi Garda Cendekia yang dipelopori oleh Sidiq Nulhaq yang bergerak bersama kawan-kawannya untuk memberdayakan masyarakat agar bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman dan memanfaatkan segala hal yang ada untuk kemajuan daerahnya. Penelitian ini memaparkan tentang praktik sosial seperti apa yang dijalankan oleh para pengurus dalam Organisasi Garda Cendekia. Penelitian ini terdapat 7 informan kunci yaitu para pengurus organisasi, dan 2 informan tambahan yaitu masyarakat di daerah tersebut. Teori yang digunakan adalah teori praktik sosial dari Pierre Bourdieu yang terdiri dari habitus, modal, dan ranah. Hasil penelitian menunjukkan dalam diri apa pemuda Garda Cendekia terdapat habitus seorang pelajar yang menempuh pendidikan dalam memperoleh ilmu pengetahuan baik itu dari pendidikan formal, pembelajaran dari lingkungan keluarga maupun dari lingkup masyarakat. Adapun modal yang mereka miliki itu berupa modal budaya dan sosial. Sedangkan ranah yang ditempuh dalam memperoleh kekuatan atau modal untuk berkecimpung di masyarakat itu lebih pada bidang pendidikan dan sosial, seperti di lembaga pendidikan dan pengalaman di masyarakat, sehingga mereka memiliki kepedulian, pemikiran kritis dan aksi nyata melalui Gerakan Muda Cendekia sebagai arena mereka dalam mempersatukan pemikiran dan gagasan untuk melakukan kegiatan yang dapat membantu masyarakat dari berbagai aspek kehidupan sosial.</p> Dzikril Ikhsan Nurul Hayat Muhammad Agus Hardiyansyah Copyright (c) 2024 http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-01-25 2024-01-25 5 3 217 228 SENI BELA DIRI PENCAK SILAT SEBAGAI FILTER ASIMILASI (STUDI KASUS KECAMATAN PICUNG, KABUPATEN PANDEGLANG) https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPSU/article/view/74744 <p>Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan informasi, gambaran dan pengetahuan yang mendalam bagi pendidik, peserta didik dan masyarakat umum terkait seni bela diri pencak silat dapat dijadikan sebagai filter asimilasi. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data primer berupa observasi dan wawancara sedangkan pengumpulan data sekunder dengan menggunakan <em>ebook</em>, karya tulis ilmiah dan sumber data yang relevan lainnya. Teknik yang digunakan untuk memilih informan ialah <em>purposive sampling</em>, dengan informan masyarakat yang tergabung kedalam seni bela diri pencak silat dan beberapa masyarakat yang tinggal di sekitar Kampung Samapun (bukan anggota seni bela diri pencak silat). Hasil penelitian menunjukkan bahwa seni bela diri pencak silat di Kampung Samapun, Desa Cililitan, Kecamatan Picung, Kabupaten Pandeglang dapat dijadikan sebagai filter asimilasi yang saat ini sedang berkembang.</p> Amelia Wahyu Destiana Agung Fauzi Copyright (c) 2024 http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-01-25 2024-01-25 5 3 229 233 PERAN PENDIDIKAN DALAM MOBILITAS SOSIAL DI KAMPUNG NAGA KABUPATEN TASIKMALAYA https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPSU/article/view/74745 <p>Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan menganalisis peran pendidikan dalam mobilitas sosial masyarakat di Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya. Mobilitas sosial merujuk pada pergerakan seseorang atau kelompok dari satu posisi sosial ke posisi sosial lain yang lebih tinggi. Kampung Naga dikenal dengan keunikan budaya dan tradisi yang dijaga secara konsisten oleh masyarakatnya. Namun, dengan perkembangan zaman dan globalisasi, penduduk Kampung Naga menghadapi tantangan dalam mempertahankan kehidupan tradisional mereka sambil beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di luar kampung. Dalam konteks ini, pendidikan memainkan peran penting dalam memfasilitasi mobilitas sosial di kampung tersebut. Melalui pendidikan, individu di Kampung Naga memiliki kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru yang dapat membuka peluang untuk mengembangkan diri mereka dan meningkatkan kondisi sosial-ekonomi mereka. Dalam