Persepsi Petani terhadap Nilai Socio-Culture Lahan dan Pengaruhnya terhadap Regenerasi Petani dan Ketersediaan Tenaga Kerja Pertanian di Desa Duren

Main Article Content

Sudrajat Sudrajat
Devi Ega Agista
Siti Rohmah

Abstract

Keberlanjtan pertanian salah satunya tidak terleas dari ketersedian tenaga kerja di pertanian. Namun, ketersediaan tenaga kerja di pertanian semakin hari semakin berkurang,  disebabkan karena rendahnya  regenerasi petani dan melemahnya padangan petani terhadap nilai socio-culture lahan pertanian. Akibatnya,  banyak rumahtangga tani merasa  kekurangan tenaga kerja pada saat musim tanam ataupun musim panen. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan: (1)  mengetahui persepsi petani terhadap nilai socio-culture lahan pertanian, (2) mengetahui  regenerasi tenaga kerja pertanian dan dampaknya terhadap ketersedian tenaga kerja pertanian pada rumahtangga tani (3) mengetahui pengaruh nilai socio-culture lahan terhadap regenerasi petani dan  ketersediaan tenaga kerja pertanian.  Penelitian ini dilakukan di Desa Duren Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang, dengan mengambil sampel sebanyak  92 petani secara random sampling dengan system pemgundian.  Data yang digunakan terdiri dari  data primer dan data sekunder. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan mengunakan statistik regresi linier berganda. Hasil penelitian menemukan bahwa persepsi petani terhadap nilai socio-culture lahan pertanian masih tinggi, namun regenerasi petaninya relatif sudah sangat rendah, sehingga berdampak terhadap ketersedian tenaga kerja pertanian pada rumahtangga tani. Rendahnya regenerasi petani  menurut kepala rumahtangga tani tidak terlepas  berbagai faktor. Salah satu faktor yang  signifikan berpengaruh terhadap regenerasi petani adalah nilai socio-culture lahan pertanian, sedangkan  yang berpengaruh terhadap ketersedian tenaga kerja pertanian adalah  regenerasi petani dan nilai socio-culture lahan pertanian. Berdasarkan hal tersebut maka pemerntah harus menguatkan kembali nilai-nilai socio-culture  lahan dalam kehidupan petani maupun generasi muda petani, agar regenerasi petani dapat  berkelanjutan.   

Article Details

Section
Articles

References

Alina dan Mirela M. (2014).Increasing Agricultural Competitiveness by the Setting up of Young Farmers. The Case of Moldavia, Romania. Jurnal Journal of Settlements and Spatial Planning, Special Issue. No. 3: Hal. 117-123.

Adiningsih, Sri. 2002. Ekonomi Mikro. Edisi Revisi. Yogyakarta: BPFE.

Andreas A.A., Y. Darusman dan Moch. Ramdan. (2018). Pengaruh Luas Lahan Terhadap Produksi Dan Pendapatan Usahatani Padi Sawah (Suatu kasus di Desa Jelat Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh. Vol. (4)1: Hal:521-529.

Arida A., Zakiah dan Julaini. (2015). Analisis Permintaan Dan Penawaran Tenaga Kerja Pada Sektor Pertanian Di Provinsi Aceh. Jurnal Agrisep. Vol. (1)1. Hal. 66-78.

Badan Pusat Statistik. (2019). Kecamatan Bandungan Dalam Angka. Kabupaten Semarang. Badan Pusat Statistik.

Fitriyana E, Arip W. dan E. Widiyanti. (2018). Persepsi Pemuda Tani Terhadap Pekerjaan Sebagai Petani Di Kecamatan Purworejo Kabupaten Purworejo. Jurnal Agritexts. Vol. (42) 2: Hal. 119-132.

Gunawan, M., Suryana, R.N., Yusdja, Y. (1980). Ketersediaan dan kebutuhan tenaga kerja di lampung. Forum penelitian Agro Ekonomi. Vol. 1(1):8-19.

Haris A., Subagio L. B., Santoso F. dan Wahyuningtyas N. (2018). Identifikasi Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Karangwidoro Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Media Komunikasi Geografi. Vol. 19(1): Hal. 114– 120.

Kantor Desa Duren. (2019). Monografi Desa Duren. Kantor Desa Duren Kecamatan Bandungan.

Khaafidh M. & Poerwono D. (2013). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Tenaga Kerja Untuk Bekerja di Sektor Pertanian (Studi Kasus di Kabupaten Rembang). Jurnal Diponegoro of Economics. Vol 2: Hal. 1–13.

Khomsan A. (2012). Ekologi Masalah Gizi, pangan Dan Kemiskinan. Bandung: Alvabeta.

