TERAPI TESTOSTERON DAN LH (Luteinizing Hormone) MENINGKATKAN JUMLAH SEL LEYDIG MENCIT (Mus musculus) YANG MENURUN AKIBAT PAPARAN ASAP ROKOK

Authors

  • I Gede Widhiantara
  • Wimpie I Pangkahila
  • Alex J Pangkahila

Abstract

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh asap rokok terhadap jumlah sel Leydig mencit dan terapi hormon testosteron serta LH dalam meningkatkan kembali jumlah sel Leydig yang menurun akibat paparan asap rokok.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan randomized pretest - posttest control group design. Sampel dalam penelitian ini adalah mencit jantan dewasa strain Balb-C umur 2 – 3 bulan dengan kisaran berat badan 20-25 gram, sebanyak 54 ekor mencit dibagi tiga kelompok yaitu 18 ekor mencit kelompok kontrol (asap rokok dan terapi aquadest steril), 18 ekor mencit kelompok perlakuan 1 (asap rokok dan terapi testosteron secara intramuscular) dan 18 ekor mencit kelompok perlakuan 2 (asap rokok dan terapi LH secara intramuscular). Sebelum perlakuan, 6 ekor diambil dari setiap kelompok untuk pre-test dengan pembuatan preparat mikroskopis testis dan pemeriksaan jumlah sel Leydig. Sisanya sebanyak 12 ekor dipergunakan untuk post-test 1 yang diberi perlakuan asap rokok selama 35 hari dan post-test 2 yang diberi terapi selama 30 hari.
Hasil penelitian menunjukkan terjadinya penurunan jumlah sel Leydig secara bermakna (p<0,05) pada kelompok yang diberi asap rokok. Setelah diberi terapi hormon testosteron serta LH menunjukkan terjadi peningkatan jumlah sel Leydig secara bermakna dibandingkan kelompok kontrol yang diterapi dengan aquadest steril (P<0,05). Peningkatan jumlah sel Leydig pada kelompok yang diterapi dengan LH lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang diterapi dengan testosterone (P<0.05). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa paparan asap rokok dapat menurunkan jumlah sel Leydig ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh asap rokok terhadap jumlah sel Leydig mencit dan terapi hormon testosteron serta LH dalam meningkatkan kembali jumlah sel Leydig yang menurun akibat paparan asap rokok.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan randomized pretest - posttest control group design. Sampel dalam penelitian ini adalah mencit jantan dewasa strain Balb-C umur 2 – 3 bulan dengan kisaran berat badan 20-25 gram, sebanyak 54 ekor mencit dibagi tiga kelompok yaitu 18 ekor mencit kelompok kontrol (asap rokok dan terapi aquadest steril), 18 ekor mencit kelompok perlakuan 1 (asap rokok dan terapi testosteron secara intramuscular) dan 18 ekor mencit kelompok perlakuan 2 (asap rokok dan terapi LH secara intramuscular). Sebelum perlakuan, 6 ekor diambil dari setiap kelompok untuk pre-test dengan pembuatan preparat mikroskopis testis dan pemeriksaan jumlah sel Leydig. Sisanya sebanyak 12 ekor dipergunakan untuk post-test 1 yang diberi perlakuan asap rokok selama 35 hari dan post-test 2 yang diberi terapi selama 30 hari.
Hasil penelitian menunjukkan terjadinya penurunan jumlah sel Leydig secara bermakna (p<0,05) pada kelompok yang diberi asap rokok. Setelah diberi terapi hormon testosteron serta LH menunjukkan terjadi peningkatan jumlah sel Leydig secara bermakna dibandingkan kelompok kontrol yang diterapi dengan aquadest steril (P<0,05). Peningkatan jumlah sel Leydig pada kelompok yang diterapi dengan LH lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang diterapi dengan testosterone (P<0.05). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa paparan asap rokok dapat menurunkan jumlah sel Leydig ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh asap rokok terhadap jumlah sel Leydig mencit dan terapi hormon testosteron serta LH dalam meningkatkan kembali jumlah sel Leydig yang menurun akibat paparan asap rokok.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan randomized pretest - posttest control group design. Sampel dalam penelitian ini adalah mencit jantan dewasa strain Balb-C umur 2 – 3 bulan dengan kisaran berat badan 20-25 gram, sebanyak 54 ekor mencit dibagi tiga kelompok yaitu 18 ekor mencit kelompok kontrol (asap rokok dan terapi aquadest steril), 18 ekor mencit kelompok perlakuan 1 (asap rokok dan terapi testosteron secara intramuscular) dan 18 ekor mencit kelompok perlakuan 2 (asap rokok dan terapi LH secara intramuscular). Sebelum perlakuan, 6 ekor diambil dari setiap kelompok untuk pre-test dengan pembuatan preparat mikroskopis testis dan pemeriksaan jumlah sel Leydig. Sisanya sebanyak 12 ekor dipergunakan untuk post-test 1 yang diberi perlakuan asap rokok selama 35 hari dan post-test 2 yang diberi terapi selama 30 hari.
Hasil penelitian menunjukkan terjadinya penurunan jumlah sel Leydig secara bermakna (p<0,05) pada kelompok yang diberi asap rokok. Setelah diberi terapi hormon testosteron serta LH menunjukkan terjadi peningkatan jumlah sel Leydig secara bermakna dibandingkan kelompok kontrol yang diterapi dengan aquadest steril (P<0,05). Peningkatan jumlah sel Leydig pada kelompok yang diterapi dengan LH lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang diterapi dengan testosterone (P<0.05). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa paparan asap rokok dapat menurunkan jumlah sel Leydig mencit dan keadaan ini dapat dipulihkan dengan terapi hormon testosteron serta LH.

Published

2012-10-15

Issue

Section

Seminar Nasional MIPA