kampung ini, pendidikan melibatkan proses formal dan nonformal. Proses formal melibatkan sekolah dasar di kampung yang memadukan pembelajaran akademik dengan nilai-nilai budaya tradisional, sementara proses nonformal melibatkan pendidikan yang diberikan oleh komunitas kepada anggota muda melalui pelatihan dan pembelajaran langsung. Penelitian ini akan menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan studi literatur. Data yang terkumpul akan dianalisis secara tematik untuk menggambarkan peran pendidikan dalam mobilitas sosial di Kampung Naga. Analisis ini akan mengidentifikasi definisi dari mobilitas sosial, bagaimana keadaan pendidikan di Kampung Naga&nbsp; dan peran pendidikan terhadap mobilitas sosial masyarakat adat Kampung Naga. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan wawasan tentang efektivitas pendidikan dalam memfasilitasi mobilitas sosial di kampung adat seperti Kampung Naga. Temuan ini dapat berguna bagi para pendidik, praktisi pembangunan, dan komunitas lokal dalam memperkuat peran pendidikan dalam mengatasi tantangan sosial-ekonomi dan mempertahankan identitas budaya yang unik di era modern.</p> Reza Renggana Hamdani Gunartati Gunartati Copyright (c) 2024 http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-01-25 2024-01-25 5 3 234 239 INTOLERANSI AGAMA BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT MINORITAS DI KOTA CILEGON-BANTEN https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPSU/article/view/74746 <p>Artikel ini berisi tentang multikulturalisme yang ada di kota cilegon tidak berjalan dengan baik karena adanya diskriminasi yang menyebabkan perjuangan hak agama Kristen yang merupakan minoritas di kota cilegon karena adanya diskriminasi dari kaum mayoritas di kota cilegon yang beragama Islam. Maka dari itu banyak faktor yang melatar belakangi rasa intoleransi yang seharusnya tidak terjadi di Indinesia karena menentang UUD 1945. Intoleransi ini terlihat dari adanya penolakan pembangunan Greja Kristen yang merupakan tempat ibadah yang seharusnya ada di setiap daerah karena merupakan salah satu dari pencerminan UUD 1945. Kasus ini juga akan membedah konflik ini dengan menggunakan teori politik identitas tepatnya teori Hak Minoritas dalam masyarakat multicultural yang dikemukakan oleh Will Kymlicka. Maka dari itu banyak faktor yang menjadi rasa penasaran penulis mengenai intolernsi dan perjuangan hak minoritas Agama Kristen di Kota Cilegon.</p> Iis Munawaroh Wahid Abdul Kudus Copyright (c) 2024 http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-01-25 2024-01-25 5 3 240 246 ANALISIS FENOMENA “BEAUTY PRIVILEGE” DALAM STATUS SOSIAL SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPSU/article/view/74748 <p>Sejak dulu, karakteristik fisik seseorang dianggap menjadi kriteria utama dalam penilaiannya sebagai individu. Adapun dalam perkembangannya hal ini dibuktikan dengan adanya fenomena “<em>beauty privilege</em>” atau hak istimewa yang didapatkan seseorang semata-mata karena dirinya memiliki daya tarik fisik tinggi dan memenuhi standar kecantikan masyarakat. Fenomena ini juga meluas ke berbagai aspek kehidupan yang dialami oleh semua kalangan, tak terkecuali bagi remaja sekolah menengah atas (SMA). Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu persepsi remaja terhadap fenomena “<em>beauty privilege</em>” serta pengaruhnya terhadap status sosial mereka dalam hierarki sosial pergaulan remaja. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif dengan pengumpulan data melalui wawancara pelajar SMA Kota Bandung yang dijadikan sebagai subjek studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa “<em>beauty privilege</em>” di kalangan remaja nyata adanya yang dibuktikan dengan perlakuan di dunia nyata dari teman sebaya dan guru di sekolah. “<em>Beauty privilege</em>” juga banyak dipengaruhi oleh sosial media, terutama kultur <em>influencer</em> yang menyasar demografis remaja. Terkait status sosial, “<em>beauty privilege</em>” berperan untuk meningkatkan status sosial remaja dalam hierarki sosial di pergaulannya karena daya tarik fisik seseorang linear dengan penilaian dan penerimaan individu ke dalam kelompok pergaulan remaja.