TANTANGAN EKSISTENSI KESENIAN TANJIDOR DI DESA KALANGANYAR, KARANGGENENG, LAMONGAN, JAWA TIMUR
DOI:
https://doi.org/10.23887/prasi.v18i02.68699Keywords:
Tantangan, eksistensi, tanjidor, Kalanganyar, modernisasiAbstract
Tanjidor has been existed long before Indonesia's independence, during the European colonial period. This art performance has developed in all regions of Indonesia and is gaining popularity among the people. However, tanjidor is experiencing a decline among the public. Based on this phenomenon, this research was conducted to examine and analyze the problems faced by tanjidor art in this modern era and the impacts caused by these problems. Through this research, it is hoped that it can open awareness in the community about the importance of maintaining and preserving local culture, such as the tanjidor performance. Employing a cultural imperialism theory approach, this research found that the existence of tanjidor performance faces various problems including modernization, foreign cultural influences, and restrictions during the Covid-19 pandemic. These problems also have an impact on changes in people's mindsets, a lack of successors, and decreased interest in tanjidor's performance.
Keywords : Challenge, existence, tanjidor, Kalanganyar, modernization
Abstrak
Kesenian tanjidor telah ada jauh sebelum negara Indonesia merdeka, tepatnya pada masa penjajahan bangsa Eropa. Kesenian ini mengalami perkembangan di seluruh daerah Indonesia dan mendapatkan popularitas di kalangan masyarakat. Namun, saat ini kesenian ini mengalami penurunan di kalangan masyarakat. Berdasarkan fenomena tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengkaji dan menganalisis permasalahan yang dihadapi kesenian tanjidor di masa modern ini serta dampak yang ditimbulkan akibat munculnya permasalahan tersebut. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat membuka kesadaran bagi masyarakat akan pentingnya menjaga dan melestarikan budaya lokal, seperti kesenian tanjidor. Dengan menggunakan pendekatan teori imperialisme kultural, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa eksistensi kesenian tanjidor di Desa Kalanganyar menghadapi berbagai permasalahan diantaranya modernisasi, pengaruh budaya asing dan pembatasan selama pandemi Covid-19. Permasalahan ini juga berdampak pada perubahan pola pikir masyarakat, minimnya penerus, dan menurunnya minat terhadap kesenian tanjidor.
References
Abdurachman, P. R. (2008). Bunga Angin Portugis di Nusantara: Jejak-jejak Kebudayaan Portugis di Nusantara. Jakarta. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Abdurahman, D. (2011). Metodologi Penelitian Sejarah Islam. Yogyakarta. Ombak.
Alam, B. (2014). Globalisasi dan Perubahan Budaya: Perspektif Teori Kebudayaan. Antropologi Indonesia, 0(54). https://doi.org/10.7454/ai.v0i54.3325
Ananda, S. (2022). Minat Generasi Muda Kepada Pelestarian Gamelan Jawa di Komunitas Gamelan Muda Samurti Andaru Laras. Studi Budaya Nusantara, 6(2), Art. 2.
Ansyah, M. H., Kurniawan, A., & Ramlan. (2022). Memperkenalkan Kembali Musik Tradisional Betawi: Tanjidor Melalui Perancangan Video Dokumenter. FAD, 15–15.
Appadurai, A. (1996). Modernity At Large: Cultural Dimensions of Globalization. Minnesota. U of Minnesota Press.
Azhari, I., Ismunandar, I., & Silaban, C. (2018). Eksistensi Kesenian Tanjidor di Kota Pontianak. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa (JPPK), 7(9), Art. 9. https://doi.org/10.26418/jppk.v7i9.28646
Azima, N. S., Furnamasari, Y. F., & Dewi, D. A. (2021). Pengaruh Masuknya Budaya Asing terhadap Nasionalisme Bangsa Indonesia di Era Globalisasi. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(3), Art. 3.
