Melacak Kebutuhan Rekognisi Pelajar dalam Aksi Klitih di Kota Yogyakarta: Sebuah Tinjauan Eksistensialisme
Main Article Content
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan aksi klitih pelajar Kota Yogyakarta dengan kebutuhan rekognisi serta analisisnya dalam perspektif eksistensialisme. Penelitian ini memiliki urgensi mengingat banyaknya miskonsepsi terhadap pemaknaan eksistensialisme. Cara bereksistensi di bawah ide kebebasan yang belum dicerna secara matang seperti dalam aksi klitih ini menimbulkan kengerian bagi masyarakat di Kota Yogyakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah model penelitian fenomenologi yang mana mengikuti model penelitian filsafat sistematis di lapangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: cara berada yang diaktualisasikan pelaku klitih terkait dengan pandangan orang lain. Adanya ancaman ego mendorong mereka perlu membuktikan sesuatu untuk memperoleh rekognisi. Miskonsepsi terhadap makna eksistensi juga menyebabkan mereka keliru dalam mendefinisikan kebebasan. Dalam eksistensialisme, manusia memiliki kebebasan untuk memberi makna pada keberadaannya dengan merealisasikan kemungkinan-kemungkinan yang ada. Namun dalam merealisasikan eksistensinya, seseorang perlu mempertimbangkan relasi antar sesama, sehingga dapat mewujudkan kebebasan yang bertanggung jawab.
Article Details
References
Assor, A. (1996). Two types of motivation for recognition: Secure and insecure. Psychological Reports, 79(3), 913–914. https://doi.org/10.2466/pr0.1996.79.3.913
Baumeister, R. F., Smart, L., & Boden, J. M. (1996). Relation of Threatened Egotism to Violence and Aggression: The Dark Side of High Self-Esteem. Psychological Review, 103(1), 5–33. https://doi.org/10.1037/0033-295X.103.1.5
Burke, P. J., & Jan E. Stets P. (2009). Identity Theory. New York: Oxford University Press. http://books.google.com/books?id=TCbI_wVmaxQC&pgis=1
Gaba, S. (2019). Stop Seeking Validation from Others. Psychology Today. https://www.psychologytoday.com/us/blog/addiction-and-recovery/201907/stop-seeking-validation-others
Hamidi. (2008). Metode Penelitian Kualitatif. Malang: UMM Press.
Hardani. (2020). Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: CV. Pustaka Ilmu Group.
Hardré, J. (1952). Sartre ’ s Existentialism and Humanism. Studies in Philology, 49(3), 534–547. https://doi.org/https://doi.org/10.1007/BF01079517
Hassan, F. (1992). Berkenalan dengan Eksistensialisme. Jakarta: Pustaka Jaya.
Heyink, J. W., & Tymstra, T. (1993). The function of qualitative research. Social Indicators Research 1993 29:3, 29(3), 291–305. https://doi.org/10.1007/BF01079517
Indah, A. (2021). Kasus Klitih Masih Marak di DI Yogyakarta, Polisi Imbau Orangtua Kontrol Aktivitas Anak. Tribunjogjacom. https://jogja.tribunnews.com/2021/02/05/kasus-klitih-masih-marak-di-di-yogyakarta-polisi-imbau-orangtua-kontrol-aktivitas-anak
Knuuttila, Si. (2018). Medieval Theories of the Emotions. Stanford Encyclopedia of Philosophy. https://plato.stanford.edu/entries/medieval-emotions/
Maslow, A. H. (1970). Motivation and Personality. Harper & Row. https://doi.org/10.4135/9781446221815.n7
Miron, A. G. (2006). Bicara Soal Cinta, Pacaran, dan Seks Kepada Remaja. Jakarta: Erlangga.
Olson, E. T. (2019). Personal Identity. Stanford Encyclopedia of Philosophy. https://plato.stanford.edu/entries/identity-personal/
Owen, M. M. (2018). ‘All real living is meeting’: the sacred love of Martin Buber. Aeon Media Group Ltd. https://aeon.co/essays/all-real-living-is-meeting-the-sacred-love-of-martin-buber
Pranowo, Y. (2015). The Form of “Ich und Du” karya Martin Buber. Kompasiana.Com. https://www.kompasiana.com/othinx/55102838813311ab36bc61d1/the-form-of-ich-und-du-karya-martin-buber
Putra, A., & Suryadinata, S. (2020). Menelaah Fenomena Klitih di Yogyakarta Dalam Perspektif Tindakan Sosial dan Perubahan Sosial Max Weber. Asketik : Jurnal Agama Dan Perubahan Sosial, 4(1), 1–21. https://doi.org/10.30762/ASK.V4I1.2123
Salim, & Syahrum. (2012). Metode Penelitian Kualitatif: Konsep dan Aplikasi dalam Ilmu Sosial, Keagamaan, dan Pendidikan. Bandung: Ciptapustaka Media.
Sartre, J. P. (1960). Eksistensialisme dan Humanisme (Terjemahan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Siswanto, D. (2004). Sosialitas dalam Perspektif Filsafat Sosial. Jurnal Filsafat, 14(1), 67–87. https://doi.org/10.22146/JF.31341
Stets, J. E., & Burke, P. J. (2014). Self-Esteem and Identities: Sociological Perspectives, 57(4), 409–433. https://doi.org/10.1177/0731121414536141
Taormina, R. J., & Gao, J. H. (2013). Maslow and the motivation hierarchy: Measuring satisfaction of the needs. American Journal of Psychology, 126(2), 155–177. https://doi.org/10.5406/amerjpsyc.126.2.0155
Wibisono, G. (2019). Hidup Adalah Komedi: Analisis Filsafat Eksistensialisme Pada Teks Film ‘Joker.’ Habitus: Jurnal Pendidikan, Sosiologi, & Antropologi, 3(2), 69. https://doi.org/10.20961/habitus.v3i2.36069
Yolton, J. W. (1951). The Metaphysic of En-Soi and Pour-Soi. The Journal of Philosophy, 48(18), 548–556. https://doi.org/10.2307/2020794
Yunus, F. M. (2011). Kebebasan Dalam Filsafat Eksistensialisme Jean Paul Sartre Firdaus M. Yunus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ar-Raniry, Banda Aceh. Al-Ulum, 11(2), 267–282.