Perubahan Nama Jalan dan Konstruksi Identitas Kota: Sebuah Tinjauan Analitis

Main Article Content

Inggit Diah Novitaningrum
Heri Sutanta

Abstract

Kota sebagai satuan pemukiman yang paling cepat mengalami perubahan. Seiring perkembangan kota, salah satu unsur yang sering mengalami perubahan yaitu jalan. Perubahan jalan dapat berupa fisik maupun namanya. DKI Jakarta sebagai ibukota negara memiliki dinamika yang tinggi dan perkembangan yang pesat. Kota Yogyakarta merupakan kota tradisional Jawa penuh dengan filosofi dan keistimewaan. Perubahan nama jalan pada kedua kota ini merupakan hal yang menarik untuk dieksplorasi guna melihat kontruksi identitas kota. Melalui pendekatan studi toponim kritis, pemanfaatan SIG, dan data spasial temporal, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi perkembangan identitas kota melalui perubahan nama jalan. Perubahan nama jalan perkotaan menunjukkan bagaimana elemen ideologis, sastra, ilmiah, dan sejarah masuk ke dalam ruang kota. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan pola perubahan nama jalan perkotaan dan menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan nama jalan perkotaan. Data mengenai perubahan nama jalan dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu peta sejarah, dokumen arsip, buku sejarah, dan wawancara. Wawancara dilakukan untuk memahami konteks perubahan nama jalan pada kondisi saat ini. Berdasarkan hasil analisis, pola perubahan nama jalan sesuai dengan karakteristik yang ditonjolkan pada suatu kota. Peristiwa titik balik besar seperti kemerdekaan memicu perubahan nama jalan yang paling dominan. Selain itu faktor sosial budaya pada masyarakat yaitu nilai yang dianut oleh masyarakat sebagai upaya untuk membentuk identitas kota.

Article Details

Section
Articles

References

Alderman, D. (2008). Place, Naming and the Interpretation of Cultural Landscapes. The Ashgate Research Companion to Heritage and Identity, January, 195–213. https://doi.org/10.4324/9781315613031-11.

Anonim. (2017). Nama Pahlawan Serbuan Kotabaru, Diabadikan Jadi Nama Penggal Jalan. Portal Berita pemerintah Kota Yogyakarta. https://warta.jogjakota.go.id/detail/index/5732 diakses pada tanggal 15 Juni 2023.

Azaryahu, M. (1992). The Purge of Bismarck and Saladin: the Renaming of Streets in East Berlin and Haifa, a Comparative Study in Culture-Planning. JSTOR, 13(2), 351–367.

Azaryahu, M. (1996). The Power of Commemorative Street Names. Environment and Planning D: Society and Space, 14(3), 311–330. https://doi.org/10.1068/d140311

Bancilhon, M., Constantinides, M., Bogucka, E. P., Aiello, L. M., & Quercia, D. (2021). Streetonomics: Quantifying Culture using Street Names. PLoS ONE, 16(6 June 2021), 1–16. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0252869.

Buchstaller, I., Fabiszak, M., Alvanides, S., Brzezińska, A. W., & Dobkiewicz, P. (2023). Commemorative City-Texts: Spatio-Temporal Patterns in Street Names in Leipzig, East Germany and Poznań, Poland. Language in Society, 21(3). https://doi.org/10.1017/S0047404523000040.

Catur Liskah Kartika. (2020). Penamaan Jalan di Kotamadya Surabaya: Kajian Toponimi. BAPALA: Jurnal mahasiswa Unesa, 7(4), 1–15.

Creswell, J. W., & Creswell, J. D. (2018). Research Defign: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches.

Dalgiç, E. N. & Yildirim, O. B. (2023). Changing the Identity of a Place by Changing Street Names: the Process of Renaming the Streets of Üsküdar Between 1927-1934. A/Z ITU Journal of the Faculty of Architecture, 20(1), 181–197. https://doi.org/10.58278/0.2023.1.

Dittop Indonesia. (1960). Kota Djakarta. Perusahaan Reproduksi dan Pertjetakan Dittop. http://nla.gov.au/nla.obj-232869266 diakses pada tanggal 30 Mei 2023.

Drozdzewski, D. (2014). Using History in the Streetscape to Affirm Geopolitics of Memory. Political Geography, 42, 66–78. https://doi.org/10.1016/j.polgeo.2014.06.004.