</p> Annisa Fadhilah Dhea Mutia Kharisma Fajar Nugraha Asyahidda Copyright (c) 2024 http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-01-25 2024-01-25 5 3 247 253 RELASI FENOMENA ‘MBAK-MBAK SCBD’ DI JAKARTA SELATAN DENGAN GAYA HIDUP URBAN: GENGSI MENJADI ORIENTASI HIDUP? https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPSU/article/view/74751 <p>Gaya hidup dianggap sebagai pembeda antar individu bahkan antar lapisan sosial sebab gaya hidup dilestarikan oleh masyarakat. Dari segi ekonomi, gaya hidup diartikan sebagai bentuk pembelanjaan uang dan pengalokasian waktu individu guna meningkatkan status sosial.Selain menggunakan metode studi kasus, penelitian ini menggunakan teori gaya hidup dan teori habitus dari Pierre Bourdieu. Teori habitus Bourdieu menyatakan bahwa habit atau kebiasaan seseorang sangat berganrung dengan lingkungan. Semakin tinggi selera lingkungannya, maka individu akan meniru hal tersebut.Pilihan mbak-mbak SCBD untuk tampil mewah dan glamor adalah agar tidak terlihat ketinggalan jaman, atau terlihat tidak mampu jika hanya mengenakan pakaian dan barang yang biasa saja. Keinginan untuk terlihat mewah ini membuat celaka diri sendiri sebab dapat terlilit hutang dimana-mana jika memaksakan diri untuk bergaul dengan lingkungannya. Segalanya yang mempengaruhi perubahan gaya hidup seseorang tergantung pada lingkungan sekitarnya. Seperti halnya mbak-mbak SCBD yang harus menyesuaikan penampilan dan gaya hidup hanya karena lingkungan dan orang-orang di sekitarnya seakan menuntut dirinya untuk menjadi orang yang berbeda.</p> Almira Aulia Azzahra Pambudi Handoyo Sugeng Harianto Copyright (c) 2024 http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-01-25 2024-01-25 5 3 254 260 PERUBAHAN SOSIAL DALAM UPAYA OPTIMALISASI PENGUNJUNG WISATA NYAWANG BANDUNG, DESA SUKAJAYA, KECAMATAN LEMBANG PASCA COVID-19 https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPSU/article/view/74752 <p>Pandemi Covid-19 juga mengakibatkan adanya perubahan sosial budaya dalam kehidupan di Desa Sukajaya, salah satunya di Wisata Nyawang Bandung. ketika pandemi Covid-19 melanda, pengunjung yang datang ke Wisata Nyawang Bandung kian hari kian berkurang Permasalahan mengenai dinamika pengunjung yang menurun di Wisata Nyawang Bandung ini dapat dikaitkan dengan teori Perubahan Sosial oleh Talcott Parsons. Perubahan sosial yang terjadi dapat berupa perubahan sosial yang tidak diinginkan oleh masyarakat, namun dapat diusahakan kembali dalam beradaptasi oleh lingkungan dengan era yang baru. Pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan penelitian kualitatif dengan model penelitian <em>action research</em>. adanya inovasi dan upaya masyarakat dalam beradaptasi, ada banyak cara yang bisa dilakukan pihak wisata untuk mengembalikan ketertarikan masyarakat. Salah satunya dengan mempromosikannya lewat media sosial baik Instagram, TikTok, dan sebagainya.</p> Anis Nurul Afifah Annisa Fadhilah Arisca Dwi Putri Sardin Sardin Nindita Fajria Utami Copyright (c) 2024 http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-01-25 2024-01-25 5 3 261 268 FENOMENA DRIVER OJEK ONLINE WANITA SEBAGAI BENTUK KETIDAKSETARAAN GENDER: DITINJAU DARI TEORI TALCOTT PARSONS https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPSU/article/view/74754 <p>Di era perkembangan zaman serta kemajuan teknologi ini, mulai berkembang transportasi online. Transportasi online merupakan transportasi yang menggunakan teknologi internet untuk mengaksesnya dan dapat memesan melalui aplikasi di smartphone. Terdapat banyak aplikasi transportasi online, diantaranya yaitu Gojek dan Grab. Kedua aplikasi tersebut muncul di Indonesia dan menjadi konsumsi bagi masyarakat publik, karena kepopulerannya tersebut. Ketidaksetaraan gender adalah sistem dan struktur sosial