PEMASARAN MODAL TUBUH DAN MODAL SIMBOLIK MELALUI IKLAN JODOH PADA MEDIA MASSA CETAK DI BALI (Sebuah Studi Berbasis Gender pada Masyarakat Multikultur)

Authors

  • I Wayan Mudana

DOI:

https://doi.org/10.23887/jish-undiksha.v1i2.4500

Abstract

Penelitian ini bertujuan  mengungkapkan tentang karakteristik sosiokultural
perempuan yang memanfaatkan iklan jodoh, bentuk-bentuk modal tubuh yang dipasarkan
dalam iklan jodoh, bentuk-bentuk modal simbolik yang dipasarkan dalam iklan jodoh,
kecendrungan karakteristik laki-laki yang menjadi pilihan perempuan dalam iklan jodoh,
makna apa yang ada di balik  kecendrungan-kecendrungan  yang ditampilkan dalam teks
iklan jodoh dalam kaitannya dengan masyarakat multikultur, dan  persepsi anggota
masyarkat Bali yang multikultur terhadap iklan jodoh.Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dalam penelitian ini terutama menggunakan
metoda studi dokumen, analisis wacana kritis.  Di samping itu untuk menggali informasi
yang terkait dengan persepsi masyarakat Bali terhadap iklan jodoh, informan penelitian ini
ditunjuk secara purposive snow-ball. Analisis data dilakukan dengan triangulasi data.
Penyajian data dilakukan secara deskreptif kualitatif. Berdasarkan atas hal itu terungkap
bahwa karakteristik pengguna iklan jodoh dapat dinyatakan sebagian besar perempuan.
Perempuan yang memanfaatkan iklan jodoh dilihat dari usia sebagian besar berusia di atas
30 tahun. Pengguna iklan jodoh sebagaian besar beagama Islam, berasal dari Jawa,
umumnya  menetap di kota-kota besar. Bentuk-bentuk modal tubuh yang dipasarkan dalam
iklan jodoh, meliputi tinggi dan berat badan, warna kulit, kesehatan diri. Modal-modal
simbolik yang dipasarkan meliputi, tingkat pendidikan, agama, pakaian, etnis, sikap/perilaku,
status perkawinan, dan pekerjaan.Kecendrungan karakteristik laki-laki yang menjadi pilihan
perempuan melalui iklan jodoh adalah laki-laki yang seiman, berpendidikan, memiliki
pekerjaan tetap, sehat jasmani dan rohani, serta siap nikah. Makna di balik kecendrungan
adanya perkawinan dengan calon pasangan yang seiman, dan berasal dari berbagai etnis
akan berkontribusi bagi dinamika masyarakat multikultur, dengan agama sebagai perekat
hubungan dalam kehidupan keluarga. Persepsi masyarakat Bali terhadap iklan jodoh
sebagai suatu ruang publik untuk menemukan jodoh. Terbatasnya masyarakat Bali
menggunakan iklan jodoh terkait dengan masih luasnya ruang publik yang dapat digunakan
untuk mendapatkan joodoh. Di samping itu juga disebabkan karena dalam proses
perkawinan keluarga, kerabat, masyarakat memiliki peranan penting, dan adanya gengsi
dari individu dan keluarga.

Issue

Section

Articles