KONSEP DIRI MAHASISWI TRI WANGSA (STUDI DRAMATURGI MAHASISWI BERPACARAN BEDA WANGSA DI SINGARAJA)

Authors

  • Viki Mardiyanto Prodi Pendidikan Sosiologi Universitas Negeri Malang

DOI:

https://doi.org/10.23887/jish-undiksha.v9i2.22443

Keywords:

Pernikahan, Nyerod, Mahasiswi Triwangsa, Dramaturgi

Abstract

Dalam pernikahan yang ada di Bali idealnya adalah dilakukan dalam kasta atau wangsa yang setara agar tidak terjadi pernikahan nyerod. Namun ternyata banyak ditemukan kasus mahasiswi triwangsa berpacaran dengan laki-laki dari kasta di bawahnya dan ini membuat para mahasiswi dari golongan triwangsa berusaha untuk menyembunyikan status hubungan mereka dari keluarganya. Artikel mengkaji fenomena ini dari sudut pandang subjektif mahasiswi tri wangsa ini terkait dengan konsep diri mereka. Informan adalah tiga orang mahasiswi dari golongan triwangsa. Hasil dari artikel ini menunjukan bahwa ternyata mahasiswi tri wangsa dalam kaitannya dengan konsep diri, mengembangkan sebuah setting yang berbeda baik secara ruang maupun secara sosialnya, setting tersebut antara lain panggung depan yang merupakan rumah dan panggung belakang kampusnya. Ketika berada di rumah mahasiswi triwangsa memanajemen kesan sealami mungkin untuk menutupi hubungannya. Mahasiswi triwangsa memanfaatkan kehidupan kampus sebagai panggung belakangnya, untuk mempertahankan pola ini mahasiswi triwangsa berusaha untuk memistifikasi jarak antar masing-masing latar.

References

Adi, I. A. R. P., & Tobing, D. H. (2018). Perbedaan Tingkat Kecemasan Dalam Pemilihan Pasangan Wanita Triwangsa Dewasa Awal Di Bali Yang Ditingjau Berdasarkan Pola Asuh Otoritarian. Jurnal Psikologi Udayana, 5(1). Https://Doi.Org/10.24843/Jpu.V5i01.39281

Alit, I. A., & Lestari, M. D. (2014). Hubungan Pola Asuh Authoritative Dengan Kecenderungan Homogamy Dalam Pemilihan Pasangan Pada Wanita Bali Dewasa Awal Wangsa Brahmana Di Denpasar. Jurnal Psikologi Udayana. Https://Ojs.Unud.Ac.Id/Index.Php/Psikologi/Article/View/25129

Ardhianita, I., & Andayani, B. (2005). Kepuasan Pernikahan Ditinjau Dari Berpacaran Dan Tidak Berpacaran. Jurnal Psikologi, 32(2).

Asmarajaya, I. M. (2017). Sistem Kekerabatan Kepurusa Di Bali. Jurnal Advokasi Fh Unmas, 7(1).

Creswell, J. W. (2007). Qualitative Inquiry & Research Design Choosing Among Five Approaches. Sage Publications.

Ihromi, T. O. (1999). Bunga Rampai Sosiologi Keluarga (1 Ed.). Yayasan Obor Indonesia.

Karepun, Kembar. (2017). Menarik Benang Kusut Kasta. Sage.

Ritzer, G. (2008). Teori Sosiologi Dari Teori Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern. Kreasi Wacana.

Sudarma, I. P. (2015). Bias Gender Dalam Perkawinan Beda Wangsa Pada Masyarakat Hindu Di Bali. Jurnal Multikultural & Multireligius, 14(3), 8.

Sudarsini, N. N. (2018). Kasta Dan Warna: Sebuah Kritik Dalam Masyarakat Egaliter. 21(1), 7.

Sukerti, N. N., Agung, I. G. A., & Ariani. (2018). Budaya Hukum Masyarakat Adat Bali Terhadap Eksistensi Perkawinan Beda Wangsa. Jurnal Magister Hukum Udayana, 7(4). Https://Doi.Org/10.24843/Jmhu.2018.V07.I04.P07

Widetya, A. B. C. (2015). Akibat Hukum Perceraian Terhadap Kedudukan Perempuan Dari Perkawinan Nyerod Beda Kasta Menurut Hukum Kekerabatan Adat Bali. Jurnal Hukum Universitas Brawijaya.

Published

2020-09-26

Issue

Section

Articles