PEMETAAN JALUR PENDAKIAN PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG BUKIT CEMARA GESENG VIA DESA SILANGJANA MENGGUNAKAN APLIKASI GPS ALPHINE QUEST DAN GOOGLE EARTH PRO
DOI:
https://doi.org/10.23887/em.v2i2.39131Kata Kunci:
Pemetaan, jalur pendakian, hutan lindungAbstrak
Pendakian merupakan aktivitas olahraga yang banyak digandrungi generasi muda, namun tak jarang dari sisi karakter pendaki yang masih belum memiliki dasar –dasar navigasi, serta pemahaman tentang budaya masyarakat lokal. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan jalur pendakian yang ada Kawasan Hutan Lindung Bukit Cemara Geseng Via Desa Silangjana menggunakan aplikasi Gps Alphine Quest Dan Google Earth Pro dengan cara survei lapangan dan wawancara terkait dengan kearifan lokal masyarakat. Adapun hasil penelitian ini memberikan gambaran tentang (1) Akses menuju titik start pendakian,(2) Tata cara perijinan pendakian yang meliputi perizinan ke Kantor Desa Silangjana, Klian Adat Desa Silangjana serta pemberitahuan kepada Klian Adat di Desa Sudaji dan Desa Lemukih serta kepada Dinas Kehutanan karena berkaitan denganKawasan Hutan Lindung Bukit Cemara Geseng. (3) Lokasi objek suci dan Diskripsi tentang jalur pendakianObjek suci yang ditemukan berupa Sanggah, Pelinggih Pohon besar, dan Pura di Puncak.. (4) Kepercayaan Lokal, adapun dari kepercayaan lokal berbentuk awig-awig yaitu “Sampunang Ngomong Capek” yang berarti jangan bilang capek khususnya pada saat menuju puncak Bukit Cemara Geseng, dimana masyarakat percaya bahwa mengucapkan kata tersebut dapat memberikan energi negatif. Selain terdapat data geografis yang didapatkan berkaitan dengan panjang jalur pendakian yaitu 2.149 meter, Beda tinggi sekitar 642 meter, Kelerengan medan pendakian rata – rata 32,3 %, dengan nilai maksimum lereng 33,4% dan nilai minimum 18,2%, Untuk waktu tempuh pendakian yaitu sekitar ± 145 Menit / 2 jam 25 menit. Dari hasil tersebut terbentuk sebuah peta jalur pendakian Bukit Cemara Geseng Via Desa Silangjana yang atribut geografisnya. Selanjutnya, dalam mematuhi setiap kearifan lokal masyarakat yang ada para pendaki yang melakukan pendakian pada kawasan tersebut seyogyanya dapat mentaati peraturan adat yang berlaku. Selain itu kawasan hutan lindung merupakan sebuah kawasan yang harus dijaga kelestariannya baik yang mencakup, vegetasi, satwa, serta sumber daya yang terkandung pada kawasan hutan lindung.Referensi
Abidin HZ. (2001). Geodesi Satelit. PT Pradnya Paramita. ISBN 979-408-462-X.
BPS. (2020). Kecamatan Sukasada Dalam Angka Tahun 2020.
Martoyo E, Mustafa H, Tisnasendjaja AR, Setyawan AM. (2017). Membandingkan Ketelitian Citra Google Earth Terhadap Hasil Pengukuran Lapangan. GEOPLANART Vol 1, No 1, Mei 2017.
Mustofa DY, Sugiaryo, Supeni S. (2019). Peran Masyarakat Dalam Menguatkan Karakter Tanggung Jawab Dan Peduli Lingkungan Bagi Pendaki Gununglawu Di Desa Gondosuli Kecamatantawangmangu. JGC VIII (2) (2019) Jurnal Global Citizen, Jurnal Ilmiah Kajian Pendidikan Kewarganegaraan http://ejurnal.unisri.ac.id/index.php/glbctz/article/view/3374 diakses pada 20/08/2021
Rif’an M, Januarsa A, Meiralasari D. (2018). Perancangan Dokudrama Pendakian Gunung Sebagai Pembentukan Karakter Pendaki. Jurnal Rekamakna, Institut Teknologi Nasional.
Yudhi R, Suprayogi A, Yuwono BD. (2018). Pembuatan Peta Jalur Pendakian Gunung Lawu. Jurnal Geodesi Undip Volume 7, Nomor 4, Tahun 2018, (ISSN : 2337-845X)
Widiastawa N, Purba YE, Hartanti BD, Rodiah S. (2016). Informasi Perkembangan Kawasan Hutan Provinsi Bali. Balai Pemantapan Kawasan Hutan (Bpkh) Wilayah Viii Denpasar, ISBN : 978-602-60353-0-1
https://alpinequest.net/ diakses pada 7/08/2021
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2021 Jurnal ENMAP
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with the Jurnal ENMAP agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal the right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License (CC BY-SA 4.0) that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work. (See The Effect of Open Access)