Ritual Barong Wae Masyarakat Manggarai Menurut Konsep Sakralitas Alam Mircea Eliade

Penulis

  • Yulianus Hamat Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana
  • Pius Pandor Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana

DOI:

https://doi.org/10.23887/jabi.v6i1.68523

Kata Kunci:

Barong Wae, sakralitas alam, masyarakat Manggarai, kosmos, kehidupan

Abstrak

Fokus tulisan ini adalah menyelami makna ritual Barong Wae masyarakat Manggarai dalam terang konsep sakralitas alam karya Mircea Eliade sebagai upaya menyikapi minimnya kesadaran masyarakat akan pentingnya keberadaan air. Ritual Barong Wae merupakan perayaan yang menunjukkan penghargaan atas air sebagai sumber kehidupan manusia. Ritual ini dilakukan dengan mengundang roh penjaga mata air (ulu wae) untuk hadir dalam perayaan Penti, sebuah upacara untuk mensyukuri hasil panen yang dilaksanakan di sebuah kampung. Ritus ini selaras dengan konsep sakralitas alam karya Mircea Eliade yang menekankan adanya keterlibatan Yang Transenden di dalam alam. Konsep Eliade ini sekaligus menegaskan bahwa air yang menjadi komponen penting di dalam ritual Barong Wae juga adalah simbol kehadiran Yang Transenden yang menyapa masyarakat Manggarai. Tujuan dari pelaksanaan ritus ini adalah untuk memulihkan kembali alam yang telah rusak akibat tindakan manusia. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan yang mendukung tujuan penulis dalam menemukan makna di balik ritual Barong Wae masyarakat Manggarai dalam terang konsep sakralitas alam Mircea Eliade. Penulis juga melakukan studi terdahulu yang membahas ritual Barong Wae dan pemikiran Mircea Eliade untuk mengetahui posisi dan kekhasan penulis dalam tulisan ini. Akhirnya, telaah kritis terhadap ritual Barong Wae berdasarkan pemikiran Mircea Eliade menghasilkan beberapa penemuan yang berguna bagi berbagai analisis berdasarkan kosmologi budaya.

Referensi

Adon, G. 2022. Konsep Religiositas Masyarakat Suku Cepang Manggarai-NTT dalam Simbolisme Ritus Da’de. Jurnal Dialog.

Asman, A. 2023. Konsep “Lima K” (Karong/ Menunjuk Jalan, Kala/ Daun Sirih, Kila/ Cincin, Kaba/ Kerbau, Kilo/ Keluarga) Dalam Perkawinan Adat Orang Manggarai Dalam Terang Filsafat Relasionalitas Armada Riyanto (Sebuah Riset Kultural Filosofis-Fenomenologis). Malang: STFT Widya Sasana.

Avi, G. 2020. Ritus Da’de Suku Cepang Manggarai Dalam Terang Pemikiran Mircea Eliade (Tinjauan Antropologis-Filosofis). Malang: STFT Widya Sasana.

Babo, A., I. 2023. Konsep Relasionalitas Dalam Pepatah “Modho Ne’E Hoga, Meku Ne’E Doa” Dalam Terang Filsafat Armada Riyanto. Jurnal Adat dan Budaya Indonesia.

Barella, Y., Aminuyati, dkk. 2023. Analisis Nilai yang Terkandung dalam Kearifan Lokal Upacara Kematian Suku Tionghoa Hakka di Kota Singkawang, Kalimantan Barat. Jurnal Adat dan Budaya Indonesia.

Budiman, J., Karolus, dkk. (2022). “Estetika Air: Ritual Barong Wae Etnik Manggarai di Flores.” Bali Dwipantra Waskita.

Dillistone, F. W. 2002. The Power of Symbols (Daya Kekuatan Simbol). Terj. A. Wirdmartaya. Yogyakarta: Kanisius.

Eliade, M. 1998. Myth and Reality George Allen and Unwin. London and New York publishers.

Eliade, M. 1959. The Sacred and The Profane. New York: Harcourt, Brace and World.

Hardjono, M. 1983. Homo Religius Menurut Mircea Eliade, dalam Manusia Multidimensional karya M. Sastraprataedja. Jakarta: Gramedia.

Jama, K., & Artadi, M., P. 2022. Estetika Air: Ritual Barong Wae etnik manggarai di Flores. Bali Sangga Dwipantara.

John A., S. 1998. Homo Religious Dalam Mircea Eliade; An Anthropological Evaluation. Leiden, E. J. Brill.

Kanisius, T., D. 2011). Tradisi Lisan Orang Manggarai Membidik Persaudaraan Dalam Bingkai Sastra. Jakarta: Parrhesia Institute.

Kiring, M. 2023. Simbol dalam Suku Dayak Kayan Kalimantan Utara. Jurnal Adat dan Budaya Indonesia.

L. Pals, Daniel. 2006. Eight Theories of Religion. New York: Oxford University Press.

Muda, H., dkk. 2013. Pengertian Ritus-ritus adat orang Manggarai. Ruteng: Lembaga Nusa Bunga Mandiri.

Mukese, J., D. 2015. “Makna Hidup Orang Manggarai”. Dalam Marthin Chen dan Charles Suwendi. Iman, Budaya dan Pergumulan Sosial (Refleksi Yubelium 100 Tahun Gereja Katolik Manggarai). Jakarta: Obor.

Ndalung, F., A. 2017. Compang Sebagai Ruang Sakral dalam Religiusitas Orang Manggarai. Malang: STFT Widya Sasana.

Pandor, P. 2015. Imanensi Dan Transendensi Mori Kraeng Sebagai Wujud Tertinggi Orang Manggarai. Dalam Armada, R., Johanis, O., Dkk. (eds.), Kearifan Lokal Pancasila: Butir-Butir Filsafat Keindonesiaan. Yogyakarta: Kanisius.

Saryano, B., N. 2016. Fenomenologi Edmund Husserl Untuk Membangun Kesadaran Orang Manggarai Tentang Alam. Malang: STFT Widya Sasana.

Sendo, F., dkk. 2022. Ritual Barong Wae Teku Masyarakat Manggarai Desa Poco Ri’i kecamatan Borong Kabupaten Manggarai timur. Sarajatun: Sejarah dan pembelajaran sejarah.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian: Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Susanto, P. S. Hary. 1987. “Mitos Menurut Mircea Eliade”. Yogyakarta: Kanisius.

Yansen, Arnoldus, A., dkk. 2018. Ritual Penti Pada Masyarakat Desa Ndehes, Kecamatan Wae Ri’I, Kabupaten Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur. Jurnal Humanis: Fakultas Ilmu Budaya Unud.

Diterbitkan

2024-03-30

Cara Mengutip

Hamat, Y., & Pandor, P. (2024). Ritual Barong Wae Masyarakat Manggarai Menurut Konsep Sakralitas Alam Mircea Eliade. Jurnal Adat Dan Budaya Indonesia, 6(1), 130–141. https://doi.org/10.23887/jabi.v6i1.68523

Terbitan

Bagian

Articles