Makna Simbolik dalam Tradisi Mipit Pare pada Masyarakat Desa Mekarsari Provinsi Jawa Barat

Isi Artikel Utama

Muzizat Nurul Fauziah
Fardiah Oktariani Lubis
Ema Ema

Abstrak

Banyak masyarakat Desa Mekarsari yang melakukan tradisi Mipit Pare tetapi tidak mengetahui makna simbol dari tradisi tersebut. Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui makna simbol dan proses pelaksanaan yang terdapat dalam tradisi Mipit Pare. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data diperoleh dari pengamatan langsung, wawancara serta dokumentasi. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa, pelaksanaan tradisi Mipit Pare memiliki beberapa tahapan dan masing-masing memiliki makna simbol, diantaranya : Penentuan hari pelaksanaan memiliki makna simbol bahwa dalam menentukan sesuatu harus sesuai dengan kepercayaan yang dianut agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, sesajen memiliki makna simbol sebagai tanda terimakasih kepada leluhur dan Sanghyang Sri, pembacaan kidung dan membakar kemenyan memiliki makna simbol untuk memanggil leluhur dan Sanghyang Sri, Nyembur memiliki makna simbol sebagai penolak bala, pemotongan Indung Pare memiliki makna simbol sebagai permintaan izin kepada Sanghyang Sri untuk memotong padi, pembagian bakakak dan nasi uduk memiliki makna simbol sebagai tanda syukur. Hasil penelitian menunjukan masyarakat yang senantiasa memanjatkan rasa syukur atas rezeki yang dimiliki, berbagi sesama dan menghormati leluhurnya. 

Rincian Artikel

Bagian
Articles

Referensi

Aini, S. N. (2019). Tradisi Mipit Pare di Kasepuhan Ciptagelar. Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin, 7(1), 133-150.

Anton, & Marwati. (2015). Ungkapan Tradisional dalam Upacara Adat Perkawinan Masyarakat Bajo Pulau Bulu Kabupaten Muna Barat. Jurnal Humanika, 3(15), 1–11.

Corytawaty, N., & Lobodally, A. (2017). Komunikasi Verbal Dan Nonverbal Di Antara Kaum Homoseksual (Studi Deskriptif Pada Pasangan Kaum Homoseksual di Jakarta). Jurnal Cakrawala, 6(2), 277–296.

Elven, S. (2021). Sensus 2020, Penduduk Kabupaten Subang 1,595 Juta Jiwa. Kotasubang.Com. https://www.kotasubang.com/21170/sensus-2020-penduduk-kabupaten-subang-1595-juta-jiwa

Hafid, A., & Raodah, R. (2019). Makna Simbolik Tradisi Ritual Massorong Lopi-Lopi Oleh Masyarakat Mandar Di Tapango, Kabupaten Polman, Provinsi Sulawesi Barat. Walasuji : Jurnal Sejarah Dan Budaya, 10(1), 33–46. https://doi.org/10.36869/wjsb.v10i1.37

Haris, A., & Amalia, A. (2018). Makna Dan Simbol Dalam Proses Interaksi Sosial (Sebuah Tinjauan Komunikasi). Jurnal Dakwah Risalah, 29(1), 16.

Kusumawati, T. I. (2016). Komunikasi Verbal Dan Nonverbal. Jurnal Pendidikan Dan Konseling, 6(2), 84.

Muchlisin, R. (2013). Pengertian dan jenis-jenis Makna Kata dalam Bahasa. Kajianpustaka.Com. https://www.kajianpustaka.com/2013/03/pengertian-dan-jenis-jenis-makna-kata.html

Oktavia, F. (2016). Upaya Komunikasi Interpersonal Kepala Desa Borneo Sejahtera Dengan Masyarakat Desa Long Lunuk. Ilmu Komunikasi, 4(1), 239–253.

Raodah. (2009). Makna Simbolis Tradisi Mappaoli Banua Pada Masyarakat Banua Kaiyang Mosso Provinsi Sulawesi Barat. Patanjala, 07(3), 1–73.

Tanujaya, C. (2017). Perancangan Standart Operational Procedure Produksi Pada Perusahaan Coffeein. Jurnal Manajemen Dan Start-Up Bisnis, 2(1), 90–95.

Xiao, A. (2018). Konsep Interaksi Sosial Dalam Komunikasi, Teknologi, Masyarakat. Jurnal Komunika : Jurnal Komunikasi, Media Dan Informatika, 7(2). https://doi.org/10.31504/komunika.v7i2.1486