Pemanfaatan Pengindraan Jauh Untuk Identifikasi Pemukiman Kumuh di Kota Bandung

Isi Artikel Utama

Anisa Dalilah
Riki Ridwana

Abstrak

Dikota – kota besar termasuk Kota Bandung terdapat wilayah Kumuh. Salah satu penyebab daerah tersebut kumuh disebabkan banyaknya urbanisasi berlebih di daerah tersebut yang bertanda kuatnya gejala kemiskinan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran mengenai pola persebaran pemukiman kumuh di kota bandung, Identifikasi pemukiman kumuh dilakukan dengan cara memanfaatkan pengindraan jauh serta didukung oleh Ground cek ke lapangan untuk memastikannya supaya data yang diperoleh akurat, dengan memperhatikan variable tata letak, ukuran atap, dan kerapatan bangunan. Sedangkan variable lainnya seperti kondisi prasarana lingkungan, kondisi bangunan, dan kepadatan penduduk di peroleh dari survey lapangan serta data sekunder. Dengan menggunakan metode analisis untuk mengetahui pola persebaran pemukiman kumuh dengan menggunakan teknik analisis tetangga terdekat untuk mengetahui jarak pemukiman kumuh terhadap sungai menggunakan Buffer analisis. Sebagian besar pola persebaran pemukiman di kota bandung membentuk pola acak dan cenderung mendekati daerah – daerah pusat kegiatan seperti jasa, perkantoran, dan industri perdagangan.

Rincian Artikel

Bagian
Articles

Referensi

Auliannis, D. (2009). Pemukiman Kumuh Di Kota Bandung. Depok: Universitas Indonesia.

Barbara, P. B., & Umilia, E. (2014). Clustering Permukiman Kumuh di Kawasan Pusat Kota Surabaya. Jurnal Teknik Pomits, 3(2), 172–177.

Christiawan, P. I. (2019a). Designing The Mitigation Model Of Urban Sprawl Potential Impact In Suburban Denpasar, Bali. Journal of Physics: Conference Series, 1363(1), 1–7. https://doi.org/10.1088/1742-6596/1363/1/012100

Christiawan, P. I. (2019b). Tipe Urban Sprawl dan Eksistensi Pertanian di Wilayah Pinggiran Kota Denpasar. Jurnal Wilayah Dan Lingkungan, 7(2).

Christiawan, P. I., & Budiarta, I. G. (2017). Entitas Permukiman Kumuh Di Wilayah Pesisir. Jurnal Ilmu Sosial Dan Humaniora, 6(2), 178–187.

Ekatarji, P., Yunus, H. S., & Rahardjo, N. (2016). Kajian Kualitas Lingkungan Permukiman di Daerah Pinggiran Kota Kasus di Desa Ngestiharjo, Yogyakarta. Majalah Geografi Indonesia, 28(1), 96–102.

Ilmy, F. H., & Budisusanto, Y. (2017). Identifikasi Penentuan Prioritas Kriteria Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan Menggunakan Metode AHP (Analytical Hierarcy Process). Jurnal Teknik ITS, 6(1), 19–21.

Indrawati, L., Hartono, H., & Sunarto, S. (2016). Klasifikasi Pohon keputusan untuk Kajian Perubahan Penggunaan lahan Kota Semarang Menggunakan Citra Landsat TM.ETM+. Majalah Geografi Indonesia, 23(2), 109–123.

Isunju, J. B., Schwartz, K., Schouten, M. A., Johnson, W. P., & van Dijk, M. P. (2011). Socio-economic aspects of improved sanitation in slums: A review. Public Health, 125(6), 368–376. https://doi.org/10.1016/j.puhe.2011.03.008

Maru, A. C. H., & Hidayat, I. N. (2016). Pemanfaatan itra Quickbird dan SIG untuk Pemetaan Tingkat Kenyamanan permukiman di Kecamatan Semarang Barat Utara. Majalah Geografi Indonesia, 30(1), 1–8.

Muhammad, B. A., & Sulistyarso, H. (2016). Arahan Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh Kecamatan Kenjeran dengan Pendekatan Eco-Settlements. Jurnal Teknik ITS, 5(2), 124–128.

Setiadi, A. (2014). Tipologi Dan Pola Penanganan Permukiman Kumuh Di Kota Bontang. Tata Loka, 16(4), 220–233.

Simon, R. F., Adegoke, A. K., & Adewale, B. A. (2013). Slum Settlements Regeneration in Lagos Mega-city : an Overview of a Waterfront Makoko Community. International Journal of Education and Research, 1(3), 1–16.

Sintiawati, I. G. A. P. M. S., Wesnawa, I. G. A., & Suditha, I. N. (2014). Karakteristik dan Proses Terbentuknya Permukiman Kumuh di Wilayah Pesisir Desa Sangsit (Kasus Desa Sangsit). Jurnal Jurusan Pendidikan Geografi, 5(1), 1–10. Retrieved from

http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPG/article/view/3734

Suharini, E. (2007). Menemukenali Agihan Permukiman Kumuh Di Perkotaan Melalui Interpretasi Citra Pengindraan Jauh. Semarang: Universitas Negeri Semarang.