laki-laki maupun perempuan yang menjadi korban ketidakadilan sistem. Artikel ini membahas tentang bagaimana alasan perempuan bekerja sebagai pengemudi ojek online di Kota Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah menjadi driver ojek online merupakan sebuah keputusan rasional pengemudi ojek online wanita, yang mana sebagai aktor yang telah menetukan secara rasional. Selain itu, hasil dari penelitian ini adalah sebagian besar wanita bekerja sebagai driver ojek online karena mereja single parents, yang mana sudah tidak bersama dengan suami, baik itu sudah bercerai maupun suami teleh meninggal dunia. Sehingga para wanita memiliki tanggung jawab besar untuk memenuhi kebutuhan anak-anak nya dan kehidupan sehari-hari. Transportasi online merupakan sebuah transportasi yang menggunakan teknologi internet untuk mengaksesnya dan dapat memesan melalui aplikasi di smartphone. Aplikasi Grab tersebut muncul di Indonesia dan menjadi konsumsi bagi masyarakat publik, karena kepopulerannya tersebut. Kemajuan internet dan smartphone yang semakin pesat di AS dan Eropa, menyebabkan munculnya transpotasi online seperti Taksi.</p> <p>&nbsp;</p> Adinda Samudra Sundari Sugeng Harianto Copyright (c) 2024 http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-01-25 2024-01-25 5 3 269 281 PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IPS 4 DI SMAN 9 MALANG https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPSU/article/view/74755 <p>Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Sosiologi di kelas XI IPS 4 SMAN 9 Malang dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas kolaboratif yang dirancang dalam dua siklus yang terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas XI IPS 4 Semester II tahun pelajaran 2022/2023 yang berjumlah 36 orang. Objek penelitian adalah hasil peningkatan keaktifan dan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Sosiologi setelah penerapan model Problem Based Learning. Data penelitian adalah hasil lembar observasi mengenai keaktifan dan motivasi belajar siswa. Data selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning pada mata pelajaran Sosiologi dapat meningkatkan keaktifan dan motivasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari keaktifan siswa dari siklus I sebesar 78,82% meningkat pada siklus II sebesar 93,26%. Motivasi belajar siswa pada siklus I sebesar 53,45% meningkat pada siklus II sebesar 91,49%. Terbukti Bahwa model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan keaktifan dan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Sosiologi.</p> Annisa Fathin Dianah Panjilmo Putro Jenny Nurvia Rahmadhani Copyright (c) 2024 http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-01-25 2024-01-25 5 3 282 290 KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PESISIR KARANGANTU https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPSU/article/view/76775 <p>Masyarakat pesisir merupakan masyarakat yang memiliki peran yang sangat penting dalam menyediakan kebutuhan pangan seperti berbagai jenis ikan untuk kebutuhan masyarakat luas. Luasnya wilayah perairan Indonesia menyebabkan Indonesia memiliki masyarakat pesisir yang bergantung pada potensi laut. Tantangan kehidupan yang berhadapan dengan laut memberikan karakteristik sosial ekonomi tersendiri pada masyarakat pesisir. Dalam penulisan ini akan dibahas kehidupan sosial seperti struktur sosial, yang menempati lapisan teratas hingga bawah yaitu: pemimpin nelayan, bos/tengkulak, nelayan sekaligus pemilik kapal, dan buruh nelayan. Ciri-ciri masyarakat pesisir Karangantu yaitu memiliki identitas, berbeda suku namun kegiatannya masih homogen, padat penduduk, dan pemenuhan kebutuhan relatif terbatas. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupan ekonomi yaitu faktor alam, sarana prasarana, permodalan, kebijakan, dan harga pasar.</p> Ira Ardila Nurul Hayat Copyright (c) 2024 http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2023-11-25 2023-11-25 5 3 291 297