Tradisi Cear Cumpe di Kampung Runtu: Ekspresi Eksistensi Manusia Menurut Soren Kierkegaard

Authors

  • Sirilus Jebar Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana Malang
  • Armada Riyanto Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana Malang
  • Mathias Jebaru Adon Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana Malang

DOI:

https://doi.org/10.23887/jabi.v6i1.71598

Keywords:

budaya, eksistensi, Masyarakat Manggarai, Soren Kierkegaard, Tradisi Cear Cumpe

Abstract

Artikel ini berfokus untuk mendalami konsep ekspresi eksistensi manusia dengan merinci dan menganalisis ritual cear cumpe, sebuah tradisi unik di Kampung Runtu, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT). Tradisi ini bertujuan untuk memberi nama kepada bayi yang baru lahir, dan biasanya dilakukan setelah bayi tersebut berumur tiga sampai tujuh hari. Pendekatan filosofis Kierkegaard digunakan sebagai landasan teoretis untuk memahami makna mendalam dari ekspresi keberadaan manusia melalui ritual ini. Tujuan utama artikel ini adalah mengungkap dan menganalisis bagaimana ritual cear cumpe menjadi bentuk ekspresi eksistensi manusia, serta menjelaskan relevansi pemikiran Kierkegaard dalam konteks tradisi ini. Artikel ini bertujuan untuk memperkaya pemahaman tentang keberadaan manusia dalam konteks budaya lokal, dan mengaitkannya dengan pemikiran filosofis. Penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Data diperoleh melalui studi literatur baik buku, jurnal ataupun artikel yang terkait. Pendekatan filosofis Kierkegaard diterapkan untuk merinci elemen-elemen eksistensial yang terkandung dalam ritual ini. Penulis menemukan bahwa ritual cear cumpe bukan sekadar serangkaian tindakan formal, tetapi merupakan ekspresi mendalam dari eksistensi manusia. Ritual ini mencerminkan keberadaan individual dan kolektif, serta menggambarkan perjalanan spiritual dalam kerangka pemikiran Kierkegaard. Artikel ini menyoroti signifikansi ritual ini dalam memahami konsep eksistensi manusia di tengah kompleksitas budaya dan nilai lokal. Artikel ini memberikan kontribusi pada pemahaman lintas budaya tentang ekspresi eksistensi manusia. Implikasi praktis termasuk peningkatan penghargaan terhadap keanekaragaman budaya dan pemikiran filosofis dalam konteks lokal. Selain itu, artikel ini dapat menjadi dasar untuk pelestarian dan pengembangan budaya lokal, sambil membuka ruang dialog antara tradisi lokal dan pemikiran global

References

Adian, D. G. (2012). Senjakala Metafisika: Dari Hume hingga Heidegger. Penerbit Koekoesan.

Adon, M. A. (2022). Konsep Relasionalitas Orang Manggarai Dalam Terminologi Hae Reba Menurut Filsafat Gabriel Marcel: The Concept of Relationalism of the Manggarai People in Hae Reba’s Terminology According to Gabriel Marcel’s Philosophy. Totobuang, 10(2), Article 2. https://doi.org/10.26499/totobuang.v10i2.372

Ali Maksum. (2019). Pengantar Filsafat. Ar-Ruzz Media.

Armawi, A. (2011). Eksistensi manusia Dalam Filsafat Soren Kierkegaard.

Faizi, N. (2023). Metodologi Pemikiran Rene Descartes (Rasionalisme) Dan David Hume (Empirisme) Dalam Pendidikan Islam. Risalah, Jurnal Pendidikan Dan Studi Islam, 9(3), Article 3. https://doi.org/10.31943/jurnal_risalah.v9i3.554

Kevin, A., & Riyanto, F. A. (2022). Panorama Eksistensi Kesadaran Cogito Ergo Sum menuju Cogito Ergo Zoom dalam Pembelajaran Online. Jurnal Filsafat Indonesia, 5(2), Article 2. https://doi.org/10.23887/jfi.v5i2.42229

Lon, Y. S., Widyawati, F., & Hum, M. (t.t.). Perkawinan Dalam masyarakat Manggarai: Budaya, Keyakinan dan Praktiknya.

