Dari Teknis ke Transformatif: Perkembangan Aspirasi Pustakawan tentang Literasi Informasi di Sekolah Indonesia pada Masa Awal Pengenalannya
DOI:
https://doi.org/10.23887/ap.v1i2.10050Abstrak
Abstrak
Konsep dan praktik “literasi informasi” mulai dikenal meluas di kalangan pustakawan Indonesia, khususnya pustakawan yang berkecimpung di bidang pendidikan, di dekade pertama tahun 2000-an. Selain itu, ada dua fenomena umum yang saling berkaitan dan ikut mendorong popularitas literasi informasi di kalangan pustakawan, yaitu perkembangan perpustakaan digital yang sudah menyentuh hampir semua jenis perpustakaan dan konsekuensinya terhadap profesi pustakawan ketika harus berhadapan dengan perubahan pesat dalam teknologi informasi di bidang mereka.
Pada masa awal pengenalannya di Indonesia, hakikat literasi informasi adalah serangkaian “praktik yang disesuaikan dengan situasi” (situated practices), yakni situasi belajar mengajar di dalam konteks sosial-budaya tertentu yang mencakup di dalamnya tatanan sosial sekolah dan pengembangan kurikulum. Di mana pun literasi informasi akan ditetapkan, diperlukan integrasi kepustakawanan sekolah dengan kegiatan belajar-mengajar, dan harus sejalan dengan perubahan paradigma pengajaran dari yang semula mengandalkan belajar pasif menjadi belajar partisipatif.
Semula literasi hanya dilihat dari sisi pandang perangkat teknologi, sebelum akhirnya berubah ketika literasi mulai terlihat sebagai sebuah praktik sosial yang khas. Dengan demikian, literasi informasi perlu diterima bersama oleh semua pihak yang terlibat di masyarakat pada umumnya, dan di bidang pendidikan pada khususnya. Selain itu, perubahan paradigma dalam berliterasi ini tak sepenuhnya diterima atau dianggap cocok dengan sistem pendidikan yang sedang berlangsung, apalagi pada saat yang sama sistem dan pelaku pendidikan itu sendiri sedang menghadapi berbagai masalah dalam hal kualitas sumberdaya manusia maupun fasilitas.
Dalam pada itu, perkembangan teknologi informasi secara umum dan teknologi media pada khusunya telah secara mendasar memengaruhi cara pandang masyarakat tentang kehidupan mereka dan tentang kebebasan berkomunikasi pada khususnya. Jelaslah bahwa baik literasi informasi maupun literasi media merupakan fenomena sosio-budaya yang dipengaruhi perkembangan teknologi media dan sikap serta respon para pustakawan sekolah terhadap fenomena ini akan menentukan bagaimana mereka berpartisipasi.
Kata kunci: literasi Informasi, sosial budaya, pustakawan