Perenialitas Kritis Sebagai Bentuk Evaluasi Atas Implementasi Spiritualitas Tentang Filsafat Nusantara
Critical Perennialism as a Form of Evaluation of the Implementation of Spirituality Regarding Nusantara Philosophy
DOI:
https://doi.org/10.23887/jfi.v7i3.65334Kata Kunci:
perenial, filsafat nusantara, spiritualitas, implementasiAbstrak
Dasar persoalan dari penelitian ini mengungkapkan isi dari perennial thought dalam spiritualitas. Oleh karena itu, dalam penelitian ini disarikan secara inisiatif atas kemurnian spiritualitas. Kemurnian spiritualitas ini salah satunya dapat ditelusuri secara perennial kritis. Selanjutnya penelitian tidak sebatas relevansi melainkan menemukan kemutlakan spiritualitas yang dapat terjadi dimanapun termasuk di Nusantara sebagai sebuah kewilayahan yang memuat kandungan budaya yang tinggi artinya bagi kehidupan. Metode penelitian ini adalah kritis konstruktif. Kritis konstruktif dalam pengertian ini dikonstelasikan dengan keadaan kenusantaraan. Kefilsafatan Nusantara dapat dikembangkan salah satunya dengan evaluasi atas spiritualitas. Evaluasi atas spiritualitas penting dikemukakan dalam kerangka tidak terjebak ke dalam fanatisme. Evaluasi tersebut berupa suatu pengupayaan kritis konstruktif yang hasilnya menuju kepada pengembangan kefilsafatan Nusantara yang menuju nilai spiritual. Ini berarti bahwa pertama, kedudukan spiritualitas mesti dalam konteks dan aktualitas yang fleksibel tanpa kehilangan makna. Kedua, fleksibel tidak berarti bahwa perenialitas kritis tidak dimungkinkan kebenarannya yang hakiki sehingga tidak seharusnya menjadi terjebak dalam kungkungan bentuk dan pola tertentu. Ketiga, kemampuan untuk berspiritualitas kritis dengan tanpa kehilangan jati diri secara perenial dan ini sebagai kunci untuk membuka filsafat Nusantara dalam tataran spiritualitasnya. Hasil penelitian menunjukkan bagaimana filsafat Nusantara dapat dikembangkan atas dasar pengertian yang mendalam terhadap spiritualitas terkait dengan perkembangannya di dalam khasanah budaya bangsa. Ini berarti bahwa pertama, perenialitas kritis sekiranya mampu untuk menciptakan sebuah gagasan penting dalam konstelasi kebudayaan dan kedua memberikan kesempatan yang semakin luas dalam menentukan dan memutuskan keluasan spiritualitas Nusantara dalam khasanah filsafat Nusantara yang memiliki suatu bentuk dan pola kebudayaannya yang khas.
Referensi
Alfariz, Fitri, dkk., 2022, JEksplorasi Pemikiran M. Nasroen, Soenoto, dan R. Parmono Dalam Perkembangan Filsafat Nusantara, dalam Jurnal Filsafat Indonesia, Vol 5 No 2 Tahun 2022 ISSN: E-ISSN 2620-7982, P-ISSN: 2620-7990.
Jaspers, Karl, 1950, Perennial Scope of Philosophy, Routledge & Kegan Paul, London.
Krishnamurti, J., 1973, Mind in Meditation, Krishnamurti Foundatin Trust, Pondicherry.
Krishnamurti, J., 1978, Pertanyaan Yang Mustahil, diterjemahkan dari judul asli The Impossible Question, Yayasan Krishnamurti Indonesia, Malang.
Krishnamurti, J.,1980, Exploration into Insight, Harper & Row, San Francisco.
Krishnamurti, J., 1982, Bebas Kekerasan, diterjemahkan dari judul asli Beyond Violance, Yayasan Krishnamurti Indonesia.
Krishnamurti, J., 1982, Mendesaknya Kebutuhan Perubahan, diterjemahkan dari The Urgency of Change, Yayasan Krishnamurti Indonesia, Malang.
Kuswanjono, Arqom, 2006, Ketuhanan Dalam Telaah Filsafat Perenial, Badan Penerbit Fakultas Filsafat UGM, Yogyakarta.
Sahadewa, Ngurah Weda, dkk., 2023, Manusia dan Perubahan Dalam Diri, Lingkaran, Yogyakarta.
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2024 Jurnal Filsafat Indonesia
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Jurnal Filsafat Indonesia Undiksha is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.