Prediksi Dampak Jalan Tol terhadap Situs Arkeologi di Kecamatan Kalasan

Main Article Content

Janati Prariyadiyani
Andri Kurniawan
M. Baiquni

Abstract

Seiring pesatnya kemajuan teknologi transportasi yang terjadi sejak abad ke-20, jalan tol menjadi kebutuhan yang tidak terelakkan. Di sisi lain, kebutuhan lahan untuk pembangunan jalur tol dan sarana pendukung lainnya, begitu pula perubahan pada jaringan jalan yang sudah ada, tidak dapat meniadakan dampak terhadap lingkungan sekitarnya. Salah satu dampak yang harus diperhitungkan akibat pembangunan Jalan Tol Solo-Yogyakarta di wilayah Kecamatan Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ada hubungannya dengan potensi arkeologi yang dimiliki kecamatan ini.Sejumlah tinggalan arkeologi Periode Klasik berupa candi Hindu atau Buddha yang sudah ditetapkan sebagai Cagar Budaya (CB) belum menggambarkan keseluruhan potensi yang ada. Banyak data yang masih terkubur mengingat bahwa setiap candi pasti memiliki komponen pendukung di dalam lingkungan binaan masa lalu. Komponen tersebut dapat berupa sisa bangunan lain struktur, maupun temuan lepas yang terkubur oleh material hasil erupsi Gunung Merapi selama ratusan tahun. Artikel ini berusaha memprediksi dampak positif dan negatif pembangunan Jalan Tol Solo-Yogyakarta terhadap seluruh potensi arkeologi berdasarkan tiga kriteria, yakni: terdampak langsung (oleh pembangunan jalan tol dan fasilitas pendukung), terdampak tidak langsung (oleh perkembangan jalan lain), dan tidak terdampak. Melalui analisis keruangan masing-masing kriteria tersebut dipetakan sebagai hasil penelitian yang bersifat prediktif. Beberapa rekomendasi dirumuskan sebagai masukan bagi pihak-pihak terkait yang bergerak di bidang penelitian, pelestarian warisan budaya, serta pemerintah daerah setempat.

Article Details

Section
Articles

References

Achmadi, S. (2014). Pemeringkatan Cagar Budaya Tidak Bergerak. Jurnal Konservasi Cagar Budaya, 8(1), 72-81. doi: 10.33374/jurnalkonservasicagarbudaya.v8i1.126

Adhiguno, L. (2019). Peran Dinas Pertanahan dan Tata Ruang dalam Alih Fungsi Tanah Pertanian Menjadi Tanah Non Pertanian di Kabupaten Sleman (Skripsi). Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.

Ashmore, W., & Sharer, R. (2010). Discovering Our Past (5th ed.). New York: McGraw-Hill.

Bemmelen, R. (1970). The Geology of Indonesia. The Hague: Martinus Nijhoft.

Bowersox, D., Calabro, P., & Wagenheim, G. (1981). Introduction to Transportation. New York: Macmillan.

BPS Provinsi DIY. (2019). Kabupaten Sleman dalam Angka Tahun 2019. Yogyakarta: BPS Provinsi Yogyakarta.

Boechari. (2012). Melacak Sejarah Kuno Indonesia Lewat Prasasti. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Budiharsono, S. (2001). Teknik Analisis Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan. Jakarta: Pradnya Paramita.

Carman, J. et al. (1995). Introduction: Archaeological Management, in M. Cooper, A. Firth, J. Carman & D. Wheatley (eds) Managing Archaeology, London: Routledge, pp. 1-15.

Cleere, H. F. (1989). Introduction: the rationale of archaeological management, in Henry F. Cleere (ed.), Archaeological Heritage Management in The Modern World. London: Unwin-Hyman.

Creswell, J. W. (2014). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed (edisi ketiga). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Degroot, V. (2009). Candi, Space and Landscape: A Study on the Distribution, Orientation and Spatial Organization of Central Javanese Temple Remains. Leiden: Mededelingen van het Rijk’s Museum voor Volkenkunde.

Gamble, C. (2001). Archaeology: The Basic. London: Routledge.

Gibbon, G. (2002). Mn/Model Final Report Chapter 2: Research Design and Project Time Line. Retrieved 27 April 2021, from https://www.dot.state.mn.us/mnmodel/P3FinalReport/app_a.html

Highway Agency and English Heritage. (2007). Assessing the Effect of Road Schemes on Historic Landscape Character. England: Halcrow Group Limited for the Highways Agency 2007.