Khonitan D. dan Utami B. N. (2019). Motivasi Generasi Muda dalam Menyongsong Revolusi Industri 4.0 Melalui Pendidikan Bidang Pertanian di Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Malang. Jurnal Sains Psikologi. JVol.(8)1: Hal.162–170.

KRKP. (2015). Regenerasi Petani pada Keluarga Petani Padi dan Holtikultura. Bogor: Direktorat Kajian Strategis dan Kebijakan Pertanian, Institut Pertanian.

Kontogeorgos A., Tsampra M., and Chatzitheodoridis F. (2014). “New Farmers” a Crucial Parameter for the Greek Primary Sector: Assessments and Perceptions. Jurnal. Procedia Economics and Finance Vol.14:Hal. 333 – 341.

Luthfi, A. N., & Saluang, S. (2015). Masa Depan Anak Muda Pertanian di Tengah Liberalisasi Pertanahan. Jurnal Bhumi. Vol. (1)1: Hal 45-58.

Mishra A.K., El-Osta H.S. and Shaik S. (2010). Succession Decisions in U.S. Family Farm Businesses. Jurnal. Journal of Agricultural and Resource Economics. Vol. (1)35: Hal.133–152.

Muksin. (2007). Kompetensi Pemuda Tani yang Perlu Dikembangkan di Jawa Timur. Disertasi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Diakses dari 2 Desember 2020 https://repository.ipb.ac.id/ handle/1234 56789/2914

Nasrul, W. (2012). Pengembangan Kelembagaan Pertanian untuk Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol (6)3: Hal 246-251.

Ningsih, F. dan Sjaf, S. (2015). Faktor-faktor yang menentukan keterlibatan pemuda pedesaan pada kegiatan pertanian berkelanjutan. Jurnal Penyuluhan. Vol. 11(1):Hal. 23–37.

Nugroho, A. D., & Waluyati, L. R. (2018). Upaya Memikat Generasi Muda Bekerjapada Sektor Pertanian di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Ilmu Pemerintahan Dan Sosial Politik UMA. Vol (6)1:Hal. 76-95.

Pujiriyani D.W., Suharyono S., Hayat S. dan Azzahra F. (2016). Sampai Kapan Pemuda Bertahan di Pedesaan? Kepemilikan Lahan dan Pilihan Pemuda untuk Menjadi Petani. Jurnal Bhumi. Vol. (2)2: Hal. 209-226.

Pujiriyani, D. W., Soetarto, E., Santosa, D. A., & Agusta, I. (2006). Deagrarianisasi dan Dislokasi Nafkah Komunitas Petani di Pedesaan Jawa. Sosiologi Pedesaan IPB.

Ridha A. (2017). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani di Kecamatan Nurussalam Aceh Timur. Jurnal Samudra Ekonomika. Vol. (1)2: Hal.165-173.

Rusmawan. (2007). Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian ke Non-Pertanian Dalam Perspektif Sosial Budaya. Jurnal Geomedia. Volume (5)1:111-118.

Sari M. Puspita, I. G. Putu Bagus S.A dan G. Kamajaya. (2017) Pergeseran Pekerjaan Remaja Dari Sektor Pertanian Ke Sektor Industri. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana. Diakses tanggal 10 Desember 2020 dari file:///C:/Users/dell/ Downloads/30022-1-58470-1-10-20170419.pdf

Setiawan U. (2013). “Desa Sekedar Tempat Mudik”. Dalam Gunawan (ed). Rural Talks: Ikhtiar memahami Transformasi Sosial-Ekonomi Masyarakat Desa. Jakarta: IHCS.

Soekartawi. 2001. Analisis Usahatani. Jakarta: PT. Rajawali Persada.

Soetarto E dan Agusta I. (2012). “Arah Baru Penurunan Ketahanan Pangan: Deruralization, Depeasantization, Deagrarianization”. Dalam Fariyanti, A (ed). Pangan,Rakyat: Soal Hidup atau Mati 60 Tahun Kemudian. Jakarta: Departemen Agribisnis. Bogor: FEB-IPB dan PERHEPI.

Sudrajat. (2011), Strategi Petani Mempertahankan Kepemilikan Lahan Sawah di DIY. Prosiding. Seminar Hasil Penelitian Tahun 2011.Yogyakarta. LPPM-UGM.

Sudrajat. (2011). Farmers commitment in maintaining wetted land ownership status in peri-urban area of yogyakarta. Indonesian Journal of Geography. Vol.(48) 1: Pag. 91-101.

Sudrajat. (2013).Tinjauan Spasial Komitmen Petani Mempertahankan Kepemilikan Lahan Sawah dan Pemanfaatannya Untuk Pertanian di Kabupaten Sleman dan Bantul DIY. Disertasi. Yogyakarta. Program Pascasarja Fakultas Geografi UGM.

