FOLKLOR LISAN TOTOKKENGAN DI PULAU SAPEKEN, KABUPATEN SUMENEP
DOI:
https://doi.org/10.23887/jabi.v3i1.38223Kata Kunci:
folklor lisan, totokkenganAbstrak
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bentuk, kategori, dan fungsi Totokkengan di Pulau Sapeken, Kabupaten Sumenep. Penelitian ini dianalisis menggunakan bentuk deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini, yakni informan di Pulau Sapeken, Kabupaten Sumenep. Hasil penelitian Totokkengan di Pulau Sapeken, Kabupaten Sumenep dapat disimpulkan sebagai berikut: pertama, bentuk Totokkengan dapat dikelompokkan menjadi lima, yaitu: (1) pertanyaan yang bersifat teka-teki atau disebut juga pertanyaan yang cerdik, ditemukan 3 dari 42 Totokkengan; (2) pertanyaan yang bersifat permainan kata-kata, ditemukan 6 dari 42 Totokkengan; (3) pertanyaan yang bersifat permasalahan, ditemukan 5 dari 42 Totokkengan; (4) pertanyaan perangkap, ditemukan 2 dari 42 Totokkengan; dan (5) pertanyaan yang bernada lelucon, ditemukan 4 dari 42 Totokkengan. Kedua, kategori Totokkengan dapat dikelompokkan menjadi sebelas, yaitu: (1) persamaan dengan makhluk hidup, ditemukan 10 dari 42 Totokkengan; (2) persamaan dengan binatang, ditemukan 2 dari 42 Totokkengan; (3) persamaan dengan manusia, ditemukan 3 dari 42 Totokkengan; (4) persamaan dengan beberapa binatang, ditemukan 1 dari 42 Totokkengan; (5) persamaan dengan beberapa orang, ditemukan 3 dari 42 Totokkengan; (6) persamaan dengan benda, ditemukan 6 dari 42 Totokkengan; (7) persamaan dengan tanaman, ditemukan 1 dari 42 Totokkengan; (8) penambahan keterangan perumpamaan, ditemukan 6 dari 42 Totokkengan; (9) penambahan keterangan pada bentuk dan fungsi, ditemukan 1 dari 42 Totokkengan; (10) penambahan keterangan pada warna ditemukan 2 dari 42 Totokkengan; dan (11) penambahan dalam tindakan ditemukan 11 dari 42 Totokkengan. Ketiga, fungsi Totokkengan memiliki delapan fungsi, yaitu (1) untuk menguji kepandaian orang lain, (2) untuk meramal, (3) sebagai sebagian upacara perkawinan, (4) untuk mengisi waktu saat begadang menunggu jenazah dimakamkan, (5) untuk melebihi orang lain, (6) sebagai pengantar tidur, (7) hiburan, dan (8) pendidikan.
Referensi
Danandjaja, James. 1991. Folklor Indonesia (Ilmu Gosip, Dongeng, dan lain-lain). Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.
Moleong, Lexy J. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.