Peran Geografi Dalam Pembentukan Karakter dan Keterampilan Manusia Indonesia Pada Era Masyarakat Ekonomi ASEAN

Main Article Content

Syaiful Khafid

Abstract

Tujuan kajian ini adalah untuk mendeskripsikan Indonesia dalam fenomena paradoksial, karakter manusia Indonesia yang diharapkan dalam MEA, keterampilan manusia Indonesia yang dibutuhkan dalam MEA, dan peran geografi sebagai pendidikan global untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia. Penelitian ini adalah kajian literer. Data diperoleh melalui instrumen rekam dan kartu data dengan analisis konten dan hermeneutik. Hasil kajian menunjukkan Indonesia masih berparadoksial disebabkan virus orientasi sebagai penghambat pembangunan. Karakter manusia Indonesia diharapkan dalam MEA di abad pengetahuan adalah cerdas dan waras sesuai nilai-nilai dasar Pancasila dan gaya liberal ala Puntsch. Keterampilan dasar manusia Indonesia yang dibutuhkan adalah berpikir dan berbuat secara kritis, kreativitas, kolaborasi, saling pengertian lintas budaya, komunikasi, menggunakan komputer dan internet, dan karier dan belajar mempercayai diri sendiri. Peran pendidikan global dapat  membantu manu-sia memahami dan merefleksikan keadaan masyarakat global. Geografi sebagai pendidikan global dalam memahami dunia dan merefleksikan kondisi atau situasi masyarakat global dalam MEA sebagai tuntutan dan tantangan abad pengetahuan.

Article Details

Section
Articles

References

Ardhana, W. (2001). Reformasi Pembelajaran Menghadapi Abad Pengetahuan. In Kuliah Perdana. Surabaya: Program Pascasarnana Teknologi Pembelajaran Universitas PGRI Adi Buana.

Bagir, H. (2019). Memulihkan Sekolah Memulihkan Manusia: Meluruskan Kembali Falsafah Pendidikan Kita (Cetakan Ke). Bandung: Mizan.

Bonnett, A. (2008). What is Geography? (First Publ). London: SAGE Publications.

Dahliyana, A. (2017). Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Di Sekolah. Sosio Religi Jurnal Pendidikan Umum/Nilai, 15(1), 1–10.

Hamzah, A. (2019). Metode Penelitian Kepustakaan: Kajian Filosofis, Teoretis, dan Aplikatif. Malang: Literasi Nusantara.

Hosnan, M. (2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Ismuha, & Dkk. (2016). Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru Pada SD Negeri Lamklat Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Administrasi Pendidkan, 4(1), 46–55.

Johnston, R. (1984). The World Is Our Oyster. Transactions of the Institute of British Geographers, 9(4), 43–59.

Khafid, S. (2009). Pendidikan Global. Fokus, 27(2).

Khafid, S. (2013). Pengantar Geografi Pemahaman Paradigma Geografi Sejati (Cetakan Ke). Surakarta: UNS Press.

Koentjaraningrat. (2015). Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan (Cetakan Ke). Jakarta: Gramedia.

Muzakki, H. (2015). Managing Learning for Quality Improvement (Mengelola Pembelajaran untuk Peningkatan Mutu). An-Nuha, 2(2).

Prasetya, S. M. (2014). Media Pembelajaran Geografi. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Puntsch, E. (1996). Politik dan Martabat Manusia: Tingkah Laku yang Liberal. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Shihab, N., & Komunitas Guru Belajar. (2017). Merdeka Belajar di Ruang Kelas. Tanggerang Selatan: Literasi.

Sugiharto. (2012). Menyongsong Indonesia Emas 2045. In Kuliah Perdana. Yogyakarta: UST.

Sumaatmadja, N. (2000). Manusia dalam Konteks Sosial, Budaya, dan Lingkungan Hidup. Bandung: Alfabeta.

Sumaatmadja, N., & Wihardit, K. (2009). Perspektif Global. Jakarta: UT.

Sumaryono, E. (1999). Hermeneutik Sebuh Metode Filsafat (Cetakan Ke). Yogyakarta: Kanisius.

Thobroni, M., & Mustofa, A. (2011). Belajar & Pembelajaran Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional. Yogyakarta: AR-RUZZ Media.

Triyonggo. (2015). Analisis Situasional Kompetensi Praktisi Sumber Daya Manusia Indonesia Menghadapi MEA 2015. Jurnal Manajemen Teknologi, 14(1), 100–111.

Utami, S., Sakitri, W., & Sebayang, L. K. B. (2016). Peningkatan Kualitas Sumber Daya Guru Dan Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Melalui Pengembangan Inovasi Bahan Ajar Berbasis English For Specific Purposes (ESP). Abdimas, 20(2), 125–132.