MENGEMBANGKAN HABITUS LITERASI DI SEKOLAH

Authors

  • I Nyoman Tingkat SMA Negeri 1 Kuta Selatan, Badung, Bali

DOI:

https://doi.org/10.23887/prasi.v14i02.22824

Abstract

        This article aims to know the effectiveness of Gerakan Literasi Sekolah (GLS) through the students’ interaction habits in literacy which was designed by the school formally. Interaction in literacy means when there is a reciprocal between the the students and the text read by the students. The data was collected through literature review, interview, and questionnaire. The data analysis used was descriptive qualitative. The conclusion showed that the students started to think positive toward the literacy habits in SMA N 1 Kuta Selatan which they underestimated it before. The positive impact of this program was confirmed through the students’ written comments. In some classes that were taught by the researcher, most of the students give their positive comments. Their positive comments can be defined as follows. Some of the students started to love a non-academic book, some started to change their habits after reading a motivational book, and most of them felt entertained by this program. The students also got addicted to non-academic books because the books inspired them. Moreover, there were some students who forced their parents to buy their favorite books. The others students admitted that they saved their money in order to buy their favorite books. In addition, they also exchanged their books to their friends after listening to their friends’ story. As a first step, this program has successfully strengthening the ecosystem of education literacy.

Key Words : habitus, literacy, national character, reading interest


ABSTRAK 

       Artikel ini bertujuan  untuk mengetahui efektivitas gerakan literasi sekolah (GLS) melalui pembiasaan siswa beriteraksi dalam berliterasi yang dirancang oleh sekolah secara formal.  Batasan berinteraksi dalam berliterasi maksudnya adalah ketika siswa membaca teks, terjadi komunikasi timbal balik antara teks dan siswa. Dialog fungsional ini dimungkinkan oleh pengetahuan siswa sebelumnya dan kemampuan siswa memprediksi teks selanjutnya. Penulisan artikel ini menggunakan  metode studi pustaka, wawancara, dan kuesioner, sedangkan analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif.  Simpulan yang diperoleh menunjukkan  siswa secara bertahap berpikir positif terhadap upaya mengembangkan habitus literasi di SMA Negeri 1 Kuta Selatan yang  awalnya,  dipandang sebelah mata oleh siswa dan guru. Dampak  positip terhadap  program ini terkonfirmasi  dari  komentar siswa  secara tertulis. Dari sejumlah kelas yang penulis ajar, secara umum mereka memberikan komentar positif terkait dengan habitus literasi yang dikembangkan di SMAN 1 Kuta Selatan. Komentar positip mereka antara lain dari  awalnya tidak pernah membaca selain buku pelajaran telah mulai menyenangi buku-buku nonpelajaran. Selanjutya, sejumlah siswa juga berubah sikapnya setelah membaca buku motivasi, dan sebagian besar siswa merasa terhibur  dari program GLS. Siswa juga mulai  kecanduan membaca buku nonpelajaran karena buku yang dibaca menggugah dan inspiratif. Bahkan ada siswa yang memaksa orangtua agar dibelikan buku kesukaannya, dan siswa yang lain mengaku menyisakan uang jajannya untuk membeli buku. Selain itu, mereka juga saling bertukar buku bacaan setelah mendengar cerita temannya. Sebagai langkah awal, program ini  berhasil menumbuhan  ekosistem pendidikan yang literat.

Kata-kata Kunci  : habitus, literasi, karakter bangsa, minat baca


Downloads

Published

2019-12-31

Issue

Section

Articles