PERLAKUAN AKUNTANSI PENDAPATAN PROVISI DAN KOMISI PADA LPD DESA ADAT TAJUN

Authors

  • Ni Komang Sri Wahyuni .
  • Anantawikrama Tungga Atmadja,SE,Ak.,M. .
  • I Gusti Ayu Purnamawati, S.E. .

DOI:

https://doi.org/10.23887/jimat.v4i1.6605

Abstract

Lembaga Perkreditan Desa merupakan badan usaha milik desa yang melaksanakan kegiatan usaha di lingkungan desa untuk krama desa sebagai salah satu wadah kekayaan desa dengan menjalankan fungsinya dalam bentuk usaha-usaha ke arah peningkatan taraf hidup krama desa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perlakuan akuntansi pendapatan provisi dan komisi yang diterapkan pada LPD Desa Adat Tajun. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis kualitatif yang bersifat deskritif komparatif yaitu suatu analisis dengan menggambarkan perlakuan akuntansi perbankkan yang diterapkan LPD kemudian akan dibandingkan dengan perlakuan akuntansi pendapatan menurut standar akuntansi keuangan (PSAK No.31). Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil analisis menunjukan bahwa perlakuan akuntansi pendapatan provisi dan komisi yang diterapkan LPD Desa Adat Tajun belum sesuai dengan PSAK 31. Dimana setelah dikoreksi terjadi penambahan aktiva sebesar Rp501.919.000 yang mengungkapkan pendapatan bunga yang masih harus diterima, pada pasiva juga terdapat penambahan sebesar Rp391.373.569 yang mengungkapkan pendapatan provisi dan komisi yang ditangguhkan sehingga pada laba tahun berjalan terdapat selisih sebesar Rp110.536.431. Perbedaan perlakuan terhadap pendapatan provisi dan komisi tersebut akan berdampak pada laporan keuangan yang dihasilkan yaitu hasil laba tahun berjalan menurut LPD Desa Adat Tajun lebih rendah yaitu diakui sebesar Rp2.269.108.800, sedangkan setelah dikoreksi menurut perhitungan sesuai PSAK 31 laba tahun berjalan dinilai sebesar Rp2.379.645.231.
Kata Kunci : Perlakuan Akuntansi, Pendapatan Bunga Kredit, Provisi dan Komisi

Lembaga Perkreditan Desa is a corporation owned by a village that does business activities in the village environment for the villagers as one of the village’s assets for improving the villagers’ life. This study was aimed at finding out how the accounting of revenues from provision and commission was applied in LPD Desa Adat Tajun. The technique of data analysis used was qualitative analysis of descriptive comparative type, that is, an analysis by describing the banking accounting applied by the LPD and then comparing it with the accounting of revenues according to financial accountancy standard (PSAK No 31). The data were collected through interview, observation and documentation. The results showed that the accounting of revenues from provision and commission applied by LPD Desa Adat Tajun does not follow PSAK 31. In which after being corrected there is an addition of asset by Rp 501,919,000 that shows an interest that still has to be received, in the liability there is also an addition by Rp 391,373, 569 that shows revenues from provision and commission not yet paid so that in the current annual profit there is a difference by Rp 110, 536,, 431. The effect of the difference of accounting on the resulted financial report is that the current annual profit according to LPD Desa Adat Tajun is less than Rp 2,259,108,800 while after being corrected according to PSAK 31 calculation, the current annual profit is Rp 2,379,645,231.
keyword : accounting, loan profit revenue, provision, and commission

Published

2016-03-01

Issue

Section

Articles