Metafisika. (2023). Dalam Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Metafisika&oldid=23124820

Pandor, P., Gon, V., & Dominggus, H. A. (2023). Réis, Ruis, Raés, Raos: Frames of Intersubjective Relations of Manggarai People (Philosophical Studies Based on Gabriel Marcel’s Concept of Intersubjectivity). Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS), 5(3), 1687–1699. https://www.mahesainstitute.web.id/ojs2/index.php/jehss/article/view/1509

Pasi, G. (2021). Theologizing ‘Teing Hang’Ceremony In The Culture of Manggarai, Indonesia. Int. J. Indones. Philos. Theol, 2(1). https://scholar.archive.org/work/r6k5fmbv7bbcnijr5gb6hcgwna/access/wayback/https://aafki-afti.org/IJIPTh/article/download/14/pdf

Prabaningrum, D. P. (2012). Thomas Aquinas. https://repository.dinus.ac.id/docs/ajar/thomas-aquinas1_ed_(1).pdf

Raho, B. (2004). Sosiologi Sebuah Pengantar. Ledalero.

Ramadhan, E. F. E. F. (2022). Eksistensi Theos Oleh Aristoteles Dengan Sang Suwung di Masyarakat Jawa Dalam Dimensi Filsafat Ilmu. Jurnal Dinamika Sosial Budaya, 24(1), Article 1. https://doi.org/10.26623/jdsb.v24i1.3542

Riyanto, A. (2018). Relasionalitas Filsafat Fondasi Interpretasi: Aku, Teks, Liyan, Fenomen. Kanisius.

Riyanto Armada. (2000). Agama-kekerasan Membongkar Eksklusivisme. Dioma.

Salsabila, A. N., Fadhlulloh, A. U., Sabila, M. N., Nabila, N. F., Nasikhin, N., Junaedi, M., & Brown, D. J. (2023). Analisa Pemikiran Rene Descartes Mengenai Rasionalisme dan Sinergitasnya Terhadap Pendidikan Islam. Jurnal Pendidikan Islam Muta’allimin, 1(1), Article 1. https://journal.uir.ac.id/index.php/JPIM/article/view/14636

Shofa, M. (2012). Manusia dalam Perspektif Eksistensialisme: Studi Komparasi Soren Kierkegaard dan Ali Syari’ati. UIN Sunan Ampel Surabaya. https://core.ac.uk/download/pdf/160257916.pdf

Siswadi Agus Gede. (2022). Argumen Logis tentang Eksistensi Tuhan dalam Wacana Filsafat Ketuhanan | Sanjiwani: Jurnal Filsafat. http://ojs.uhnsugriwa.ac.id/index.php/sanjiwani/article/view/2029

Sumanto, E. (2019). Esensi, Hakikat, dan Eksistensi Manusia (Sebuah Kajian Filsafat Islam). El-Afkar: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis, 8(2), 60–69. http://psqdigitallibrary.com/pustaka/repository/2582-6324-1-PB.pdf

Suryandari, N. (2017).. Jurnal Komunikasi, 11(1), 21–28. https://eco- Eksistensi identitas kultural di tengah masyarakat multikultur dan desakan budaya globaL entrepreneur.trunojoyo.ac.id/komunikasi/article/download/3020/2290

Tinambunan R. L. Edison. (2022). View of Persaudaraan dan Persahabatan Sosial Ensiklik Paus Fransiskus: Kontribusi Dialog Antar Agama Indonesia. https://www.ejournal.stftws.ac.id/index.php/spet/article/view/462/239

Wahid, L. A. (2022). Filsafat Eksistensialisme Martin Heidegger dan Pendidikan Perspektif Eksistensialisme. Pandawa, 4(1), 1–13. https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/pandawa/article/view/1403

Downloads

Published

2024-03-30

How to Cite

Jebar, S., Riyanto, A. ., & Adon, M. J. (2024). Tradisi Cear Cumpe di Kampung Runtu: Ekspresi Eksistensi Manusia Menurut Soren Kierkegaard. Jurnal Adat Dan Budaya Indonesia, 6(1), 76–86. https://doi.org/10.23887/jabi.v6i1.71598

Issue

Section

Articles