Tingkat Bahaya Longsorlahan di Sub DAS Ngrancah Kabupaten Kulonprogo

Main Article Content

Wildhan Dayu Hardhoni
Suratman Suratman
Djati Mardiatno

Abstract

Indonesia merupakan negara yang memiliki intensitas kebencanaan yang tergolong tinggi, termasuk bencana alam seperti longsorlahan. Dalam catatan BNPB diketahui bahwa selama tahun 2020 tercatat 573 kejadian longsorlahan. Pada wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya wilayah Sub DAS Ngrancah yang terletak di Kabupaten Kulon Progo juga terjadi beberapa kejadian longsorlahan. Oleh karena itu untuk meminimalisir kejadian maupun kerugian akibat longsorlahan perlu dilakukan penelitian yang membahas tentang tingkat bahaya longsorlahan. Penelitian ini memiliki tujuan yaitu menganalisis tingkat bahaya longsorlahan dan persebaran tingkat bahaya longsorlahan berdasarkan zonasi Sub DAS Ngrancah. Data yang digunakan adalah data skunder yang diperoleh dari beberapa instansi pemerintahan sedangkan metode untuk analisis menggunakan tumpeng tindih antar layer parameter dan skoring pada setiap parameter yang digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga tingkat bahaya yang tersebar di wilayah Sub DAS Ngrancah yaitu sedang (74 satuan lahan), cukup tinggi (380 satuan lahan) dan tinggi (155 satuan lahan). Sedangkan persebaran tingkat bahaya longsorlahan cukup tinggi dan tinggi sebagian besar tersebar di wilayah zona hulu (upper stream) dan zona tengah (middle stream). Diharapkan hasil penelitian ini dijadikan sebagai salah satu referensi semua stakeholders dalam pengelolaan wilayah Sub DAS Ngrancah sesuai dengan kemampuan lahan itu sendiri.

Article Details

Section
Articles
Author Biography

Wildhan Dayu Hardhoni, Universitas Gadjah Mada

Program Studi S2 Geografi Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada

References

Arsyad, U: Barkey, R: Wahyuni: Matandung, K.K. 2018. Karakteristik Tanah Longsor di Daerah Aliran Sungai Tangka. Jurnal Hutan dan Masyarakat, 10(1).

Badan Geologi PVMBG. 2017. Buklet Gerakan Tanah. Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. Bandung. dibi.bnpb.go.id/DesInventar/main.jsp?countrycode=id&lang=EN. Diakses pada 19 Desember 2020, pukul 13.12

Fadilah, N: Arsyad, U: Soma, A.S. 2019. Analisis Tingkat Kerawanan Tanah Longsor Menggunakan Metode Frekuensi Rasio di Daerah Aliran Sungai Bialo. Jurnal Perennial, 15(2).

Fitria, N. 2009. Analisis tingkat bahaya longsor daerah aliran sungai (DAS) botok Kabupaten Karanganyar tahun 2009. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Hadmoko. 2010. Landslide Hazard and Risk Assessment and Their Application in Risk Management and Landuse Planning in Eastern Flank of Menoreh Mountains, Yogyakarta Province, Indonesia. Springer.

Knight, J., Mitchell, W. A. 2011. Geomorpfological Field Mapping. In M. J. Smith, P. Paron, G. a. S., & J. S. JR (Ed.), Geomorphological Mapping: Methods and Applications (Vol. 15, pp. 151-187). Elsevier.

Kusumandari, A, Marsono, D., Sabarnurdin, S., Gunawan, T. 2010. Pengkalsteran Erosi di Sub DAS Ngrancah, Kulonprogo. Jurnal Manusia dan Lingkungan, 19(1).

Lynn M., Highland, Bobrowsky, P. 2008. The Landslide Handbook—A Guide to Understanding Landslides. Geological Survey of Canada. USGS.

Priyono, K.D: Priyana, Y., Priyono. 2006. Analisis Tingkat Bahaya Longsor Tanah di Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara. Forum Geografi, 20(2).

Meiarti, R. 2013. Analisis Pola Spasial Distribusi Longsor untuk Penentuan Faktor Pengontrol Utama Longsorlahan di DAS Kodil Jawa Tengah. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada.

Van Zuidam, R.A., Van Zuidam-Cancelado, F.I. 1979. Terrain analysis and classification using aerial photographs. A geomorphological approach. ITC Textbook of Photo-interpretation. ITC. Enschede.