Sudrajat. (2014) Persepsi Petani Terhadap Nilai Sosial-budaya dan Ekonomi Lahan Sawah Di Pinggiran Kota Yogyakarta. Jurnal Patrawidya. Vol.(15) 1 : Hal. 73-94.

Sudrajat. (2018). Analisis Ketidakpastian dalam Memanfaatkan Lahan Pertanian di Desa Sukasari Kaler Kecamatan Argapura Majalengka. Majalah Geografi Indonesia. Vol. (32)1:Hal. 33-43.

Sukirno S. (2010). Mikroekonomi Teori Pengantar. Edisi-3. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sumaryanto, Hermanto, Ariani M, Suhartini SH, Yofa RD, Azahari DH. 2015. Pengaruh urbanisasi terhadap suksesi sistem pengelolaan usaha tani dan implikasinya terhadap keberlanjutan swasembada pangan. Laporan Akhir Penelitian. Bogor (ID): Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.

Suratha, I. K. (2014). Dampak Alih Fungsi Lahan Terhadap Ketahanan Pangan. Media Komunikasi Geografi. 15(2): Hal. 52–61.

Suratha I.K. (2015). Krisis Petani Berdampak Pada Ketahanan Pangan Di Indonesia. Media Komunikasi Geografi. Vol. 16 (1)1: Hal. 67-80.

Susilowati S. H. (2016). Fenomena Penuaan Petani dan Berkurangnya Tenaga Kerja Muda Serta Implikasinya bagi Kebijakan Pembangunan Pertanian. Forum Penelitian Agro Ekonomi. Vol. (34)1: Hal. 35-55.

Suyanto B. (2016). Kenapa generasi muda enggan bertani? Memahami subkultur dan gaya hidupanak muda dari perspektif cultural studies. Bahan Pertemuan Upaya Meningkatkan Minat Generasi Muda terhadap Pertanian; 2016 Feb 23; Bogor, Indonesia. Bogor (ID): Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Informasi.

Syafaat N, Mardianto S, Friyatno S. 2000. Mobilitas angkatan kerja dan kesejahteraan rumah tangga pedesaan: tinjauan konseptual dan empirik. Prosiding Seminar Perspektif Pembangunan Pertanian dan Perdesaan dalam Era Otonomi Daerah; 1999 Nov 16; Bogor, Indonesia. Bogor (ID): Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. hlm. 204-225.

Syaifuddin, Hamire A. dan Dahlan. (2013). Hubungan antara Jumlah Penduduk dengan Alih Fungsi Lahan di Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa. Jurnal Agrisistem. Vol. (9)2: Hal.169-179.

Syam A. dan K.M. Noekman (2003). Kontribusi Sektor Pertanian Dalam Penyediaan Lapangan Kerja dan Perbandingannya Dengan Sektor-Sektor Lain). P3SEP. Bogor. Badan Litbang Pertanian. Diakses tanaggal 12 desember 2020 dari https://media.neliti. com/media/ publications/43862-ID-kontribusi-sektor-perta nian-dalam-penyediaan-lapangan -kerja-dan-perbandingannya.pdf

Tauchid M. 2009. Masalah Agraria: Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia. Savitri LA, Shohibuddin M, Saluang S, editor. Yogyakarta [ID]: STPN Press.

Wardani, W. dan Anwarudin, O. (2018). Peran penyuluh terhadap penguatan kelompok tani dan regenerasi petani di Kabupaten Bogor Jawa Barat. Jurnal Tabaro Ariculture Science 2(1): Hal.191– 200.

Winarso B. 2014. Dinamika Ketenagakerjaan pada Wilayah Pedesaan Lahan Kering di Indonesia. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan. Vol. (14)1: Hal. 1-14.

Winarso B. 2012. Dinamika Pola Penguasaan Lahan Sawah di Wilayah Pedesaan di Indonesia. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan. Vol. (12)3: Hal. 137-149.

Wiyono M. Sangadji, M.U. Absan dan S. Abdullah. (2015). Kajian Regenerasi Petani Pada Keluarga Petani Padi dan Hortikultura. Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) Bekerjasama dengan: Direktorat Kajian Strategis dan Kebijakan Pertanian Institut Pertanian Bogor. Diakses tanggal 12 Agustus 2020 dari http://images.agri-profocus.nl/upload/ 2015_KRKP_Laporan_Kajian_Regenerasi_Petani1466659556.pdf.

Zagata L. and Sutherland L. (2015). Deconstructing the ‘young farmer problem in Europe’: Towards a research agenda. Journal of Rural Studies.Vol. 38: Hal. 39–51.

Zahasfana L. L., Kuntadi, E. B., dan Aji, J.M.M. (2017). Curahan Tenaga Kerja Pada Usahatani Padi Di Desa Gumelar Kecamatan Balung Kabupaten Jember. Jurnal Agribest Vol (1)2: 168-179.