Analisis Aksiologis Kebebasan Ekspresi Majalah Charlie Hebdo dalam Penerbitan Kartun Nabi Muhammad

Penulis

  • Imadah Thoyyibah STISIP Persada Bunda Pekanbaru

DOI:

https://doi.org/10.23887/jfi.v5i1.38824

Kata Kunci:

Kebebasan Ekspresi, Charlie Hebdo, Humanisme Sekular, Kartun Nabi

Abstrak

Abstrak

Penerbitan secara bebas kartun Nabi Muhammad oleh majalah satir Prancis, Charlie Hebdo, telah mengundang beberapa aksi penyerangan dan teror. Kebebasan berekspresi dan berpendapat menjadi alasan Charlie Hebdo secara berulang menerbitkan kartun Nabi Muhammad yang secara interpretatif dianggap menghina dan menodai agama Islam. Penelitian ini bertujuan mengkritisi alasan kebebasan ekspresi majalah Prancis Charlie Hebdo terkait penggambaran kartun Nabi Muhammad secara aksiologis.Penelitian bersifat deskriptif kualitatif rasionalistik dengan menggunakan metode observasi fenomenologis berdasarkan studi kepustakaan. Hasil analisis ditemukan bahwa akar kebebasan ekspresi tersebut berasal dari nilai humanisme sekular.Tindakan pennggambaran kartun Nabi Muhammad oleh majalah Charlie Hebdo diakui bertujuan untuk mengkritik kaum fundamentalis agama. Meskipun memiliki pesan humanis dan tidak bertujuan untuk menghina atau menistakan agama Islam, namun secara aksiologis Charlie Hebdo telah mencampuradukkan antara prinsip nilai adikodrati dari agama supernatural dengan nilai-nilai kodrati dari humanisme sekular. Basis moral agama supernatural berasal dari prinsip nilai kesucian, keagungan, dan ketaatan. Sedangkan basis moral humanisme sekular berasal dari nilai liberalisme yang antroposentris dan ateistik. Perbedaan prinsip aksiologis keduanya menciptakan benturan ideologis yang berpotensi pada konflik horizontal yang tidak berkesudahan yaitu konflik antara radikalisme agama dan radikalisme politik global.

 

Kata kunci: Kebebasan Ekspresi, Charlie Hebdo, Humanisme Sekular; Kartun Nabi

 

Abstract

The free publication of cartoons of the Prophet Muhammad by the French satirical magazine Charlie Hebdo has invited several acts of attack and terror. Freedom of expression and opinion is the reason Charlie Hebdo repeatedly publishes cartoons of the Prophet Muhammad which are interpretively considered to be insulting and desecrating Islam. This study aims to criticize the reasons for the freedom of expression of the French magazine Charlie Hebdo in relation to the axiological depiction of the Prophet Muhammad's cartoon. This research is descriptive qualitative rationalistic using phenomenological observation method based on literature study. The results of the analysis found that the roots of freedom of expression came from the values of secular humanism. Charlie Hebdo magazine's cartoon depiction of the Prophet Muhammad is purportedly aimed at criticizing religious fundamentalists. Even though it has a humanist message and does not aim to insult or insult Islam, Charlie Hebdo axiologically has confused the supernatural values of supernatural religion with the natural values of secular humanism. . Meanwhile, the moral basis of secular humanism comes from the values of liberalism which are anthropocentric and atheistic. The difference in the axiological principles of the two creates ideological clashes that have the potential for endless horizontal conflicts, namely the conflict between religious radicalism and global political radicalism.

 

Keywords : Freedom of Expresion, Charlie Hebdo, Secular Humanism, Prophet Cartoons.

 

Referensi

Agustin, D., & Cristiyaningsih.(2020). Akar Sekularisme dan Mengapa Bisa Muncul Gesekan di Prancis. Retrieved from https://republika.co.id/berita/qj75cs459/akar-sekularisme-dan-mengapa-bisa-muncul-gesekan-di-prancis

Bagus, L. (2005). Kamus Filsafat. Retrieved from http://philpapers.org/rec/SHOMKF

________. (2000). Kamus Filsafa. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama

Bertens, K. (2002). Filsafat Barat Kontemporer; Inggris-Jerman. Jakarta. Gramedia

__________. (2001). Filsafat Barat Kontemporer, Jilid II, Prancis. Jakarta. Gramedia

Bunge, M. (2000). Systemism: The alternative to individualism and holism. Journal of Socio-Economics, 29(2), 147–157. https://doi.org/10.1016/S1053-5357(00)00058-5

Callamard, A. (2015). Religion, Terrorism and Speech in a “Post-Charlie Hebdo” World.Religion and Human Rights.Martinus Nijhoff Publishers. https://doi.org/10.1163/18710328-12341288

