SEJARAH DAN STRUKTUR BANUA MENYALI DI BULELENG - BALI SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DI SMA
DOI:
https://doi.org/10.23887/jcs.v1i1.28759Abstract
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Latar belakang empat desa yang memiliki sebuah ikatan membentuk suatu Banua Meyali, (2) Hubungan sosial keagamaan empat desa sebagai pencerminan dari hubungan Banua Menyali, (3) Sejarah dan struktur Banua Menyali di Buleleng – Bali dapat digunakan sebagai sumber belajar sejarah di SMA. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah, sehingga langkah-langkah yang dilakukan adalah (1) Heuristik; (2) Kritik Sumber; (3) Interpretasi; (4) Historiografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, (1) Banua Menyali telah ada kira-kira dari tahun 1044-an, dilatarbelakangi seorang tokoh dari Desa Menyali bernama Jero Pasek Sakti Menyali melakukan persemedian di Pura Puncak Mangu (di daerah Desa Lemukih). Dan mendapatkan paica (anugrah) berupa Padi Berbuah Ketupat, dan Kapas Mebuah Kamen ; (2) Hubungan sosial keagamaan empat desa sebagai pencerminan dari hubungan Banua Menyali nampak pada aspek Ritual Bersama (Keagamaan), Pelaksanaan Gotong Royong, dan aspek Pengaturan Sistem Perkawinan; (3) Banua Menyali di Buleleng – Bali dapat digunakan sebagai sumber belajar Sejarah di SMA karena mengandung nilai historis sebagai salah satu peninggalan sistem kemasyarakatan dari konsep Bali Aga yang dapat dijadikan sumber belajar sejarah lokal di SMA.
Kata Kunci: Banua Menyali, Pencerminan Hubungan Banua, dan Sebagai Sumber Belajar
References
Kurniawan, Benny. 2012. Ilmu Budaya Dasar. Tanggerang: Jelajah Nusa.
Suada, I Nyoman. 2010. Beberapa Himpunan Materi Desa Pekraman/Desa Adat di Bali Dalam Eksistensinya di Era Globalisasi. Denpasar: Yayasan Dewata.
Pusat Kurikulum. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Pedoman Sekolah. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional.
Peraturan Permendiknas No 22 Tahun 2006. Jakarta: BNSP.
Wiana, I Ketut. 2004. Mengapa Bali disebut Bali?. Surabaya: Paramita.
Sumber Lisan
Wawancara dengan Jero Mangku Made Anggar Kasih (56 Tahun) Tanggal 31 Maret 2019
Wawancara dengan Gede Widiarta (51 Tahun) Tanggal 31 Maret 2019