POLA PENGANAN GELANDANGAN PENGEMIS (GEPENG) DI KOTA SINGARAJA, BULELENG, BALI (POTENSI SEBAGAI SUMBER BELAJAR SOSIOLOGI DI SMA)

Authors

  • Mevilia Taryo A Dewi Program Studi Pendidikan Sosiologi, Universitas Pendidikan Ganesha
  • I Ketut Margi Program Studi Pendidikan Sosiologi, Universitas Pendidikan Ganesha
  • Luh Putu Sendratari Program Studi Pendidikan Sosiologi, Universitas Pendidikan Ganesha

DOI:

https://doi.org/10.23887/jpsu.v2i1.28044

Abstract

Berdasarkan data mengenai jumlah gelandangan pengemis pada tahun 2015 dan 2016 yang didapat dari dinas sosial mengalami penurunan, yang awalnya hanya 23 menjadi 15 orang. Tidak hanya dari segi jumlah yang berkurang, dari data ini terlihat bahwa jumlah anak-anak dan jumlah perempuan masih terlihat sangat banyak. Tidak hanya itu saja mereka berasal dari satu daerah yang berada di Bali yaitu Desa Munti Gunung, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem yang masih mendominasi. Dapat dilihat pada data jika data mengalami penurunan tapi masih ada gelandangan pengemis yang datang ke Kota Singaraja. Dalam data tahun 2015-2016 orang yang datang lebih sedikit dan orangnya pun berbeda namun persamaan yang ada disini yaitu tentang asal mereka, yaitu dari Desa Munti Gunung yang terletak di Kabupaten Karangasem.

Kata kunci: gelandangan, pengemis, Singaraja

References

Daftar Pustaka

Ahmad, Mahfur. 2010. Strategi Kelangsungan Hidup Gelandangan-Pengemis (Gepeng). Peaklongan: Jurnal Penelitian. Vol. 7 No. 2.

LP3ES. 1986. Gelandangan. Jakarta: LP3ES Jakarta.

Muslim. 2013. Penanggulangan Pengemis dan Gelandangan di Kota Pekanbaru. Jurnal El-Riyasah.Vol. 4 No. 1 Hlm. 24-35.

Rohmaul, Yudi. 2013. Persepsi dan Sikap Masyarakat Terhadap Penanggalan Jawa Dalam Penentuan Waktu Pernikahan (Studi Kasus DesaJonggrang Kecamatan Barat Kabupaten Magetan Tahun 2013). Jurnal. Vol. 5 No. 1.

undang-undang nomor 13 tahun 2014 tentang penanganan fakir miskin.

Downloads

Published

2020-09-23