Stunting Eksplorasi Pola Pemberian Makan Balita Stunting dan Balita Non Stunting berdasarkan Perspektif Sosio-kultural di Desa Legung Barat
Isi Artikel Utama
Abstrak
Stunting adalah salah satu masalah yang terjadi pada balita. Yang dimana stunting merupakan kondisi balita yang mengalami kekurangan asupan gizi dalam jangka waktu yang panjang sehingga anak mengalami gangguan pada masa pertumbuhan yang dimana tinggi badan lebih pendek dari standar usia. Pola pemberian makan menentukan asupan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh anak. Jika pola pemberian makan kurang baik otomatis asupan zat gizi yang masuk masih belum terpenuhi. Tujuan penelitian ini untuk mengeksplorasi pola pemberian makan balita stunting dan non stunting guna mengetahui sebab akibat dari pola pemberian makan terhadap balita. Dengan begitu peneliti dapat memberikan refleksi terhadap orang tua atau calon ibu mengenai pentingnya pola pemberian makan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang merupakan penelitian yang didasari dari pengalaman individu. Yang dimana pengambilan data sesuai dengan pengalaman orang tua mengatur pola makan balita. Lokasi penelitian dilakukan di Desa Legung Barat Kabupaten Sumenep. Proses pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi lapangan dan wawancara mendalam. Hasil dari penelitian eksplorasi pola pemberian makan terdapat perbedaan antara pola balita stunting dan non stunting yaitu mencakup nutrisi yang diberikan, frekuensi makan, dan jenis makanan. Dan dapat disimpulkan bahwa baik buruknya pola pemberian makan akan berdampak pada tumbuh kembang balita.
Rincian Artikel

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with the Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal the right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License (CC BY-SA 4.0) that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work. (See The Effect of Open Access)
Referensi
Ariyanti, S. (2015). Analisis Faktor Resiko Kejadian Stinting pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Muara Tiga Kabupaten Pidie (Tesis). Repository Universitas Diponegoro
Astari LD, Nasoetion A, Dwiriani C. Hubungan Karakteristik Keluarga, Pola Pengasuhan dan Kejadian Stunting Anak Usia 6-12 Bulan. Media Gizi dan Keluarga. 2005 ; 29(2) : 40–46
Chariri, A. (2009). “Landasan filsafat dan metode penelitian kualitatif”, Paper disajikan pada Workshop Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Laboratorium Pengembangan Akuntansi (LPA), Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang
Damayanti, R. A., Lailatul, M., dan Farapti. 2016. Perbedaan Tingkat Kecukupan Zat Gizi dan Riwayat Pemberian ASI Eksklusif pada Balita Stunting dan Non Stunting. Jurnal Media Gizi Indonesia, 11(2): 61-69.
Denzin, N. K., & Lincoln, Y. S. (Eds.). (1994). Handbook of qualitative research. Sage Publications, Inc.
Dina AA, Nur. 2011. Hubungan Pola Makan Dengan Status Gizi Balita di Kelurahan Tanggung Kecamatan Kepanjen Kidul kota Blitar (Studi pada Balita Umur 24-60 bulan). Tesis. Universitas Negeri Malang. Malang
Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sumenep. Loka karya Penyusunan Strategi Percepatan Penanganan Stunting dengan GETTS [Internet]. 2022. Available from:https://sumenepkab.go.id/berita/baca/lokakarya-penyusunan-strategi-percepatan-penanganan-stunting-dengan-getts
Dwi Barto Rendita. (2023). Hubungan Antara Frekuensi Makan dengan Status Gizi Balita. Jurnal Ilmiah Institut Citra Internasional, 7(1), 49-52. http://jurnalilmiah.ici.ac.id/index.php/JI
Dwijayanti L.A & Ni SayuPutu S.A. (2019). Pola Pemberian Makanan Pada Balita Stunting di Sawah, Kabupaten Buleleng. Jurnal Kesehatan MIDWINERSLION 4(2), 101-106