Eriyana, E., Dr. Nor Huda Ali, M. A., & Fitriah, M. H. (2021). Asal Usul dan Perkembangan Seni Musik Tanjidor di Desa Gelebak dalam, Kecamatan Rambutan, Kabupaten Banyuasin, 1946-1980 M [Undergraduate, Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Raden Fatah Palembang]. http://repository.radenfatah.ac.id/18908/
Fauziah, F., Murtarsiah, M., Andris, V., Rosalita, R., & Widahayati, W. (2023). tanjidor Your History Now: The Cultural Condition of Tanjidor in the Eyes of Generation Z. Jurnal Indonesia Sosial Sains, 4(03), 209–218. https://doi.org/10.59141/jiss.v4i03.794
Firdalsa, M. M., Olendo, Y. O., & Muniir, A. (2021). Eksistensi Grup Tanjidor Sahara di Desa Sungai Serabek Kecamatan Teluk-Keramat Kabupaten Sambas. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa (JPPK), 10(3), 1161–1168. https://doi.org/10.26418/jppk.v10i3.45592
Grandena, E. P., Ramdani, D., & Indrapraja, D. K. (2016). Perkembang Musik Tanjidor di Kecamatan Pemangkat. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa (JPPK), 5(06). https://doi.org/10.26418/jppk.v5i06.15612
Heins, E. (1975). Kroncong and tanjidor—Two Cases of Urban Folk Music in Jakarta. Asian Music, 7(1), 20–32. https://doi.org/10.2307/833924
Insani, U. N. (2019). Keberadaan Tanjidor dalam Prosesi Siripinang pada Upacara Pernikahan di Kabupaten Bantaeng [Diploma, Universitas Negeri Makassar]. http://eprints.unm.ac.id/16500/
Kementerian Luar Negeri Repulik Indonesia. (2020). Kedutaan Besar Republik Indonesia di Brussel Merangkap Luksemburg & Uni Eropa Belgia. Kementerian Luar Negeri Repulik Indonesia. https://kemlu.go.id/brussels/id
Kodiran, K. (2000). Perkembangan Kebudayaan Dan Implikasinya Terhadap Perubahan Sosial di Indonesia. Jurnal Ketahanan Nasional, 5(2), Art. 2. https://doi.org/10.22146/jkn.23267
Kristianto, I. K. (2019). Kesenian Reyog Ponorogo dalam Teori Fungsionalisme. Tamumatra: Jurnal Seni Pertunjukan, 1(2). https://doi.org/10.29408/tmmt.v1i2.1171
Mediaindonesia. (2021). Orkes Tanjidor, Melawan Perkembangan Musik Modern. https://mediaindonesia.com/humaniora/429259/orkes- tanjidor-melawan-perkembangan-musik-modern
Nahak, H. M. I. (2019). Upaya Melestarikan Budaya Indonesia di Era Globalisasi. Jurnal Sosiologi Nusantara, 5(1), Art. 1. https://doi.org/10.33369/jsn.5.1.65-76
Nurhasanah, L., Siburian, B. P., & Fitriana, J. A. (2021). Pengaruh Globalisasi terhadap Minat Generasi Muda dalam Melestarikan Kesenian Tradisional Indonesia. Jurnal Global Citizen : Jurnal Ilmiah Kajian Pendidikan Kewarganegaraan, 10(2), Art. 2. https://doi.org/10.33061/jgz.v10i2.5616
Rosana, E. (2011). Modernisasi dan Perubahan Sosial. Jurnal Tapis: Jurnal Teropong Aspirasi Politik Islam, 7(1), Art. 1. https://doi.org/10.24042/tps.v7i1.1529
Sari, N. H., Mering, A., & Muniir, A. (2016). Eksistensi Grup Musik Tanjidor Nada Irama Desa Sekuduk Kecamatan Sejangkung Kabupaten Sambas. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa (JPPK), 5(12). https://doi.org/10.26418/jppk.v5i12.17809
Sari, S. Y. P., Noor, A. S., & Putri, A. E. (2020). Eksistensi Kesenian Musik Tanjidor pada Proses Pernikahan di Desa Serumpun Kabupaten Sambas. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa (JPPK), 9(12), Art. 12. https://doi.org/10.26418/jppk.v9i12.44000
Saroni, S. (2018). Pengaruh Globalisasi terhadap Eksistensi Kebudayaan Daerah. Aviasi : Jurnal Ilmiah Kedirgantaraan, 15(1), Art. 1. https://doi.org/10.52186/aviasi.v15i1.5
Setyaningrum, N. D. B. (2018). Budaya Lokal di Era Global. Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni, 20(2), Art. 2. https://doi.org/10.26887/ekse.v20i2.392
Sukidin, Basrowi, & Wiyaka, A. (2003). Pengantar Ilmu Budaya. Surabaya. Insan Cendikia.
Syam, H. M. (2015). Globalisasi Media dan Penyerapan Budaya Asing, Analisis pada Pengaruh Budaya Populer Korea di Kalangan Remaja Kota Banda Aceh. Avant Garde, 3(1), Art. 1. https://doi.org/10.36080/avg.v3i1.19
Tomlinson, J. (2001). Cultural Imperialism: A Critical Introduction. London. A&C Black.
Triwardani, R., & Rochayanti, C. (2014). Implementasi Kebijakan Desa Budaya dalam Upaya Pelestarian Budaya Lokal. REFORMASI, 4(2). https://doi.org/10.33366/rfr.v4i2.56
Yoga, S. (2019). Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Indonesia dan Perkembangan Teknologi Komunikasi. Jurnal Al-Bayan: Media Kajian dan Pengembangan Ilmu Dakwah, 24(1), Art. 1. https://doi.org/10.22373/albayan.v24i1.3175
Sumber Data Wawancara
Atekan. 18 Oktober 2022. Lamongan. Tanjidor di Desa Kalanganyar.
Kumsiran. 19 Oktober 2022. Lamongan. Sejarah Tanjidor di Desa Kalanganyar.
Mukhlis Ashari. 18 Oktober 2022. Lamongan. Tanjidor di Desa Kalanganyar.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Roikhatul Wardah, Nini Salwa Istiqamah
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with Prasi agree to the following terms:- Authors retain copyright and grant the journal the right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License (CC BY-SA 4.0) that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work. (See The Effect of Open Access)