Kesesuaian Lahan untuk Wisata Alam di Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung

Main Article Content

Destyana Arifia
Fitri Rahmafitria
Ghoitsa Rohmah Nurazizah

Abstract

Kecamatan Rancabali merupakan wilayah yang mempunyai daya tarik wisata alam terbanyak dan menjadi kawasan yang diprioritaskan untuk pariwisata di Kabupaten Bandung. Namun di samping itu, kejadian bencana alam longsor dan pergerakan tanah sering terjadi setiap tahun membuat Kecamatan Rancabali termasuk daerah yang rawan dan berpotensi bencana longsor. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat dan sebaran kesesuaian lahan untuk kawasan wisata alam. Dalam penelitian ini terdapat tujuh faktor lingkungan fisik lahan yang menjadi indikator kesesuaian lahan wisata di Rancabali diantaranya adalah kemiringan lereng, fungsi lahan, jenis tanah, jenis batuan, kedekatan dengan sumber air, kedekatan dengan jaringan jalan dan kedekatan dengan pemukiman. Pengambilan data dilakukan dengan studi dokumentasi, studi literatur dan pembagian kuesioner kepada pada ahli dibidang pariwisata dan geografi. Penelitian ini menggabungkan dua metode analisis yaitu metode overlay (tumpang tindih), skoring dan pembobotan dengan Sistem Informasi Geografi (SIG) dan metode Analysis Hierarchy Process (AHP) untuk penentuan bobot dari setiap indikator. Hasil dari analisis ini membagi wilayah Kecamatan Rancabali menjadi lima kelas kesesuaian terhadap kawasan wisata alam dimana kelas lahan sangat sesuai (S1) dengan luas 3.006,11 Ha; kelas lahan sesuai (S2) dengan luas 4.470,43 Ha; kelas lahan cukup sesuai (S3) dengan luas 6.406,11 Ha; kelas lahan tidak sesuai (N1) dengan luas 895,30 Ha; dan kelas lahan sangat tidak sesuai (N2) dengan luas 22,19 Ha. Penelitian ini dapat menjadi referensi dan acuan perencanaan, pengembangan dan pengawasan kawasan wisata alam di wilayah Kecamatan Rancabali bagi pemerintah daerah, pengelola maupun praktisi pariwisata di kemudian hari.

Article Details

Section
Articles
Author Biographies

Fitri Rahmafitria, Universitas Pendidikan Indonesia

Manajemen Resort dan Leisure

Ghoitsa Rohmah Nurazizah, Universitas Pendidikan Indonesia

Manajemen Resort dan Leisure

References

Agussalim, A., & Hartoni. (2014). Potensi Kesesuaian Mangrove Sebagai Daerah Ekowisata Di Pesisir Muara Sungai Musi Kabupaten Banyuasin. Maspari Journal, 6(2), 148–156. https://doi.org/doi.org/10.36706/maspari.v6i2.3037

Akbar, M. A., Rahmafitria, F., & Nurazizah, G. R. (2020). Analisis Usaha Pariwisata Dalam Menghadapi Risiko Bencana Alam Di Kecamatan Lembang. Journal Of Indonesian Tourism, Hospitality And Recreation, 3(2), 177–187 https://doi.org/10.17509/jithor.v3i2.26414

Ayhan, Ç. K., Taşlı, T. C., Özkök, F., & Tatlı, H. (2020). Land Use Suitability Analysis Of Rural Tourism Activities: Yenice, Turkey. Tourism Management, 76. https://doi.org/10.1016/j.tourman.2019.07.003

Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung. (2020). Kabupaten Bandung Dalam Angka 2020 (Bps Kabupaten Bandung, Ed.). Bps Kabupaten Bandung.