Garcia Cruz L.M. , et al. (2017). Factors Associatted with Stunting among Children Aged 0 to 59 Months fro the Central Region of Mozambique. Nutrients, 9(5), 1-16. https://doi.org/10.3390/nu9050491
Handayani, Khoiri fury. 2014. Gambaran Konsumsi Makanan Pada Anak Usia Toddler yang Mengalami Gizi Kurang di Kecamatan Balerejo Kabupaten Madiun. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhamadiyah Surakarta
Hasanah U,. Dkk. (2020). Sanitation, and Hygiene a Analysis, and Individual Fakctors for Stunting among Children under Two Years in Ambon. Open Acces Maced. J. Med. Sci, 8(2), 22-26. https://doi.org.10.3889/OAMJMS.2020.5177
Isnantri, F. (2016). Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian Makanan pada Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk Berdasarkan Teori Transcultural Nursing. Skrispsi. Universitas Airlangga
Mugianti, S., Mulyadi, A., Khoirul, A., & Najah, Z. L. (2018). Faktor Penyebab Anak Stunting usia 25-60 bulan di Kecamatan Sukorejo Kota Blitar. Jurnal Ners Dan Kebidanan, 268–278. https://doi.org/10.26699/jnk.v5i3.ART.p268
KementerianKesehatanRepublik Indonesia. (2016). Situasi Balita Pendek. ACM SIGAPL APL Quote Quad, 29(2), 63–76. https://doi.org/10.1145/379277.312726
Khomsan, Ali dan Faisal Anwar. 2008. Sehat Itu Mudah. Bandung : Mizan
Littlejohn, S. W. And K. A. Foss. (2005). Theories of Human Communication. 8th edition. Belmont, USA: Thomson Learning Academic Resource Center
Marwati & Khoiriyah H. (2023). Faktor Kejadian Stunting Pada Balita: Systematic Review. Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat, 12(1), 28-40. https://doi.org/10.33221/jikm.v12i01.1844
Natalia Lia. (2022). Gambaran Pola Pemberian Makan dan Pola Asuh Pada Balita Stunting. Bunda Edu Midwifery Journal (BEMJ), 5(2), 37-43
Ningtias L.O & Umi Solikhah. (2020). Perbedaan Pola Pemberian Nutrisi Pada Balita dengan Stunting dan Non Stunting di Desa Rempoah Kecamatan Baturaden. Jurnal Ilmu Keperawatan Anak, 3(1), 2-8
Oktafiani, A. (2012). Hubungan antara Pola Asuh dan Tingkat Konsumsi dengan Kejadian Status Gizi Kurang pada Balita Usia 24-60 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Wonorejo Kabupaten Pasuruan. Skripsi. Unviersitas Airlangga
Risnah, Dkk. (2021). Pola Pemberian Makan pada Balita Berdasarkan Teori Transcultural Nursing: Literature Review. Indonesian Journal of Clinical Nutrition Physican, 4(1), 36-45
Sulfiyani, et al. (2023). Hubungan Pola Makan, Pendapatan Keluarga, Jumlah Anggota Keluarga dengan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Parigi Kabupaten Muna Tahun 2021. Jurnal Gizi dan Kesehatan Indonesia, 3(4), 138-145
Samosir F.J & Yessi Firstiana. (2020). Jumlah, Jenis, Frekuensi Konsumsi Makanan, dan Status Gizi Anak Balita di Kelurahan Belawan II. Jurnal Kesmas Prima Indonesia, 2 (2), 22-25
Sugiarto, E. (2015). Menyusun proposal penelitian kualitatif: skripsi dan tesis. Suaka Media.
Sunardi, T. (2000). Makanan Sehat Penggugah Selera Makan Balita. Jakarta : Gramedia Pustaka Umum.
Wahyuningsih, S. et al. (2020). Pendidikan, Pendapatan dan Pengasuhan Keluarga dengan Status Gizi Balita. Jurnal Keperawatan Profesional, 1(1), 1-11. doi: 10.36590/kepo.vlil.22.
Waladow, Geiby. dkk. (2013). Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Pada Anak Usia 3-5 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Tompaso Kecamatan Tompaso. Ejournal Keperawatan (e-Kp), 1(1), 1-6. https://doi.org/10.35790/jkp.v1i1.2184
Widianti Sana, Dkk. (2019). Pola Makan Balita Status Gizi Kurang di Puskesmas Ciumbuleuit Cidadap Bandung. Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia: Bandung
Yuwanti, Dkk. (2021). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Stunting Pada Balita di Kabupaten Grobongan. Cendekia Utama, 10 (1), 74-84