Felderhof, M. (2011, January 1). Secular humanism.Debates in Religious Education.Taylor and Francis. https://doi.org/10.4324/9780203813805-21

Fokusmanado.com (4 Januari 2013). Nabi Muhammad Kartun Diterbitkan Majalah Prancis. Retrieved from http://www.fokusmanado.com/2013/01/nabi-muhammad-kartun-diterbitkan.html

Ihsan, R. M., & Syahida, N. (2019). Sekularisme, Trauma Masa Lalu Bangsa Eropa. Retrieved from http://jurnalposmedia.com/sekularisme-trauma-masa-lalu-bangsa-eropa

Indonesia, B. N. (2020). Yang Perlu Diketahui Soal Sekularisme Prancis. Retrieved from https://news.detik.com/bbc-world/d-5236055/yang-perlu-diketahui-soal-sekularisme-prancis

Keane, D. (2015). Cartoons, Comics and Human Rights after the Charlie-Hebdo Massacre. Religion and Human Rights. Martinus Nijhoff Publishers. https://doi.org/10.1163/18710328-12341290

Lexi, J., & M.A., M. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. In Metodologi Penelitian Kualitatif. Rake Sarasin, 54–68. Retrieved from https://scholar.google.com/citations?user=O-B3eJYAAAAJ&hl=en

Masduki, M. (2011). HUMANISME SEKULER VERSUS HUMANISME RELIGIUS (Kajian Tentang Landasan Filosofis dan Upaya Menemukan Alternatif Melalui Pemikiran Seyyed Hossein Nasr). TOLERANSI, 3(1), 98–118. https://doi.org/10.24014/trs.v3i1.1071

Morf, H. (2019). Denis Diderot. In Aus Dichtung und Sprache der Romanen (pp. 327–360). De Gruyter. https://doi.org/10.1515/9783111568157-014

Nafriandi. (2013). PROPAGANDA AGAMA DAN ANCAMAN TERHADAP TOLERANSI BERAGAMA ( STUDI HADIS KARIKATUR NABI ). Turast, 1 No 2. Retrieved from https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/turast/article/view/481

News.detik.com. (27 Oktober 2020).Presiden Turki Erdogan Serukan Boikot Produk Prancis. Retrieved from https://news.detik.com/internasional/d-5229963/presiden-turki-erdogan-serukan-boikot-produk-prancis

Peonidis, F. (2019). Freedom of expression, secularism and defamation of religion: The case of Charlie Hebdo. Social Sciences, 8(10). https://doi.org/10.3390/socsci8100276

Ritaudin, M. S. (2014). RADIKALISME NEGARA DAN KEKUASAAN PERSPEKTIF POLITIK GLOBAL. KALAM, 8(2), 389. https://doi.org/10.24042/klm.v8i2.302

Siregar, F. (2019). Pengantar Filsafat. Indonesian Journal of Theology, 6(1), 110–113. https://doi.org/10.46567/ijt.v6i1.21

Sturges, P. (2015, June 8). Limits to freedom of expression? The problem of blasphemy.IFLA Journal. SAGE Publications Ltd. https://doi.org/10.1177/0340035215584778

Sugiharto (2008). Humanisme dan Humaniora: relevansi bagi Pendidikan. Jalasutra.

Umm.ac.id (19 Januari 2015). Pemred Charlie Hebdo: Kartun Nabi Muhammad Bukan Provokatif. Retrieved from http://www.umm.ac.id/id/international/pemred-charlie-hebdo-kartun-nabi-muhammad-bukan-provokatif.html

Utomo, A. P. (2020). Presiden Perancis dan Kontroversi Kartun Nabi Muhammad. Retrieved from https://www.kompas.com/global/read/2020/10/27/215354170/presiden-perancis-dan-kontroversi-kartun-nabi-muhammad?page=all

Wessler, H., Rinke, E. M., & Löb, C. (2016). Should We Be Charlie? A Deliberative Take on Religion and Secularism in Mediated Public Spheres. Journal of Communication, 66(2), 314–327. https://doi.org/10.1111/jcom.12213

Wijaya, P. (2015). Enam kasus kartun nabi paling menggegerkan. Retrieved from https://www.merdeka.com/dunia/lima-kasus-kartun-nabi-paling-menggegerkan.html?page=all

Yanuartha, R. A., & Sukmi, S. N. (2016). MAKNA KARIKATUR INTERPRETATIF NABI MUHAMMAD PADA COVER MAJALAH CHARLIE HEBDO (Analisis Semiotika Roland Barthes Cover Depan Majalah Perancis Charlie Hebdo Edisi 19 September 2012). Cakrawala, 1–41. Retrieved from https://ejournal.uksw.edu/cakrawala/article/view/78

Diterbitkan

2022-04-27

Terbitan

Bagian

Articles