Dutch East Indies. Officieel Toeristenbureau voor Nederlands-Indië. (1929). Plan of Batavia. Tourist Bureau. http://nla.gov.au/nla.obj-233358782 diakses pada tanggal 30 Mei 2023.

Erikha, F. (2021). Application of the Concept of Critical Toponymies to Street Name Changes in Bandung, Yogyakarta, and Surabaya. Paradigma: Jurnal Kajian Budaya, 11(1), 25. https://doi.org/10.17510/paradigma.v11i1.373.

Gill, G. (2005). Changing symbols: The renovation of Moscow place names. Russian Review, 64(3), 480–503. https://doi.org/10.1111/j.1467-9434.2005.00371.x

Goenawan, R. & Harnoko, D. (1993). Sejarah Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta: Mobilitas Sosial DI. Yogyakarta Periode Awal Abad Duapuluhan (Kedua). CV. Manggala Bhakti.

Gunawan, R., Setiawan, A., Shaha, A., Abdurrahman, & Sunarti, L. (2010). Toponim Jakarta dan Kepulauan Seribu (Cetakan 1). Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.

Hestiyana, H. (2022). Toponimi dan Aspek Penamaan Asal-Usul Nama Jalan di Kabupaten Tanah Laut. Sirok Bastra, 10(2), 115–128. https://doi.org/10.37671/sb.v10i2.367.

Lynch, K. (1960). Kevin Lynch: The Image of the City 1. The image of the city, 1–14.

Mamvura, Z., Pfukwa, C., & Mutasa, D. E. (2020). Scale, Street Renaming and The Continued Visibility of Colonial Street Names in Harare. Nomina Africa, 34(April 2018), 21–32.

Massey, D. (2005). For Space. London: SAGE Publication Ltd.

Prihadi, P. & Listiyorini, A. (2020). Latar Belakang Aspek Kehidupan pada Sistem Penamaan Jalan di Kota Yogyakarta: Kajian Antropolinguistik. Litera, 19(1), 109–123. https://doi.org/10.21831/ltr.v19i1.26617.

Rahmadian, M. F. (2022). Perubahan Nama Jalan di Kota Yogyakarta (1958-2016). Skripsi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Ruchiat, R. (2018). Asal Usul Nama Tempat di Jakarta (Pertama). Masup Jakarta.

Rusu, M. S. (2021a). Sequencing Toponymic Change: A Quantitative Longitudinal Analysis of Street Renaming in Sibiu, Romania. PLoS ONE, 16(5 May), 1–23. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0251558.

Rusu, M. S. (2021b). Street Naming Practices: a Systematic Review of Urban Toponymic Scholarship. Onoma, 56(10), 269–292. https://doi.org/10.34158/onoma.56/2021/14.

Simatupang, M. M., & Lubis, R. (2023). Analisis Nama-Nama Jalan di Kota Pematang Siantar : Kajian Antropolinguistik. 7, 29177–29194.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Evaluasi (Edisi ke-1). CV. Alfabeta, Bandung.

Sutanta, H., Chintya, N. P. P., Atunggal, D., Diyono, D., Mustofa, M. F., & Siswosudarma, S. (2022). Tipologi Alamat di Perkotaan dan Perdesaan Indonesia dalam Proses Standardisasi Pengalamatan. Majalah Geografi Indonesia, 36(1), 32. https://doi.org/10.22146/mgi.683

Suwarno & Salamun. (1990). Mengenal Bangunan Bersejarah dan Nama-nama Jalan di Kotamadya Yogyakarta. Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan Yogyakarta.

Tan, Peter K. W. & Purschke, C. (2022). Street Name Changes as Language and Identity Inscription in The Cityscape. March. https://doi.org/10.1515/lingvan-2020-0138.

Tent, J. (2015). Approaches to Research in Toponymy. Names, 63(2), 65–74. https://doi.org/10.1179/0027773814Z.000000000103.

Topografische Inrichting. (1925). Jogjakarta en Omstreken. http://nla.gov.au/nla.obj-649375951 diakses pada tanggal 30 Mei 2023.

Yeoh, B. (2018). Colonial Urban Order, Cultural Politics, and the Naming of Streets in Nineteenth and Early Twentieth Century Singapore. Dalam The Political Life of Urban Streetscapes: Naming, Politics, and Place.