PENDIDIKAN KARAKER TERINTEGRASI PEMBELAJARAN SAINS MENUJU BANGSA YANG CERDAS, BERDAYASAING DAN BERBUDAYA

Authors

  • I Wayan Sadia

Abstract

Abstrak: Pelaksanaan pendidikan karakter didasarkan atas tiga alasan penting yaitu: 1) Perlunya karakter yang baik untuk menjadi bagian yang utuh dalam diri manusia. Setiap manusia harus memiliki pikiran yang kuat, hati nurani, dan kemauan untuk berkualitas seperti memiliki kejujuran, empati, perhatian, disiplin diri, ketekunan dan dorongan moral; 2) Sekolah merupakan tempat yang baik dan kondusif untuk melaksanakan proses pembelajaran dan pendidikan nilai-nilai; dan 3) Pendidikan karakter sangat esensial untuk membangun masyarakat bermoral.

Penyelengggaraan pendidikan  karakter untuk membangun manusia yang berkarakter, maka perlu pemahaman yang komprehensif tentang hakikat manusia dan dimensi-dimensi hakikat manusia. Sifat hakikat manusia dimaksudkan sebagai cirri-ciri karakteristik yang secara prinsipiil membedakan manusia dengan hewan. Terdapat delapan sifat hakikat manusia yaitu 1) kemamapuan menyadari diri, 2) kemampuan bereksistensi, 3) pemilikan kata hati, 4) moral, 5) kemampuan bertanggung jawab, 6) rasa kebebasan, 7) kesediaan melaksanakan kewajiban dan menyadari hak, dan 8) kemampuan menghayati kebahagiaan. Sasaran  pendidikan karakter adalah menumbuhkembangkan kedelapan sifat hakikat manusia yang  merupakan benih-benih kemanusiannya manusia, sehingga terwujud menjadi manusia seutuhnya.

Pendidikan karakter memiliki dua tujuan utama yaitu kebijakan dan kebaikan. Pendidikan tentang kebaikan merupakan dasar demokrasi, karena itu dua nilai moral penting yang harus diajarkan dalam pendidikan karakter adalah rasa hormat dan tanggung jawab (respect and responsibility). Di samping itu ada sejumlah nilai yang perlu diajarkan melalui pendidikan karakter yaitu: 1 ) kejujuran (honesty), 2) keterbukaan (fairness), 3) toleransi (tolerance), 4) kehati-hatian (prudence), 5) disiplin-diri (self-dicipline), 6) membantu dengan tulus (helpfulness), 7) rasa haru (compassion), 8) bekerjasama (cooperation), 9) keteguhan hati (courage), dan 10) nilai-nilai demokrasi (democratic values).

Karakter berkaitan dengan pengetahuan moral (moral knowing), perasaan moral (moral feeling) , dan perilaku moral (moral action). Karakter yang baik terdiri atas pengetahuan tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat baik, dan berbuat kebaikan. Ketiga hal inilah yang menentukan kehidupan bermoral.

Pendidikan Sains pada hakekatnya dapat digunakan untuk membekali subyek didik dengan pengetahuan dan keterampilan proses, tetapi juga dapat digunakan untuk menanamkan sikap dan nilai. Jadi, pendidikan Sains dapat digunakan sebagai wahana klarifikasi nilai, yang selama ini kurang mendapat perhatian para guru Sains. Sains diyakini berperan penting bagi pengembangan karakter warga masyarakat dan negara, karena kemajuan produk sains yang amat pesat dan keampuhan proses sains yang dapat ditransfer pada berbagai bidang ilmu yang lain serta proses sains yang sarad dengan muatan nilai, sikap, dan moral.

Published

2011-12-15

Issue

Section

Seminar Nasional MIPA