Beattie, M. A. (1992). The Effect Of Natural Disasters On Tourism A Study Of Mount Saint Helens And Yellowstone National Park. http://scholarworks.rit.edu/theses

Buckley, R. (2003). Ecological Indicators Of Tourist Impacts In Parks. Journal Of Ecotourism, 2(1), 54–66. https://doi.org/10.1080/14724040308668133

Bunruamkaew, K., & Murayama, Y. (2011). Site Suitability Evaluation For Ecotourism Using Gis & Ahp: A Case Study Of Surat Thani Province, Thailand. Procedia - Social And Behavioral Sciences, 21, 269–278. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2011.07.024

Candra, E. (2021). Tebing Longsor Di Jalan Soreang – Ciwidey, Begini Kondisi Terakhir Di Lapangan. Diambil Tanggal 23 Juni 2021 Dari https://jabar.tribunnews.com/2021/03/06/tebing-longsor-di-jalan-soreang-ciwidey-begini-kondisi-terakhir-di-lapangan

Cánoves, G., Villarino, M., Priestley, G. K., & Blanco, A. (2004). Rural Tourism In Spain: An Analysis Of Recent Evolution. Geoforum, 35(6 Spec.Iss.), 755–769. https://doi.org/10.1016/j.geoforum.2004.03.005

Cioccio, L., & Michael, E. J. (2007). Hazard Or Disaster: Tourism Management For The Inevitable In Northeast Victoria. Tourism Management, 28(1), 1–11. https://doi.org/10.1016/j.tourman.2005.07.015

Eko, B. (2002). Sistem Informasi Geografis Menggunakan Arc View Gis. In Yogyakarta: Andi Offset (1st Ed.). Andi Offset.

Fandeli, C. (2000). Pengusahaan Ekowisata. Fakultas Kehutanan Ugm Dan Pustaka Pelajar.

Fang, Y. (2017). Site Selection Of Ecotourism: A Case Study Of Zhejiang Province. Ijiset-International Journal Of Innovative Science, Engineering & Technology, 4.

Fao. (1976). A Framework For Land Evaluation. Food And Agriculture Organization Of The United Nations.

Fernando, S. L. J., & Shariff, N. M. (2017). Site Suitability Analysis For Ecotourism Development At The Kirala Kele Partial-Nature-Based Wetland Of Southern Sri Lanka. International Journal Of Sciences: Basic And Applied Research (Ijsbar) International Journal Of Sciences: Basic And Applied Research, 32(3), 89–104. http://gssrr.org/index.php?journal=journalofbasicandapplied

Hendyanto, R., Suryono, C. A., & Pratikto, I. (2014). Analisis Kesesuaian Wisata Pantai Di Teluk Lombok Kabupaten Kutai Timur Kalimantan Timur. Journal Of Marine Research, 3(3), 211–215. https://doi.org/doi.org/10.14710/jmr.v3i3.5992

Higginbottom, K., Northrope, C., & Green, R. (2001). Positive Effects Of Wildlife Tourism On Wildlife. Crc For Sustainable Tourism Gold Coast.

Info Ciwidey. (2019). Sungapan Longsor, Jalur Ciwidey - Soreang Terputus Sementara. Diambil Tanggal 23 Juni 2021 Dari https://www.infociwidey.com/2019/12/jalur-ciwidey-soreang-terputus.html

Jafari, S., & Zaredar, N. (2010). Land Suitability Analysis Using Multi Attribute. International Journal Of Environmental Science And Development, 1(5), 441–445. https://doi.org/10.18178/ijesd

Kastolani, W., & Rahmafitria, F. (2015). Model Pengaturan Pengunjung Pada Kawasan Wisata Alam Pegunungan Dengan Fungsi Lindung & Intensitas Wisata Tinggi Di Kawasan Wisata Kluster Gunung Patuha, Kabupaten Bandung. Jurnal Spatial Wahana Komunikasi Dan Informasi Geografi, 14(2), 21–29. https://doi.org/https://doi.org/10.21009/spatial.142.04

Mansour, S., Al-Awhadi, T., & Al-Hatrushi, S. (2020). Geospatial Based Multi-Criteria Analysis For Ecotourism Land Suitability Using Gis & Ahp: A Case Study Of Masirah Island, Oman. Journal Of Ecotourism, 19(2), 148–167. https://doi.org/10.1080/14724049.2019.1663202

Mason, P. (2015). Tourism Impacts, Planning And Management (3rd Ed.). New York: Routledge.

