Pelestarian Lingkungan Hidup Berbasis Kearifan Lokal (Local Wisdom) di Desa Tenganan Kecamatan Manggis Kabupaten Karangasem
Main Article Content
Abstract
Alam semesta diyakini sebagai satu kesatuan yang utuh oleh masyarakat Bali. Berdasar pada keyakinan tersebut dipahami bahwa manusia merupakan bagian dari lingkungan. Manusia berlandaskan norma-norma tidak tertulis yang diwariskan dalam mengatur perilakunya untuk mengelola lingkungan hidup. Norma yang dimaksud yakni kearifan lokal suatu wilayah. Desa Tenganan merupakan salah satu wilayah yang memiliki kearifan lokal yang kental dalam upaya melestarikan lingkungan hidup. Masyarakat Tenganan memiliki paham Jaga Satru dan Sekta Indra untuk mencegah kerusakan lingkungan, sedangkan upaya mengatasi permasalahan lingkungan hidup masyarakat di tenganan mengenal 5 tahapan terhadap pelaku perusak lingkungan, yakni: (1) Dosen, (2) Sikang, (3) Penging, (4) Sapa Sumaba, dan (5) Kesah. Lima tahapan terhadap pelaku perusakan lingkungan hidup bukan saja merupakan sistematika berupa hukuman, tetapi meliputi upaya perbaikan diri pada setiap tahapannya. Masyarakat diberikan tahapan memperbaiki diri sampai tahap keempat (Sapa Sumaba). Apabila masyarakat masih melakukan pelanggaran terhadap lingkungan hidup, maka orang tersebut dilepas statusnya dari keanggotaan masyarakat.
Article Details
Authors who publish with the Media Komunikasi Geografi agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal the right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License (CC BY-SA 4.0) that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work. (See The Effect of Open Access)