Husein et al. (2010). Georadar Investigation at The Kedulan Temple Excavation Site, Kalasan, Yogyakarta, J.SE Asian Appl. Geol., 2(1), 47–55.

Johnson, M. (2007). Ideas of Landscape. Oxford: Blackwell Publishing Ltd.

Kusumaningsih, S. I. (2017). Partisipasi Masyarakat Dalam Kajian Zonasi Kawasan Candi Kalasan Desa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, (Tesis). Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Kamermans H., & Oberendorff, M. (2009). Archaeological Prediction and Risk Management. Leiden: Leiden University Press.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. (2013). Candi Indonesia Seri Jawa. Jakarta: Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Longacre, W. A. (2010). Archaeology as anthropology revisited. Journal of Archaeological Method and Theory, 17(2), 81-100.

Mundardjito. (2002). Pertimbangan Ekologis Penempatan Situs Masa Hindu-Buda di Daerah Yogyakarta. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.

Newhall, C.G. et al. (2000). 1000 years of explosive of Merapi Volcano, Central Java: Archaeological and modern implications. Journal of Volcanology and Geothermal Research, 100, 9-50.

Octorio, A., & Christanto, J. (2014). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Sebaran Perumahan di Kabupaten Sleman. Jurnal Bumi Indonesia, 3(3).

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. (2019). Peraturan Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 5 Tahun 2019 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2019 – 2039. Yogyakarta: Pemda DIY.

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. (2020). Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Nomor: 206/KEP/2020, Tanggal 10 Juli 2020, tentang Penetapan Lokasi Pembangunan Jalan Tol Solo-Yogyakarta di DIY. Yogyakarta: Pemda DIY.

Prasetyo, S. A., & Djunaedi, A. (2019). Perubahan perkembangan wilayah sebelum dan sesudah pembangunan jalan tol. Jurnal Litbang Sukowati, 3(1), 61-74.

Prasodjo, T., & Yuwono, J. S. E. (2019). Ḍawuhan, Wluran, dan Pañcuran: Penelusuran Aspek Hidrologi terhadap Isi Prasasti Tlu Ron, dalam Menggores Aksara, Mengurai Kata, Menafsir Makna. Yogyakarta: Departemen Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada, hal.10– 31.

Purbawinata, M. A., et al. (2007). Understanding Merapi-type Volcanoes. EOS. 88(1&2).

Radiansyah, S., Mulyana, N & Krisnani, H. (2017). Dampak pembangunan ruas tol Cipularang, Pendekatan sistem sebagai sebuah tawaran solusi. Jurnal Penelitian dan PPM, 4(2), 354-360.

Riyanto, B. (2006). Pengembangan Jaringan Jalan Tol antar Kota dalam Perspektif SistemTransportasi Berkelanjutan. Media Komunikasi Teknik Sipil, 14(1).

Santoso, E. B. (2012). Perkembangan Node Persinggahan Transportasi pada Sumbu Pengembangan. Planocosmo International Conference Proceeding, SAPPK- ITB, hal.195-206.

Subandriyo. (2011). Sejarah Erupsi Gunung Merapi dan Dampaknya Terhadap Kawasan Borobudur, dalam Menyelamatkan Candi Borobudur Dari Erupsi Merapi. Hal.85-98. Magelang: Balai Konservasi Borobudur.

Sulistyanto, B., DS Nugrahani, T Prasodjo, JSE Yuwono, AT Hascaryo, D Pradnyawan, A Putranto, R Darmosoetopo, SR Saktimulya, E Mulyantari, J Kurniawan, DR Ekowati, HR Pratama. (2012). Dampak Lahar Dingin Gunung Merapi terhadap Kelestarian Candi-Candi di Prov.

D.I. Yogyakarta dan Sekitarnya. Laporan Penelitian Arkeologi. Jakarta: Pusat Arkeologi Nasional.

Tarigan, F., & Saputra, E. (2013). Analisis Pertumbuhan Moda Transportasi dan Infrastruktur Jalan di Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta Tahun 2000-2010. Jurnal Bumi Indonesia, 2(2).

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

Verhagen, P. (2007). Case Studies in Archaeological Predictive Modelling. Leiden: Leiden University Press.

Verhagen, P., & Whitley, T. (2012). Integrating Archaeological Theory and Predictive Modeling: A Live Report from the Scene. Journal of Archaeological Method and Theory, 19(1), 49-100. Retrieved June 28, 2021, from http://www.jstor.org/stable/41408809

Zuidam, R. A van. (1985). Aerial Photo- Interpretation in Terrain Analysis and Geomorphological Mapping. The Hague: Smits Publisher.