Nino, K., Mamo, Y., Mengesha, G., & Kibret, K. S. (2017). Gis Based Ecotourism Potential Assessment In Munessa Shashemene Concession Forest And Its Surrounding Area, Ethiopia. Applied Geography, 82, 48–58. https://doi.org/10.1016/j.apgeog.2017.02.010

Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 27 Tahun 2016 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung Tahun 2016-2036.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Pedoman Kriteria Teknik Kawasan Budi Daya.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2010 Tentang Pengusahaan Pariwisata Alam Di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya, Dan Taman Wisata Alam.

Puslitanak. (2004). Laporan Akhir Pengkajian Potensi Bencana Kekeringan, Banjir Dan Longsor Di Kawasan Satuan Wilayah Sungai Citarum-Ciliwung, Jawa Barat Bagian Barat Berbasis Sistem Informasi Geografi.

Putri, M. S. J. (2012). Perencanaan Tapak Wisata Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Cikampek Provinsi Jawa Barat. Thesis. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Rahmafitria, F., Purboyo, H., & Rosyidie, A. (2019). Agglomeration in Tourism: The Case of SEZs in Regional Development Goals. MIMBAR : Jurnal Sosial Dan Pembangunan, 35(2), 342–351. https://doi.org/10.29313/mimbar.v35i2.4871

Redaksi Dara. (2020). Dalam Sehari Dua Kali Longsor Terjadi Di Desa Cipelah. Diambil Pada Tanggal 23 Juni 2021 Pada https://www.dara.co.id/dalam-sehari-dua-kali-longsor-terjadi-di-desa-cipelah.html

Rifki, M., Rahmafitria, F., & Sugito, N. T. (2019). Tourism Component Evaluation: GIS Based Analysis Towards The Qualification of Destination Planning. Advances in Social Science, Education and Humanities Research, 259.

Saaty, T. L. (1990). Decision Making for Leaders: The Analytic Hierarchy Process for Decisions in a Complex World. RWS Publications. https://books.google.co.id/books?id=c8KqSWPFwIUC

Sahani, N. (2020). Application Of Analytical Hierarchy Process And Gis For Ecotourism Potentiality Mapping In Kullu District, Himachal Pradesh, India. Environment, Development And Sustainability, 22(7), 6187–6211. https://doi.org/10.1007/s10668-019-00470-w

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sumaraw, C. A., Tondobala, L., & Lahamendu, V. (2016). Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Pengembangan Ekowisata Di Sekitar Danau Tondano. Spasial: Perencanaan Wilayah Dan Kota, 3(1), 95–105

Wang, C., & Yang, Z. (2021). Suitability Evaluation For Mountain-Based Adventure Tourism: A Case Study Of Xinjiang Tianshan, China. Plos One, 16(2 February). https://doi.org/10.1371/journal.pone.0247035

Wei, W. (2012). Research On The Application Of Geographic Information System In Tourism Management. Procedia Environmental Sciences, 12, 1104–1109. https://doi.org/10.1016/j.proenv.2012.01.394

Wu, W., Zhang, X., Yang, Z., Qin, W., Wang, F., & Wang Cuirong. (2015). Ecotourism Suitability And Zoning From The Tourist Perspective: A Nature Reserve Case Study. Polish Journal Of Environmental Studies, 24(6), 2683–2697. https://doi.org/10.15244/pjoes/59422

Yunus, H. S. (2010). Metodologi Penelitian Wilayah Kontemporer. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yuwono, E., Maulany, R. I., & Barkey, R. A. (2021). Site Suitability Evaluation For Ecotourism Development: A Case Study In Bulue Village, Soppeng District, Indonesia. Journal Of Sustainability Science And Management, 16(1), 129–140. https://doi.org/10.46754/jssm.2021.01.012